Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan Rakus, Selamatkan <font color=#336600>Usus</font>

Gangguan pencernaan bukan hanya terjadi pada lambung, tapi juga pada usus halus dan dua belas jari. Makan dan minum berlebihan dalam pesta akhir tahun ini bisa menjadi penyebabnya. Gejalanya yang sepele, seperti diare, membuat orang kurang waspada. Padahal akibatnya bisa fatal.

4 Januari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESTA-PORA, seperti acara tahun baru yang lalu, sering membuat orang lepas kendali makan dan minum. Bukan senang yang didapat, melainkan sengsara yang datang. Usus Anda terkena akibatnya. ”Usus memang salah satu organ yang sensitif terhadap asupan makanan, maka perhatikan apa pun yang masuk ke tubuh Anda,” kata dokter ahli penyakit dalam spesialis gastronomi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Ari Fahrial Syam, kepada Tempo, dua pekan lalu.

Lihat saja yang terjadi pada Indra, 40 tahun, eksekutif muda yang tergolek di ruang rawat rumah sakit akibat terlalu banyak makan dan minum dalam pesta Natal dua pekan lalu. ”Saya hampir pingsan, seperti dehidrasi, kehilangan banyak air, karena mencret terus-menerus,” katanya.

Pria berbadan gempal itu dirawat di rumah sakit beberapa jam seusai pesta malam itu. ”Saya banyak makan steak dan minum wine,” ujarnya kepada Tempo. Dokter mendiagnosis ada gangguan pada usus halusnya.

Peristiwa yang menimpa Indra dapat dengan mudah terjadi pada siapa pun, para penggemar pesta yang mengkonsumsi makanan dan minum berlebih dibanding hari-hari biasa. Pesta memang biasanya membuat orang permisif terhadap makan dan minum.

Ancaman gangguan pada usus kecil akibat makan dan minum berlebih memang nyata, karena pada Desember ini kita memiliki tiga kali akhir pekan panjang secara berturut-turut. Party goers pasti tidak melepaskan momen jarang ini untuk berpesta dan berpesta lagi. Apalagi bila mereka sudah bekerja keras dan merasa sudah mengikuti pola hidup sehat. ”Sesekali tidak jadi masalah,” demikian mungkin alasannya.

Hal itu memang tidak salah. Tapi, paling tidak, tolong kasihani tubuh Anda, karena organ-organ pencernaan bisa terluka akibat ”serangan” makanan dan minuman berlebihan itu. Ingatlah perjalanan makanan sejak masuk melalui mulut ke kerongkongan lalu diolah lambung menjadi chymus—cairan lambung—untuk diteruskan ke usus dua belas jari (duodenum).

Proses pencernaan pada usus dua belas jari—bagian pertama dari usus halus—dibantu cairan empedu berwarna hijau dan kelenjar pankreas. Nah, kelenjar pankreas ini menghasilkan tiga macam enzim. Amilase bertugas mencerna karbohidrat atau amilum menjadi zat gula; tripsin mengubah protein menjadi asam amino; dan lipase mencerna lemak menjadi asam lemak.

Usus dua belas jari ini bertanggung jawab menyalurkan makanan ke usus halus. Menurut ilmu jaringan tubuh (histologi), terdapat kelenjar yang menghasilkan lendir sebagai pelumas dinding usus dan melindungi dari zat asam saat proses di lambung. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel sangat tipis yang membentuk selaput lendir (mukosa) otot.

Dari usus dua belas jari, chymus bergerak ke usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Di dalam dua bagian usus halus lanjutan inilah sering terjadi gangguan proses pencernaan (maldigesti) dan penyerapan (malabsorbsi). Akibat gangguan tersebut, orang sering mencret, kembung, merasa cepat kenyang, dan begah. ”Mencret bisa terjadi karena makan yang terlalu manis atau berlemak,” kata Ari.

Makanan yang tak bisa dicerna itu adalah akibat kekurangan enzim, yang membantu pencernaan di usus dua belas jari. Misalnya, bila enzim lipase yang kurang, makanan berlemak, apalagi bila berlebihan, akan tidak sempurna dicerna. Akibatnya, terjadilah mencret-mencret.

Pasien yang datang dengan diare kronis disertai mencret-mencret ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ternyata 60 persen penyebabnya adalah peradangan noninfeksi. Dari 60 persen peradangan noninfeksi itu, 70 persen di antaranya kekurangan enzim, yaitu ketika sari makanan diproses di usus dua belas jari.

Menurut ahli nutrisi lulusan Southern College of Naturopathic Medicine, Waldron, Arkansas, Amerika Serikat, Riani Susanto, enzim itu ibarat oli. Masuknya makanan enak-enak—karbohidrat, lemak, dan gula—membuat penggunaan enzim boros. Bila tubuh digerojok ”makanan dan minuman pesta”, enzim terancam habis. ”Jika enzim habis, rambut atau vilus dalam dinding usus jadi tumpul, sehingga mengakibatkan luka,” katanya.

Menurut Riani, seseorang sering lupa menjaga daya tahan tubuh. Mengkonsumsi makanan tinggi lemak, terlalu manis, merokok, kurang berolahraga akan membuat organ-organ tersebut bekerja ekstrakeras. Apalagi kalau organ tersebut tidak diberi makanan yang bergizi. Ibaratnya, pasukan yang dipaksa bertempur terus-menerus tanpa istirahat, tak pernah diberi makan atau gaji yang cukup.

Akibat lebih jauh, menurut Riani, organ bisa mogok. Jika tak terkelola dengan baik, berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, tumor, hingga kanker, bermunculan. ”Itu merupakan tanda tubuh mulai protes,” katanya. Tanda-tanda awalnya berupa mencret.

Mencret bukan penyakit sepele, bila kaitannya dengan gangguan usus dua belas jari—juga usus halus secara keseluruhan. Diare dengan mencret yang tak ditangani dengan baik akan mengakibatkan tuberkulosis usus. Dalam sebuah penelitian yang dimuat di Journal Thorax, jurnal terbitan Swedia, disimpulkan bahwa orang yang didiagnosis mengalami gangguan usus halus saat usia dewasa berisiko terkena infeksi tuberkulosis aktif pada usus halus empat kali lipat lebih tinggi. Nah, bila gangguan sudah terjadi sejak masa kanak-kanak, risikonya bertambah lagi tiga kali lebih tinggi.

Dalam jangka pendek, gangguan usus halus memang tidak berakibat kematian. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, dalam jangka panjang pasien akan kekurangan gizi, kurus, daya tahan tubuh turun, hingga berujung kematian. ”Kalau sudah kronis akan mengganggu organ lain serta menyebabkan perdarahan. Dalam hitungan waktu cukup pendek bisa menyebabkan kematian,” kata Ari.

Tentu saja, jika tak mau jatuh sakit setelah pesta tahun baru, menjaga makanan menjadi perhatian. Itu jika Anda tidak ingin usus halus yang mengular sepanjang tujuh meter dalam tubuh itu membelit menyebabkan kesakitan. ”Ususmu benteng tubuhmu,” nasihat dokter Ari.

Dokter Riani menyarankan agar seseorang yang terkena gangguan pada usus halus mengkonsumsi jus hijau. ”Jus sayuran dan buah-buahan seperti pepaya. Itu yang namanya living enzyme,” katanya.

Ahmad Taufik

Yang Mengancam Usus Halus

Selain akibat kekurangan enzim, masih ada beberapa penyebab penyakit usus halus lainnya:

  1. Bakteri, contohnya Entamoeba coli, Giardia lambia, dan bakteri lainnya. Bakteri ini mengakibatkan malabsorbsi pada usus, sehingga terjadi diare.
    Bakteri lain penyebab sakit usus dua belas jari adalah Helicobacter pylori, koloni bakteri di bagian bawah lambung karena ada peradangan sebelum sampai ke usus dua belas jari.
  2. Parasit, yang merupakan jenis cacing: cestoda atau trematoda. Akibatnya, anemia berat disertai diare hebat.
  3. Virus, salah satu contohnya adalah Rotavirus, paling sering menyerang anak-anak.
  4. Zat teratogen. Ini adalah penyebab paling mematikan, karena si penderita bisa terserang kanker usus.
  5. Kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, dan C, yang dapat mengakibatkan infeksi bakteri pada usus dan aliran darah. Infeksi tersebut mengakibatkan penderita terkena tifus. Kuman tersebut juga dapat menyebabkan gastroenteritis atau keracunan makanan.
  6. Obat rematik juga menyebabkan luka pada usus dua belas jari. Obat rematik tergolong pembunuh rasa sakit yang dikategorikan dalam obat antiinflamasi nonsteroid. Obat jenis ini secara langsung merusak dinding usus, secara tidak langsung melalui darah, menyebabkan penipisan usus dua belas jari, hingga berakibat kematian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus