Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kebiasaan Tidur yang Bikin Rambut Rontok

Kebiasaan tidur bisa berkontribusi siginifikan pada kerontokan rambut. Jadi, jangan tidur dengan rambut basah jika tak ingin rambut rontok atau rusak.

7 September 2024 | 22.46 WIB

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin tak menyadari kebiasaan saat tidur bisa menyebabkan rambut rontok. Rambut rontok beberapa helai saja sehari adalah normal tapi tidak demikian jika jumlah kerontokan mencapai 50-100 helai sehari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain itu, kerontokan rambut juga bisa disebabkan masalah kesehatan lebih serius. Dalam beberapa kasus, rambut rontok tak bisa dihindari, misalnya disebabkan kemoterapi atau keturunan. Akan tetapi, kita pun bisa melakukan pencegahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Adeel Ul-Haq, pakar tidur di Bunk Beds di Inggris, kebiasaan saat tidur bisa berkontribusi siginifikan pada kerontokan rambut. Ia meminta orang tidak tidur dengan rambut basah jika tak ingin rambut rontok atau rusak.

Ilustrasi perempuan dengan rambut rontok. Pexels/Yan Krukov

"Kehidupan yang sibuk membuat kita selalu terburu-buru melakukan apapun sebelum tidur. Salah satunya mencuci rambut dan tidur dengan rambut yang masih basah. Meski menghemat waktu, melakukannya akan menyebabkan rambut pecah-pecah dan patah," paparnya, dilansir dari Express.

"Saat tidur dengan rambut basah, kelembapan dan minyak alami diserap bantal. Proses ini membuat rambut dehidrasi dan membuatnya rentan patah. Tidur dengan rambut basah juga meningkatkan risiko ujung rambut pecah-pecah, rambut rusak, dan kulit kepala gatal," tambahnya.

Risiko lain adalah penyebaran bakteri. "Ketika tidur dengan rambut basah maka Anda akan memberi tempat bagi bakteri untuk berkembang biak di bantal dan seprai. Anda mungkin berpikir mengatasinya cukup dengan mencuci sarung bantal. Padahal bakteri bisa menembus ke dalam bantal di mana jutaan jamur akan tumbuh. Akibatnya mungkin muncul bercak merah, ketombe, ruam, dermatitis, bahkan masalah pernapasan," papar Ul-haq.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus