Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jantung Tukang Kayu Untuk Dokter Gigi

Dr. william de vreis (as), berhasil memasang jantung buatan penemuan dr. robert k. jarvik, pada seorang pensiunan dokter gigi, barney clark, merupakan yang perama kalinya. (ksh)

18 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUANG kesehatan mencatat sejarah baru dalam operasi jantung manusia. Untuk pertama kali seorang manusia--terpilih seorang pensiunan dokter gigi, yakni Barney Clark--diberikan jantung buatan dari bahan poliuretan. Sejak dioperasi 2 Desember keadaan Clark berangsur membaik. Bahkan, karena operasi itu dinilai sukses, Presiden Reagan beberapa hari kemudian mengirim pesan-pesan khusus kepada dokter gigi itu. Clark sudah berada dalam keadaan hampir mati karena kerusakan jantung (cardiomyopathy) sewaktu ia dibopong ke ruang operasi di pusat medis Universitas Utah, AS. Ia langsung mendapat jantung buatan penemuan Dr. Robert K. Jarvik dari universitas itu. Melalui operasi 7 jam, penggantian jantung yang dipimpin Dr. William DeVries, ternyata hidup Barney Clark masih bisa diperpanjang. Namun berapa lama kelanjutan hidupnya bisa bertahan masih tanda tanya. Sejak mengalami operasi, Barney Clark ditunggui 2 orang suster. Kompresor udara di luar tubuh Clark yang mengendalikan pompa jantung buatan itu, juga ditunggui seorang teknisi ahli. Beberapa jam setelah dioperasi, Clark sudah bisa bergerak-gerak, walaupun masih terbatas di ranjang. Kepalanya bisa memberikan gerakan untuk menjawab pertanyaan. Tangannya pun bisa menulis huruf-huruf "H" dan "O" di lengan suster, sebagai is arat minta minum. Namun tak lama setelah itu Clark merasa dadanya sakit sekali. Leher lengan dan kakinya juga membengkak. Para dokter yang telah membedah pensiunan dokter gigi dari Washington itu segera datang. Operasi kedua, 60 jam setelah operasi pertama, segera dilakukan. Ternyata penyebabnya sepele saja, seperti kata tim pembedah. Yaitu terdapat luka-luka kecil di paru-paru Clark, sehingga terjadi perembesan udara ke rongga dadanya. "Udara yang lari itu seperti nasi mengebul, menyebabkan dada Clark seperti bergelombang-gelombang," kata Dr. Chase Peterson, anggota staf medis dalam operasi itu. Setelah luka-luka di paru-paru Clark dijahit, ternyata semua gangguan yang sempat dirasakan pemakai pertama jantung buatan itu segera hilang. Esok harinya Barney Clark tampak sehat lagi. "Tekanan darahnya seperti tekanan darah pemuda 18 tahun," tutur Peterson. Hari Minggu 4 Desember Clark memang sudah bisa ngobrol. Ia bahkan tertawatawa melihat Unaloy (istrinya) dan kedua anaknya, Stephen dan Karen. "Saya tak menyangka keyakinan ayah bahwa operasinya bisa sukses, benar-benar tercapai," tutur Stephen. Putra Barney Clark itu bangga akan minat ayahnya menyumbangkan diri sebagai manusia percobaan dengan jantung buatan ini. Penderita jantung rusak seperti dialami Barney Clark diperkirakan ada 8.000 hingga 10.000 orang di AS. Mereka sama sekali tak bisa direparasi lewat operasi biasa. Sebenarnya Universitas Utah, tempat jantung buatan itu ditemukan, sudah memberi ketentuan bahwa pasien yang boleh diberi jantung buatan, selain harus bebas dari penyakit kanker, darah tinggi, diabetes dan penyakit-penyakit hati atau paru paru, harus juga berusia antara 17 dan 60 tahun. Adapun Barney Clark, sudah dipilih sejak tahun lalu, ketika usianya masih 60 tahun. Penundaan operasi agaknya untuk menunggu waktu sampai jantung aslinya benar-benar tak mau bekerja lagi. Dengan kata lain orang yang sudah hampir mati karena jantungnya rusak, itulah syarat utama pemakaijantung buatan. Menurut Willem Kolff, kepala divisi organ buatan Universitas Utah, sebenarnya Clark sudah terlalu tua untuk diberikan jantung buatan. "Tapi bagi Clark, inilah kesempatan terakhir untuk memiliki kebanggaan," kata Willem Kolff, yang juga dikenal sebagai penemu mesin dialysis ginjal (1943) dan yang pertamakali memasang jantung buatan pada anjing. Jantung buatan yang dipasang pada Barney Clark adalah rancangan murid Kolff, yakni Robert K. Jarvik (TMPO 7 Maret 1981--Teknologi). Jantung buatan bernama Jarvik -7 itu, meniru bentuk dan fungsi jqntung asli. Ia terdiri dari 2 atrium (ruang pcnerima darah) dan dua ventrikel (ruang pompa) -- seluruhnya terbuat dari bahan poliuretan (poliurethan). Sehelai diafragma di dalam kedua ventrikel itu -kiri dan kanan--digerakkan secara pneumatis dengan udara berkompresi. Setiap pulsa mendorong darah ke luar secara bergantian dari kedua. ventrikel tadi. Ventrikel kanan mengirim darah ke paruparu untuk dibekali oksigen. Sedang ventrikel kiri mendorong darah segar itu melalui aorta ke seluruh tubuh. Biaya operasi termasuk perawatan bagi pemakai Jarvik-7 yang besarnya US$ 50.000 (Rp 3 5 juta)--separuh biaya operasi cangkok jantung -- adalah tanggungan Lembaga Bantuan Kesehatan (Healt Assistance Foundation). Keunggulan lain, jantung buatan mudah diperoleh dibandingkan jantung manusia yang terbatas donornya. Jantung cangkokan dari donor pun belum tentu cocok diterima tubuh penderita. Batasan umur penerima cangkok jantung juga cuma sampai usia 50 tahun. Orang yang menerima jantung buatan, seperti Barney Clark, hidup dengan terikat pada mesin kompresor udara penggerak jantung itu. Tapi Jarvik (35 tahun) yang berwajah kekanak-kanakan itu dan senang melempar-lempar jantung Jarvik ke udara seperti bola, yakin jantung modelnya yang terbaik. Bekas ahli permata dan tukang kayu yang kemudian belajar di Utah ini telah mengatasi rintangan-rintangan teknis utama yang selalu membingungkan para peneliti: yakni darah gampang membeku bila kena benda asing. Toh pendarahan dan pembekuan darah sempat mengkhawatirkan tim DeVries yang cuma berpengalaman praktek pada mayat-mayat sebelum mengoperasi Barney Clark. Selasa pekan lalu, Clark mengalami masa kritis, antara lain kaki kirinya kejang. Para dokter bedah semula menduga serangan itu akibat pendarahan atau pembekuan darah di otak Clark. Tapi tes sinar X dan lain-lain tak menemukan bukti pendarahan atau pembekuan itu. Akhirnya diketahui telah.terjadi ketidakseimbangan unsur kimia dalam. darah Clark. Antara lain unsur potasiumnya kurang, sebaliknya unsur sodium sedikit berlebih. Didua ini terjadi akibat ginjal-ginjal Clark telah dibilas dengan cairan-cairan yang telah memaksa mineral-mineral penting dalam darah ikut terkuras. Karena itu seelah Clark diberi makanan yang mengandung garam dan potasium, yakni wortel dan sop ayam, masa kritis yang sempat berlangsung 120 menit tanggal 7 Desember itu teratasi. Sejak itu, sampai akhir pekan lalu Barney Clark berada dalam keadaan baik. Ia agaknya memang belum merasa perlu menikmati kehidupan di luar. Sebab sambil duduk di ranjang ia bisa berolahraga dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Bila jantung buatan sudah terikat kuat oleh jaringan-jaringan tubuh dalam dadanya, ketua tim bedah, William DeVries menjanjikan izin untuk jalan-jalan atau naik tangga. Tentu saja diikuti peralatan mesin pengendali pompd jantung di luar tubuh yang dihubungkan ke jantung lewar sepasang pipa plastik sepanjang dua meter. Peralatan ini bisa dimuat di atas kercta. Tapi sekarang sedang dicari rancangan peralatan yang lebih kecil, supaya pemakai jantung buatan bisa bebas ke mana-mana, bahkan bisa main golf. Olahrara yang tak dibolehkan bagi pemakai jantung buatan, yakni olahraga yang top dan start dengan kaget, seperti tenis. "Seks mungkin kegiatan yang paling berat bagi orang berjantung buatan," kata DeVries. Satu-satunya masalah yang dipertanyakan sekarang: berapa lama Barney Clark atau penerima jantung buatan lainnya nanti bisa memperpanjang hidup. Pukul rata penerima jantung cangkokan, dari 203 kasus yang pernah dioperasi di Universitas Stanford, 50% bisa memperpanjang hidup lebih dari 5 tahun. Sedangkan rekor bertahan hidup dengan jantung buatan pernah "cuma 9 bulan" dialami Alfred Lord Tennyson--bukan penyair Inggris--tapi nama seekor sapi percobaan di Universitas Utah. Tenny son, akhirnya mati karena infeksi. Banyak sekali dilontarkan pertanyaan terhadap para ahli dari Universitas Utah itu. Misalnya, "bagaimana seandainya tombol di mesin kompresor dimatikan oleh yang bersangkutan karena bosan hidup." Kompresor udara memang dapat dihidup-matikan dengan sebuah tombol terkunci dan "kunci dipegang pasien," kata Dr. Robert Jarvik. Tapi Clark berang dan terhina bila mendengar ejekan seolah ia mau menggunakan tombol pemutus jantungnya itu, bila bosan hidup. Toh sementara ini banyak orang tak ingin bunuh diri dengan memasang jantung buatan itu. Sebaliknya banyak orang sudah mengirim surat kepada Jarvik: apakah mungkin jantung mereka diganti dengan jantung buatan upaya dapat terhindar dari serangan jantung. Jawaban Jarvik, sebagaimana dikutip majalah Discover, "jantung buatan bu kanlah suatu langkah menuju immortalitas. Itu harus dipandang sebagai jantung alam yang sehat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus