Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik tak terduga tidak memiliki pemicu eksternal yang jelas. Serangan panik dan kecemasan yang sudah diprediksi dapat dipicu oleh hal yang sama. Beberapa pemicu umum meliputi pekerjaan yang membuat stres, mengemudi, situasi sosial, fobia, seperti agorafobia (takut pada keramaian atau ruang terbuka), klaustrofobia (takut pada ruang kecil), dan akrofobia (takut ketinggian), pengingat atau kenangan akan pengalaman traumatis , penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, sindrom iritasi usus besar, atau asma, nyeri kronis, putus obat terlarang atau alkohol, kafein, obat-obatan dan suplemen, masalah tiroid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kecemasan dan serangan panik memiliki faktor risiko yang sama, seperti mengalami trauma atau menyaksikan peristiwa traumatis, baik ketika masih-masih anak atau setelah dewasa, mengalami peristiwa yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai, atau perceraian. Stres dan kekhawatiran yang berkelanjutan, seperti tanggung jawab pekerjaan, konflik dalam keluarga, atau masalah keuangan, hidup dengan kondisi kesehatan kronis atau penyakit yang mengancam jiwa, memiliki kepribadian yang cemas serta memiliki gangguan kesehatan mental lain, seperti depresi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, memiliki anggota keluarga dekat yang juga memiliki gangguan kecemasan atau panik, menggunakan obat-obatan atau alkoholik. Orang yang mengalami kecemasan berada pada peningkatan risiko mengalami serangan panik. Namun, memiliki kecemasan bukan berarti akan mengalami serangan panik.
Dokter tidak dapat mendiagnosis serangan kecemasan tetapi dapat mendiagnosis gejala kecemasan, gangguan kecemasan, serangan panik, dan gangguan panik. Dokter akan menanyakan gejala dan melakukan tes untuk menyingkirkan kondisi kesehatan lain dengan gejala serupa, seperti penyakit jantung atau masalah tiroid.
Untuk mendapatkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik tes darah, tes jantung, seperti elektrokardiogram, evaluasi psikologis atau kuesioner. Bicaralah dengan dokter tentang perawatan lain untuk kecemasan dan serangan panik. Berikut beberapa perawatan yang mungkin mereka diskusikan.
Konseling dan psikoterapi
-Terapi bicara untuk gangguan kecemasan dan panik.
-Terapi perilaku-kognitif (CBT) dapat membantu melihat hal-hal yang membuat khawatir dengan cara baru. Seorang konselor dapat membantu mengembangkan strategi untuk mengelola pemicu ketika muncul.
-Terapi kognitif dapat membantu menentukan, membingkai ulang, dan menetralisir pikiran.
-Terapi paparan melibatkan paparan terkontrol terhadap situasi yang memicu ketakutan dan kecemasan, yang dapat membantu belajar menghadapi ketakutan tersebut dengan cara baru.
-Teknik relaksasi termasuk latihan pernapasan, citra terpandu, relaksasi progresif, biofeedback, dan pelatihan autogenik. Dokter dapat berbicara melalui beberapa di antaranya. Dokter mungkin menyarankan menghadiri sesi individu, sesi kelompok, atau kombinasi keduanya.
Pengobatan
Contoh obat yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan inhibitor reuptake serotonin norepinefrin (SNRI), betablocker, yang dapat membantu mengelola beberapa gejala fisik, seperti detak jantung yang cepat, obat antikecemasan seperti benzodiazepin, obat penenang yang dapat menekan gejala dengan cepat.
Semua obat ini dapat memiliki efek samping. SSRI dan SNRI adalah untuk penggunaan jangka panjang dan perlu waktu untuk merasakan efeknya. Benzodiazepin hanya untuk penggunaan jangka pendek karena ada risiko ketergantungan yang tinggi.
Seringkali dokter akan merekomendasikan kombinasi perawatan. Mereka mungkin juga perlu mengubah rencana perawatan dari waktu ke waktu. Anda harus berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan mental lain untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati gejala yang berhubungan dengan kecemasan dan kepanikan.
Memiliki rencana perawatan dan menaatinya saat serangan terjadi dapat membantu memegang kendali atas diri sendiri. Jika merasakan kecemasan atau serangan panik, coba cara berikut:
Ambil napas dalam-dalam yang lambat. Saat merasakan napas semakin cepat, fokuskan perhatian pada setiap tarikan dan embusan napas. Rasakan perut terisi udarasaat menarik napas. Hitung mundur dari empat saat mengeluarkan napas. Ulangi sampai napas melambat.
Kenali dan terima apa yang dialami. Jika pernah mengalami kecemasan atau serangan panik, Anda tahu itu memiliki tantangan sendiri. Ingatkan diri gejalanya akan berlalu dan Anda akan baik-baik saja.
Latih kesadaran. Intervensi berbasis kesadaran semakin banyak digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan panik. Perhatian penuh adalah teknik yang dapat membantu mengembalikan pikiran ke masa sekarang. Anda dapat melatih perhatian dengan secara aktif mengamati pikiran dan sensasi tanpa bereaksi terhadapnya.
Gunakan teknik relaksasi. Teknik relaksasi meliputi guided imagery, aromaterapi, dan relaksasi otot. Jika mengalami gejala kecemasan atau serangan panik, cobalah melakukan hal-hal yang dinilai menenangkan. Tutup mataa, mandi, atau gunakan lavender, yang memiliki efek relaksasi.
Perubahan gaya hidup berikut dapat membantu mencegah kecemasan dan serangan panik, serta mengurangi keparahan gejala saat serangan terjadi seperti mengurangi dan kelola sumber stres, pelajari cara mengidentifijasi dan menghentikan pikiran negatif.
Selain itu, olahraga teratur, medirasi atau yoga, konsumsi gizi seimbang, bergabung dengan kelompok pendukung untuk orang-orang dengan kecemasan atau serangan panik dan batasi konsumsi alkohol dan kafein serta penggunaan obat-obatan.
Baca juga: Beda Kecemasan dan Serangan Panik