RUANG kesehatan mencatat sejarah baru dalam operasi jantung
manusia. Untuk pertama kali seorang manusia--terpilih seorang
pensiunan dokter gigi, yakni Barney Clark--diberikan jantung
buatan dari bahan poliuretan. Sejak dioperasi 2 Desember keadaan
Clark berangsur membaik. Bahkan, karena operasi itu dinilai
sukses, Presiden Reagan beberapa hari kemudian mengirim
pesan-pesan khusus kepada dokter gigi itu.
Clark sudah berada dalam keadaan hampir mati karena kerusakan
jantung (cardiomyopathy) sewaktu ia dibopong ke ruang operasi di
pusat medis Universitas Utah, AS. Ia langsung mendapat jantung
buatan penemuan Dr. Robert K. Jarvik dari universitas itu.
Melalui operasi 7 jam, penggantian jantung yang dipimpin Dr.
William DeVries, ternyata hidup Barney Clark masih bisa
diperpanjang. Namun berapa lama kelanjutan hidupnya bisa
bertahan masih tanda tanya.
Sejak mengalami operasi, Barney Clark ditunggui 2 orang suster.
Kompresor udara di luar tubuh Clark yang mengendalikan pompa
jantung buatan itu, juga ditunggui seorang teknisi ahli.
Beberapa jam setelah dioperasi, Clark sudah bisa bergerak-gerak,
walaupun masih terbatas di ranjang. Kepalanya bisa memberikan
gerakan untuk menjawab pertanyaan. Tangannya pun bisa menulis
huruf-huruf "H" dan "O" di lengan suster, sebagai is arat
minta minum.
Namun tak lama setelah itu Clark merasa dadanya sakit sekali.
Leher lengan dan kakinya juga membengkak. Para dokter yang
telah membedah pensiunan dokter gigi dari Washington itu segera
datang. Operasi kedua, 60 jam setelah operasi pertama, segera
dilakukan. Ternyata penyebabnya sepele saja, seperti kata tim
pembedah. Yaitu terdapat luka-luka kecil di paru-paru Clark,
sehingga terjadi perembesan udara ke rongga dadanya. "Udara yang
lari itu seperti nasi mengebul, menyebabkan dada Clark seperti
bergelombang-gelombang," kata Dr. Chase Peterson, anggota staf
medis dalam operasi itu.
Setelah luka-luka di paru-paru Clark dijahit, ternyata semua
gangguan yang sempat dirasakan pemakai pertama jantung buatan
itu segera hilang. Esok harinya Barney Clark tampak sehat lagi.
"Tekanan darahnya seperti tekanan darah pemuda 18 tahun," tutur
Peterson. Hari Minggu 4 Desember Clark memang sudah bisa
ngobrol. Ia bahkan tertawatawa melihat Unaloy (istrinya) dan
kedua anaknya, Stephen dan Karen.
"Saya tak menyangka keyakinan ayah bahwa operasinya bisa sukses,
benar-benar tercapai," tutur Stephen. Putra Barney Clark itu
bangga akan minat ayahnya menyumbangkan diri sebagai manusia
percobaan dengan jantung buatan ini. Penderita jantung rusak
seperti dialami Barney Clark diperkirakan ada 8.000 hingga
10.000 orang di AS. Mereka sama sekali tak bisa direparasi
lewat operasi biasa.
Sebenarnya Universitas Utah, tempat jantung buatan itu
ditemukan, sudah memberi ketentuan bahwa pasien yang boleh
diberi jantung buatan, selain harus bebas dari penyakit kanker,
darah tinggi, diabetes dan penyakit-penyakit hati atau paru
paru, harus juga berusia antara 17 dan 60 tahun. Adapun Barney
Clark, sudah dipilih sejak tahun lalu, ketika usianya masih 60
tahun. Penundaan operasi agaknya untuk menunggu waktu sampai
jantung aslinya benar-benar tak mau bekerja lagi. Dengan kata
lain orang yang sudah hampir mati karena jantungnya rusak,
itulah syarat utama pemakaijantung buatan.
Menurut Willem Kolff, kepala divisi organ buatan Universitas
Utah, sebenarnya Clark sudah terlalu tua untuk diberikan jantung
buatan. "Tapi bagi Clark, inilah kesempatan terakhir untuk
memiliki kebanggaan," kata Willem Kolff, yang juga dikenal
sebagai penemu mesin dialysis ginjal (1943) dan yang pertamakali
memasang jantung buatan pada anjing. Jantung buatan yang
dipasang pada Barney Clark adalah rancangan murid Kolff, yakni
Robert K. Jarvik (TMPO 7 Maret 1981--Teknologi).
Jantung buatan bernama Jarvik -7 itu, meniru bentuk dan fungsi
jqntung asli. Ia terdiri dari 2 atrium (ruang pcnerima darah)
dan dua ventrikel (ruang pompa) -- seluruhnya terbuat dari bahan
poliuretan (poliurethan). Sehelai diafragma di dalam kedua
ventrikel itu -kiri dan kanan--digerakkan secara pneumatis
dengan udara berkompresi. Setiap pulsa mendorong darah ke luar
secara bergantian dari kedua. ventrikel tadi. Ventrikel kanan
mengirim darah ke paruparu untuk dibekali oksigen. Sedang
ventrikel kiri mendorong darah segar itu melalui aorta ke
seluruh tubuh.
Biaya operasi termasuk perawatan bagi pemakai Jarvik-7 yang
besarnya US$ 50.000 (Rp 3 5 juta)--separuh biaya operasi cangkok
jantung -- adalah tanggungan Lembaga Bantuan Kesehatan (Healt
Assistance Foundation). Keunggulan lain, jantung buatan mudah
diperoleh dibandingkan jantung manusia yang terbatas donornya.
Jantung cangkokan dari donor pun belum tentu cocok diterima
tubuh penderita. Batasan umur penerima cangkok jantung juga cuma
sampai usia 50 tahun.
Orang yang menerima jantung buatan, seperti Barney Clark, hidup
dengan terikat pada mesin kompresor udara penggerak jantung itu.
Tapi Jarvik (35 tahun) yang berwajah kekanak-kanakan itu dan
senang melempar-lempar jantung Jarvik ke udara seperti bola,
yakin jantung modelnya yang terbaik. Bekas ahli permata dan
tukang kayu yang kemudian belajar di Utah ini telah mengatasi
rintangan-rintangan teknis utama yang selalu membingungkan para
peneliti: yakni darah gampang membeku bila kena benda asing.
Toh pendarahan dan pembekuan darah sempat mengkhawatirkan tim
DeVries yang cuma berpengalaman praktek pada mayat-mayat sebelum
mengoperasi Barney Clark. Selasa pekan lalu, Clark mengalami
masa kritis, antara lain kaki kirinya kejang. Para dokter bedah
semula menduga serangan itu akibat pendarahan atau pembekuan
darah di otak Clark. Tapi tes sinar X dan lain-lain tak
menemukan bukti pendarahan atau pembekuan itu.
Akhirnya diketahui telah.terjadi ketidakseimbangan unsur kimia
dalam. darah Clark. Antara lain unsur potasiumnya kurang,
sebaliknya unsur sodium sedikit berlebih. Didua ini terjadi
akibat ginjal-ginjal Clark telah dibilas dengan cairan-cairan
yang telah memaksa mineral-mineral penting dalam darah ikut
terkuras. Karena itu seelah Clark diberi makanan yang
mengandung garam dan potasium, yakni wortel dan sop ayam, masa
kritis yang sempat berlangsung 120 menit tanggal 7 Desember itu
teratasi.
Sejak itu, sampai akhir pekan lalu Barney Clark berada dalam
keadaan baik. Ia agaknya memang belum merasa perlu menikmati
kehidupan di luar. Sebab sambil duduk di ranjang ia bisa
berolahraga dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Bila
jantung buatan sudah terikat kuat oleh jaringan-jaringan tubuh
dalam dadanya, ketua tim bedah, William DeVries menjanjikan izin
untuk jalan-jalan atau naik tangga. Tentu saja diikuti peralatan
mesin pengendali pompd jantung di luar tubuh yang dihubungkan ke
jantung lewar sepasang pipa plastik sepanjang dua meter.
Peralatan ini bisa dimuat di atas kercta. Tapi sekarang sedang
dicari rancangan peralatan yang lebih kecil, supaya pemakai
jantung buatan bisa bebas ke mana-mana, bahkan bisa main golf.
Olahrara yang tak dibolehkan bagi pemakai jantung buatan, yakni
olahraga yang top dan start dengan kaget, seperti tenis. "Seks
mungkin kegiatan yang paling berat bagi orang berjantung
buatan," kata DeVries.
Satu-satunya masalah yang dipertanyakan sekarang: berapa lama
Barney Clark atau penerima jantung buatan lainnya nanti bisa
memperpanjang hidup. Pukul rata penerima jantung cangkokan, dari
203 kasus yang pernah dioperasi di Universitas Stanford, 50%
bisa memperpanjang hidup lebih dari 5 tahun. Sedangkan rekor
bertahan hidup dengan jantung buatan pernah "cuma 9 bulan"
dialami Alfred Lord Tennyson--bukan penyair Inggris--tapi nama
seekor sapi percobaan di Universitas Utah. Tenny son, akhirnya
mati karena infeksi.
Banyak sekali dilontarkan pertanyaan terhadap para ahli dari
Universitas Utah itu. Misalnya, "bagaimana seandainya tombol di
mesin kompresor dimatikan oleh yang bersangkutan karena bosan
hidup." Kompresor udara memang dapat dihidup-matikan dengan
sebuah tombol terkunci dan "kunci dipegang pasien," kata Dr.
Robert Jarvik. Tapi Clark berang dan terhina bila mendengar
ejekan seolah ia mau menggunakan tombol pemutus jantungnya itu,
bila bosan hidup.
Toh sementara ini banyak orang tak ingin bunuh diri dengan
memasang jantung buatan itu. Sebaliknya banyak orang sudah
mengirim surat kepada Jarvik: apakah mungkin jantung mereka
diganti dengan jantung buatan upaya dapat terhindar dari
serangan jantung. Jawaban Jarvik, sebagaimana dikutip majalah
Discover, "jantung buatan bu kanlah suatu langkah menuju
immortalitas. Itu harus dipandang sebagai jantung alam yang
sehat."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini