Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kanker Anak Lebih Sering Ditemukan di Stadium Akhir

Kanker sering ditemukan sudah memasuki fase stadium akhir pada pasien anak. Sehingga penanganan kondisi ini pun semakin sulit.

4 Februari 2025 | 21.31 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua UKK Hemato Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Eddy Supriyadi mengatakan kanker sering ditemukan sudah memasuki fase stadium akhir pada pasien anak. Kondisi ini membuat petugas kesehatan sulit menangani dan menyembuhkannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kalau di kita itu ya pada anak-anak nggak tahu ya, karena sebabnya apa, biasanya kita mendapatkan pada late stage. Jadi kalau ada stadium, misalnya stadium kita bagi 4, kita pasti hampir pasti atau kebanyakan, di stadium 3 dan 4,” kata Eddy dalam diskusi daring mengenai kanker pada anak yang diikuti di Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.

Eddy mengatakan untuk kanker darah seperti leukimia seringkali tidak pernah bisa terdeteksi di awal dan terjadi begitu saja saat anak sudah memasuki gejala ke stadium lanjut. Hal ini karena sebelumnya anak terlihat tidak ada tanda gejala fisik yang aneh sehingga orang tua tidak terlalu memperhatikan perubahan fisik anak.

Tanda gejala leukimia kebanyakan sudah pada tahap lebih parah seperti anak pucat, sakit otot, perdarahan, demam yang sudah berlangsung berminggu-minggu dan baru ditemukan ketika anak di bawa ke rumah sakit.

Sementara pada tumor padat masih bisa diamati dengan deteksi dini kelainan yang ada di fisik anak seperti benjolan di perut, atau kanker mata retinoblastoma. “Kalau misalnya kita temukan pada stadium awal, misalnya pada Retinoblastom, kita temukan pada stadium awal, itu lebih dari 95 persen sembuh,” kata Eddy.

Sementara menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga I Dewa Gede Ugrasena, pasien kanker anak secara umum akan menerima respons pengobatan kemoterapi lebih baik daripada orang dewasa.

Pada penderita kanker dewasa, penggunaan imunoterapi terkadang tidak bisa dipastikan akan menyembuhkan kanker karena sudah banyak terpapar karsinogenik atau gaya hidup sebelumnya yang menyebabkan kanker sulit musnah.

“Pada anak itu hati-hati, kita kalau menerapi kemo itu pasien anak selalu kita berpikir dampak jangka panjangnya. Karena dia akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, sangat beda cara pendekatan terapi anak dan dewasa,” kata Ugra.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus