Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Langkah Pertolongan pada Penderita Gangguan Irama Jantung yang Pingsan

Pingsan adalah salah satu gejala aritmia atau gangguan irama jantung. Berikut cara menolong penderita aritmia yang mendadak pingsan.

8 Juni 2024 | 21.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Alexandra Gabriella menyebut pertolongan yang tepat pada penderita gangguan irama jantung atau aritmia dengan gejala pingsan mendadak dapat mencegah kondisi lebih parah, bahkan menyelamatkan nyawa penderita. Gabi -- sapaannya -- mengatakan pingsan adalah salah satu gejala aritmia. Pingsan disebut berbahaya dan aritmia bisa tanpa gejala awal yang jelas dan terjadi saat sedang beraktivitas atau posisi terlentang, terdapat riwayat sakit jantung, dan riwayat meninggal mendadak pada keluarga karena irama jantung yang bisa tiba-tiba cepat atau melambat, atau juga tiba-tiba ada detak yang menghilang (skip a beat). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik pasien bisa meninggal di tempat. Gabi mengatakan cara tepat untuk menolong orang yang pingsan mendadak, pertama mengecek respons pasien dengan menepuk bahunya dan memanggil namanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jika pasien tidak memberikan respons tanda kesadaran, orang di sekitar harus segera memanggil bantuan dengan berteriak minta tolong atau telepon nomor darurat 112 untuk pertolongan medis," jelasnya dalam diskusi aritmia atau gangguan irama jantung bersama RS Pondok Indah Group di Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024.

Lakukan CPR
Sambil menunggu pertolongan medis datang, orang yang menolong bisa mengecek napas korban dan memeriksa detak nadi, bisa dari pergelangan tangan atau di leher di bawah rahang. Selain itu, orang awam juga bisa melakukan bantuan hidup dasar dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau kerap dikenal dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR) dengan teknik yang benar. CPR dilakukan terus sampai korban sadar atau sampai bantuan medis datang.

“Jika pasien tidak sadarkan diri, posisikan diri dan lingkungan aman, lakukan pijat jantung, posisikan tubuh di sisi korban dan pastikan tangan pada posisi yang benar, lakukan pijat jantung yang kuat dengan kecepatan setidaknya 100 kali per menit dan kedalaman lima centimeter,” kata lulusan Universitas Indonesia itu.

Gabi mengatakan pelatihan bantuan hidup dasar bisa dipelajari di mana-mana dan bisa untuk orang awam, bahkan di luar negeri CPR diajarkan dari sekolah dasar. Hal ini penting agar jika menemukan seseorang pingsan mendadak bisa langsung ditangani agar bisa menyelamatkan nyawanya. Ia juga meluruskan mitos menepuk lipatan siku dapat menyadarkan pasien yang pingsan mendadak.

“Itu enggak ada penjelasan medis, malah itu suatu mitos yang salah dan diluruskan kalau orang pingsan yang ditepuk bahunya, mengecek respons pingsan benar apa enggak,” tegasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus