Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Jangan Senang, Berat Badan Turun Drastis Justru Harus Waspada

Ahli gizi mengingatkan perlunya mewaspadai perubahan berat badan secara drastis tanpa direncanakan karena bisa jadi penanda gangguan kesehatan.

4 November 2023 | 14.44 WIB

Ilustrasi pria menimbang badan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pria menimbang badan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi klinik konsultan di RSCM Jakarta, Wina Sinaga, mengimbau perlunya mewaspadai perubahan berat badan secara drastis tanpa direncanakan karena bisa jadi penanda gangguan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Untuk perubahan berat badan secara drastis merupakan tanda bahaya dan perlu dicari tahu apa penyakitnya," kata Wina di Jakarta, Jumat, 3 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mencontohkan orang-orang dengan status metabolisme sangat tinggi yang terkena penyakit bisa terjadi penurunan 5-10 persen dari berat badan awal. Misalnya, orang dengan berat badan awal 80 kilogram dan dalam tiga bulan terakhir atau tiba-tiba turun 8 kilogram itu perlu diwaspadai apakah terdapat penyakit penyerta.

"Misalnya ada infeksi, kanker, atau penyakit autoimun. Ini bisa jadi penurunan berat badan drastis yang tidak direncanakan," jelasnya.

Hal yang sama juga berlaku pada orang-orang yang mengalami kenaikan berat badan secara drastis tanpa direncanakan, antara lain akibat gaya hidup. Wina menuturkan gaya hidup yang dimaksud adalah jarang berolahraga, menjalani posisi statis seperti duduk di depan komputer atau menonton televisi sambil ngemil, makanan tinggi kalori, tinggi gula. Berat badan naik secara drastis dapat menimbulkan risiko jangka panjang.

"Bisa menimbulkan obesitas, kemudian menimbulkan diabetes dan juga hipertensi," ujar Wina.

Waspadai juga kenaikan berat badan
Wina menyebut kenaikan secara drastis harus diwaspadai meskipun belum ada keluhan dan gejala. Dia menyarankan untuk selalu menimbang berat badan dan cek gizi untuk menghindari risiko-risiko tersebut minimal satu bulan sekali. Khusus untuk orang dalam pengobatan tertentu dapat dipantau bahkan 1-2 minggu sekali.

"Karena perubahan berat badan tersebut akan berperan cukup besar terhadap keadaan penyakit dalam terapi ataupun dalam pemantauan perkembangan," ucapnya.

Untuk menjaga perubahan berat badan dengan sehat masyarakat dapat rutin berolahraga seperti latihan kekuatan otot macam push up, angkat beban, dan pull up, tidak melewatkan sarapan, mengonsumsi makanan tinggi kalori, serat, dan protein, hingga memperbanyak minum air putih dan menghindari stres.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus