Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Taman Ismail Marzuki selesai direvitalisasi pada September 2022.
Planetarium Jakarta, yang berlokasi di tengah TIM, tak kunjung dibuka.
Planetarium Jakarta rampung dipugar, tapi alat-alat yang rusak belum diperbaiki.
Sejumlah titik di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, telah ramai pengunjung pasca-revitalisasi. Taman-taman cantik, eskalator, lift, lahan parkir, hingga banyak fasilitas indoor pun masih kinclong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu fasilitas yang mulai digunakan adalah taman rooftop yang berlokasi tepat di atas Observatorium ASKO milik Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ). Taman dengan taburan bebatuan ini menjadi lokasi peneropongan bintang pada 26-27 Juni 2023, yang merupakan peneropongan umum kedua setelah revitalisasi TIM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua observatorium, yakni ASKO dan Raden Saleh, pun bisa digunakan para peneliti. Namun, setelah revitalisasi, belum ada kejelasan tentang perbaikan planetarium dan wahana edukasi astronomi teater bintang. Sejak TIM mulai dipugar pada Juli 2019, planetarium belum juga bisa berfungsi.
POJ merupakan planetarium tertua di Indonesia. Dibangun pada 1964 oleh Presiden Sukarno, pengelolaannya diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969.
Kondisi gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta setelah selesai direvitalisasi di Taman Ismail Mazuki, Cikini, Jakarta, 14 Maret 2023. TEMPO/Febri Angga Palguna
Ketika masih beroperasi, planetarium kerap dikunjungi warga yang ingin melihat simulasi astronomi sekaligus mengenal benda-benda ruang angkasa. Sarah Nabilah, misalnya. Perempuan berusia 27 tahun itu masih mengingat bagaimana serunya dulu menyaksikan simulasi obyek-obyek langit di planetarium. "Sayang, belum bisa dibuka sekarang," kata dia saat ditemui di lokasi peneropongan bintang, TIM, Jakarta Pusat.
Pertanyaan perihal kapan planetarium dibuka kembali dilontarkan banyak warga di laman Instagram Planetarium Jakarta. Namun tak ada jawaban dari pengelola. Di Instagram, @planetariumjkt memajang keterangan "Teater bintang planetarium ditutup hingga waktu yang belum ditentukan".
Penutupan planetarium disebabkan oleh kerusakan sejumlah peralatan. PT Jakarta Propertindo, pelaksana revitalisasi Taman Ismail Marzuki, pernah menjanjikan penyelesaian perbaikan planetarium agar dapat segera dibuka kembali.
Pada April lalu, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Hery Wardhana, mengatakan badan usaha milik daerah Jakarta itu melaporkan rampungnya pemugaran planetarium, baik bagian eksterior maupun interior. Namun ada kendala berupa kerusakan proyektor star ball, semacam proyektor di fasilitas utama mereka.
Arif Rahman, Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (UPPKJTIM), membenarkan bahwa planetarium belum bisa beroperasi untuk umum karena kendala kerusakan peralatan. "Kerusakan star ball agak berat," kata dia saat ditemui di tempat kerjanya.
Arif mengatakan pengelola berupaya mengobati kerinduan warga Jakarta dan sekitarnya kepada planetarium lewat beragam kegiatan. "Salah satunya adalah peneropongan bintang," kata dia. Ia mendorong agar diskusi dan peneropongan terus berlangsung, khususnya di rooftop ASKO. Dia menilai antusiasme masyarakat tinggi, yang terlihat dari ludesnya tiket gratis hanya dalam satu jam. Pengelola pun menambah kuota dari 100 menjadi 150 pengunjung per sesi peneropongan bintang.
Peneropongan benda langit di rooftop observatorium ASKO, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, 26 Juni 2023. TEMPO/Ilona Esterina
Azis Taz Sunjaya, petugas penceramah astronomi POJ, mengatakan belum ada keputusan soal nasib perbaikan peralatan planetarium. "Belum tahu kapan diperbaiki atau diganti proyektor itu," kata Azis. Menurut dia, komponen utama planetarium itu bisa menyala, tapi gagal berputar. "Banyak komponen yang mesti diperbaiki."
Tempo berupaya meminta konfirmasi soal perbaikan alat Planetarium Jakarta kepada PT Jakarta Propertindo lewat sekretaris perusahaan, Syachrial Syarif. Namun dia tidak merespons panggilan dan pesan yang dikirim.
Kalaupun semua perbaikan terlaksana, masih ada kendala lain, yakni belum jelas siapa yang akan menjadi pengelola Planetarium Jakarta. Nurul Iman, Ketua Satuan Pelaksana Edukasi, Informasi, dan Pelayanan TIM, mengatakan Dinas Kebudayaan dan PT Jakpro masih merundingkan urusan pengelolaan tersebut. Iman berharap planetarium dikelola dinas atau pemerintah provinsi.
Sebab, ada opsi pengelolaan oleh pihak swasta. Menurut Iman, pilihan tersebut bisa mengarah ke komersialisasi. "Tiketnya bisa mahal," kata Iman. "Mudah-mudahan bisa kembali dikelola Dinas Kebudayaan sehingga planetarium menjadi wahana edukasi, bukan sekadar wahana wisata."
ILONA ESTERINA | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo