Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Intip Hidangan Fufu Garo Rica yang Dimasak Fery Farhati di Pantai Kastela

Fufu Garo Rica yang dimasak Fery Farhati di Pantai Kastela berbahan dasar ikan cakalang fufu. Bagaimana cara memasaknya

31 Januari 2024 | 20.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fery Farhati bersama putrinya, Mutiara Baswedan berkunjung ke Tidore dan Ternate pada 25-26 Januari 2024. Di hari pertama kunjungannya, istri capres Anies Baswedan itu menyempatkan untuk memasak ikan fufu garo rica. Dia memasak bersama ibu-ibu di pinggir Pantai Kastela, Kota Ternate, Maluku Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahan dasar Ikan fufu garo rica adalah ikan cakalang fufu. Kata fufu berasal dari bahasa sehari-hari masyarakat Sulawesi Utara yang berarti asap. Sebab itu disebut cakalang fufu, karena ikan cakalang itu melalui proses pengasapan. Olahan ikan ini sangat terkenal di Sulawesi Utara dan menyebar hingga Maluku Utara. 

Diasapi Selama Dua Sampai Tiga Jam

Teknik memasak serta mengawetkan makanan dengan cara diasap sudah ada sejak dulu. Selain dapat mengawetkan makanan agar lebih tahan lama, hidangan yang melalui proses pengasapan memiliki cita rasa khas yang mampu membangkitkan selera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak heran jika hampir di seluruh daerah di Nusantara memiliki hidangan yang diolah dengan cara diasapi, seperti ikan Selai di Riau, Sogili Asap di Poso, atau ikan Bandeng Asap di daerah Semarang dan Sidoarjo

Uniknya, proses pengasapan ikan cakalang di Sulawesi Utara khususnya Minahasa, termasuk Ternate dan Tidore, memiliki cara khusus. Di mana pengasapan ikan dilakukan selama 2-3 jam. Setelah matang bisa dilangsung disantap, atau dibumbui sesuai selera dan preferensi setiap daerah. Ikan yang diasapi dapat bertahan empat hingga lima hari.

Ikan Fufu Garo Rica

Menu ikan Fufu Garo yang dimasak Fery bersama ibu-ibu di Ternate menggunakan beberapa bumbu dasar. Seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, tomat, fuli, dah jahe. Lalu ada beberapa bumbu rempah seperti, cengkeh, pala dan kayumanis.

Setelah semua bumbu dihaluskan lalu ditumis hingga matang. Kemudian ikan cakalang yang sudah matang disuwir-suwir. Lalu dimasukkan ke dalam bumbu yang sudah dimasak.  

Biasanya, cakalang fufu dinikmati dengan beragam menu lainnya. Seperti yang dilakukan Fery, dia menyantap Fufu Garo Rica dengan singkong rebus, pisang rebus, sambal kacang dan sambal dabu-dabu. Sebagai pelengkap, alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada ini juga menyeruput minuman dari rempah-rempah tradisional. 

Warisan Budaya

Dikenal lama dengan perikanan cakalangnya, pada 1966 masyarakat Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Minahasa dapat mencapai jumlah produksi hingga enam sampai sepuluh ton per hari.

Untuk memudahkan proses produksi yang masif, pengolahan dilakukan dengan cara menusukkan bambu di bagian tengah ikan yang sudah dibelah dua. Kemudian, ikan itu dijepit lagi dengan bambu agar lebih mudah diletakkan di atas para-para atau rak dari anyaman bambu dengan posisi tegak miring 70 sampai 80 derajat.

Dilansir dari lama resmi kemendikbud, Teknik Pengolahan Cakalang Fufu dan produk Cakalang Fufu sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda milik Indonesia, tepatnya sejak tahun 2019.

Fery Farhati pun berharap agar masyarakat juga ikut melestasikan makanan khas daerah di meja makan keluarga masing-masing. "Agar terus diingat oleh anak cucu kita," tulisnya di Instagram

HANIN MARWAH NURKHOIRANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus