Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tunda Berlibur Bersama Si Kecil

Anak-anak adalah kelompok yang berisiko tinggi tertular Covid-19. Anak di bawah usia 12 tahun belum mendapat vaksinasi.

21 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Anak-anak adalah kelompok paling rentan terhadap Covid.

  • Apalagi anak-anak di bawah usia 12 tahun belum mendapat vaksinasi.

  • Tunda bepergian dengan membawa anak pada masa libur akhir tahun jika tidak terlalu mendesak.

Pengujung tahun 2021 makin dekat. Sebagian orang sudah bersiap-siap untuk berlibur. Namun pandemi Covid-19 membuat semuanya tidak mudah. Segala aktivitas harus disesuaikan dan mempertimbangkan kesehatan. Pemerintah pun telah menetapkan PPKM level 3 saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Pengetatan mobilitas dan aktivitas masyarakat itu dilakukan demi mengantisipasi kembali melonjaknya angka kasus Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam beberapa bulan terakhir, angka kasus Covid-19 makin menurun sehingga pemerintah melonggarkan kegiatan masyarakat. Tempat hiburan dan wisata di berbagai lokasi telah dibuka kembali. Ini membuat banyak orang tergoda melepaskan penat, bosan, dan stres selama pandemi. Tentunya tak lupa mereka mengajak anak-anak mereka. Sekolah pun telah dibuka sehingga anak-anak pun kembali bersekolah secara tatap muka.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap penyakit ini. Apalagi mereka yang berusia di bawah 12 tahun belum mendapat vaksinasi, yang baru akan diberikan tahun depan. Vaksinasi Covid-19 baru dilakukan untuk anak-anak usia 12-17 tahun hingga orang dewasa dan lansia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per 9 November 2021, jumlah masyarakat yang telah mendapat vaksin dosis 1 sebanyak 64,03 persen dan dosis 2 baru 42,20 persen.

Karena itu, mengajak anak-anak dalam keramaian masih sangat berisiko. Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr Rosalina D. Roeslani Sp.A, mengatakan akan lebih baik mematuhi larangan pemerintah untuk membatasi pergerakan. “Sesuai dengan keputusan pemerintah yang merencanakan PPKM level 3, maka sebaiknya orang tua menahan diri untuk berlibur membawa anak-anaknya,” ujar Rosalina kepada Tempo, Jumat, 19 November 2021.

Rosalina mengingatkan bahwa PPKM level 3 berarti masyarakat tidak boleh bepergian bila tidak ada keperluan mendesak. “Mencegah lebih baik dari mengobati.” Orang tua harus lebih bersabar dan menahan diri untuk tidak bepergian demi mencegah naiknya kasus baru selama libur akhir tahun. Apalagi anak-anak, terutama balita bahkan sampai usia SD, sangat sulit dipantau. Selain itu, meski kasus Covid sudah turun, semua orang tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Orang tua memakaikan anaknya masker sebelum berpergian. Pexels/August De Richelieu

Inisiator Pandemic Talks, Mutiara Anissa, mengatakan godaan berlibur memang ada di depan mata. Banyak yang sudah memesan tiket untuk berlibur. Namun, ia mengingatkan, sebelum berlibur bersama anak, orang tua perlu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, mempelajari situasi Covid-19 di daerah tujuan. Orang bisa membuat riset kecil atau menanyakan tingkat kepatuhan masyarakat kepada teman di daerah itu.

Ia juga mengingatkan ihwal bahaya tinggal bersama orang dengan risiko lebih tinggi, seperti orang usia lanjut, mereka yang mempunyai penyakit bawaan, perempuan hamil, dan anak-anak yang belum divaksin. ”Kita dapat menularkan walau kita tidak punya gejala apa-apa.” Begitu pula jika kita sendiri mempunyai risiko tinggi, seperti baru divaksin, dalam masa pengobatan, atau ada penyakit bawaan.

Selain itu, kita sendiri perlu mematuhi sejumlah syarat, seperti telah divaksin serta bersedia dites dan menjalani karantina. “Liburan di masa pandemi memang banyak yang harus diperhatikan, jangan dipaksakan dan harus dipikirkan dengan matang,” ujarnya.

Dalam unggahan di media sosialnya, Pandemic Talks juga mengingatkan bahwa anak-anak belum aman, terutama di tempat ramai. Covid-19 masih mengancam anak-anak Indonesia. Mengutip data Covid-19.id, sebanyak 1 dari 8 anak Indonesia memiliki riwayat positif Covid-19. Tercatat pula sebanyak 15 ribu anak usia 0-18 tahun meninggal karena Covid-19. Fatality rate kasus Covid-19 pada anak di Indonesia mencapai 3-5 persen, angka tertinggi di Asia.

Maka, Pandemic Talks mengingatkan agar orang tua cukup bijaksana dan mempertimbangkan untuk melakukan liburan. “Sebaiknya para orang tua  tidak sampai lengah membawa anak-anak ke tempat berisiko penularan Covid-19 yang tinggi. Selain itu, dalam kesehariannya tetap menerapkan prokes dengan ketat.”  

DIAN YULIASTUTI

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus