Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kondisi Celine Dion Memburuk Didera Penyakit Stiff Person Syndrom, Apa Itu?

Diva Celine Dion didiagnosis menderita kelainan neurologis autoimun langka memicu kekakuan otot progresif dan kejang yang menyakitkan sejak 2022.

2 Februari 2024 | 19.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi kesehatan diva pop Celine Dion tengah memburuk pasca dirinya terkena Stiff Person Syndrome atau gangguan neurologis yang menyebabkan kendali atas otot-ototnya hilang.

Seperti dilansir CNA Lifestyle, memburuknya kondisi Celine Dion beberapa hari lalu adalah perkembangan terkini pasca pengungkapan diagnosisnya yang menyedihkan pada Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengungkapan itu mendorong pembatalan Tur Dunia Courage yang sangat dinanti-nantikan penggemar. Gangguan neurologis langka ini pun mengharuskan Celine Dion untuk fokus menjalani pengobatan agar bisa kembali tampil di masa mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, apa sebenarnya penyakit Stiff Person Syndrome yang diderita Celine Dion? 

Dikutip dari hopkinsmedicine.org, Stiff Person Syndrom (SPS) adalah kelainan neurologis autoimun langka yang paling sering menyebabkan kekakuan otot dan kejang nyeri yang datang dan pergi dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Namun, beberapa orang mengalami gejala lain seperti gaya berjalan tidak stabil, penglihatan kabur, atau bicara tidak jelas. Gejala SPS diduga terkait dengan jenis SPS yang dimiliki seseorang. 

Stiff Person Syndrom paling sering berkembang pada orang berusia 40 hingga 50 tahun, namun dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.  

Penyebab dan Faktor Risiko Stiff Person Syndrome

Dikutip dari Cleveland Clinic, para peneliti belum mengetahui penyebab pasti dari sindrom orang kaku. Namun pada peneliti mengira itu adalah kondisi autoimun, suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh Anda menyerang sel-sel sehat tanpa alasan yang jelas. 

Menurut Medical News Today, pada orang dengan kelainan autoimun, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel dan jaringan sehat di dalam tubuh seolah-olah merupakan antigen berbahaya. Dalam 80 persen kasus SPS, orang menghasilkan sejenis antibodi yang disebut asam glutamat dekarboksilase (anti-GAD). Ini menyerang protein di neuron otak yang mempengaruhi pergerakan otot, mempengaruhi sumsum tulang belakang dan fungsi otak. 

Termasuk gangguan neurologis langka, Stiff Person Syndrome atau SPS hanya menyerang sekitar satu dari satu juta orang. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, wanita dua kali lebih banyak mengalami sindrom ini daripada pria.  

Selain wanita, beberapa orang dengan jenis penyakit tertentu juga lebih berisiko terkena Stiff Person Syndrome. Berikut faktor risiko penyakit yang mungkin memengaruhi:

- Gangguan autoimun termasuk diabetes, tiroiditis, vitiligo, dan anemia pernisiosa.

- Kanker tertentu termasuk payudara, paru-paru, ginjal, tiroid, usus besar, dan limfoma Hodgkin (salah satu kanker kelenjar getah bening).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus