Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bazar yang Tak Butuh Uang

Pasar temporer di Universitas Bakrie berlangsung secara barter. Bertujuan mengurangi konsumerisme dan sampah.

17 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Komunitas pengusung hidup minimalis menggelar pasar gratis di Universitas Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan.

  • Dengan konsep barter, pengunjung pasar ini datang membawa barang bekas untuk ditukarkan dengan barang bekas lain.

  • Terinspirasi pasar donasi di Singapura yang tidak melibatkan sepersen pun uang.

Syahrani Ambarwati menjinjing tote bag berisi tiga lembar kaus dan satu celana jins. Beberapa pakaian tersebut ia dapatkan dari acara saling tukar barang alias pasar barter yang digelar komunitas Lyfe with Less. Kegiatan sosial ini bertajuk Saling Silang Free Market yang berlangsung di Plaza Festival Universitas Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu dan Ahad, 14 dan 15 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saling Silang adalah pasar gratis temporer yang memberikan kesempatan bagi 600 orang dalam dua hari untuk memberi dan mengambil barang bekas layak pakai. Setiap pemilik bisa membawa lima benda dan mendapat token dari penyelenggara sebagai alat tukar untuk mengadopsi barang milik pengunjung lain. Pasar barter ini merupakan yang kedua kalinya digelar Lyfe With Less, komunitas yang mengkampanyekan konsep hidup minimalis, setelah pergelaran pertama pada Maret lalu.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mendapatkan baju dan celana bekas, Syahrani datang dengan lima produk perawatan wajah. Ada bedak, sabun cuci muka, dan krim yang dia serahkan ke panitia acara untuk diletakkan bersama kosmetik preloved lainnya. Mahasiswi semester lima di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie ini mengaku baru membeli barang yang didonasikan tersebut. “Karena ketika digunakan kurang cocok di wajahku, jadi dibawa ke sini,” katanya di lokasi.

Pengunjung berburu barang yang ditukar di pasar gratis Saling Silang, Lyfe with Less, kampus Plaza, Universitas Bakrie, Jakarta, 14 Oktober 2023. Dokumentasi Panitia.

Syahrani sempat bingung mau diapakan kosmetik tidak terpakai itu. Dibuang sayang, disimpan takut kedaluwarsa datang. Maka, begitu mendengar kabar pasar barter, dia tak berpikir dua kali untuk menyerahkannya.

Pada Sabtu siang itu, kosmetik dari Syahrani dipajang berjejer dengan produk kecantikan lainnya. Di meja sebelahnya berderet buku-buku hasil donasi. Berikutnya, ada perlengkapan bayi, sepatu, baju bekas, dan lainnya.

Cynthia Lestari, pendiri komunitas Lyfe with Less, mengatakan pasar gratis tersebut merupakan upaya mengurangi konsumerisme. Ide saling tukar barang alias barter itu, dia melanjutkan, adalah untuk mengubah perspektif masyarakat soal barang bekas. “Barang yang sudah tidak terpakai bisa jadi bermanfaat bagi orang lain. Begitu pun sebaliknya,” kata Cynthia.

Inspirasi pasar gratis di Kuningan itu berasal dari negara tetangga. Di Singapura, The Singapore Really Really Free Market telah menjadi agenda rutin yang dinanti warga—terakhir pada awal Agustus lalu di Marina Barrage, arena piknik di sisi selatan negara pulau tersebut. Di sana, pengunjung bisa membawa pulang aneka barang berkas, dari pakaian, CD, mainan anak, hingga makanan. Ada juga berbagai pelatihan gratis, seperti membaca kartu tarot dan mencukur rambut. Semua gratis.

Di Kuningan, Jakarta Selatan, pilihannya memang belum sebanyak itu. Namun semangatnya sama, yaitu berbagi, mengurangi konsumerisme, dan mengurangi limbah. Berbekal inspirasi dari Singapura, Lyfe with Less menggelar riset kecil pada 2022. Cynthia dan kawan-kawan menanyakan 202 responden, kemudian mendapati banyak dari mereka yang kebingungan harus dikemanakan barang-barang di rumah mereka. Adapun hampir semua responden mendambakan rumah yang lapang dan rapi. “Kami juga bermaksud untuk menghadirkan solusi untuk mengurangi hal yang mubazir,” kata Cynthia.

Cynthia sebelumnya kerap menyerahkan barang-barang tak terpakainya ke berbagai kegiatan donasi. Dia mengatakan berbagi tak hanya membuat rumahnya lebih lapang, tapi juga jiwanya. “Karena space di rumah jadi lebih luas, pikiran lebih jernih, dan beberes lebih gampang,” ujar dia.

Pengunjung berburu barang yang ditukar di pasar gratis Saling Silang, Lyfe with Less, kampus Plaza, Universitas Bakrie, Jakarta, 14 Oktober 2023. TEMPO/Ilona Esterina

Dari Free Market akhir pekan lalu dan Maret lalu, Cynthia melanjutkan, banyak pengunjung yang merasakan hal yang sama. Mereka bisa lebih leluasa beraktivitas di rumah karena banyak barang tidak terpakai tak lagi ada. Keuntungan lain adalah penghematan. Pengunjung, juga Cynthia, dapat mengambil apa pun di pasar donasi itu. “Di sini, semua orang bebas mengambil apa saja yang dibutuhkan,” katanya.

Selain arena barter, pasar bebas Saling Silang itu mengusung prinsip-prinsip penggunaan ulang. Baju bekas yang tidak lolos kurasi dan dianggap tak layak pakai diarahkan ke kotak yang disebut Dropbox Donation Corner. Siang itu, banyak baju bekas sudah terbungkus plastik di sana. Esvy Aspari, petugas hubungan masyarakat Lyfe with Less, mengatakan baju-baju tersebut akan didonasikan ke perusahaan yang membuat kain perca bekas. "Untuk dijadikan kain baru," katanya.

ILONA ESTERINA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus