Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Hendry Yoseph Nainggolan, menjelaskan penderita penyakit jantung perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan pakar sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat seperti naik gunung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saran saya sebaiknya sebelum melakukan aktivitas fisik berat tertentu, misalnya naik gunung, kalau ingin naik gunung kan enggak mendadak, pasti direncanakan. Jadi menurut saya, sebelum melakukannya pastikan dulu konsultasi ke dokter jantung,” saran Hendry dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam ilmu kardiologi, dokter jantung akan menilai banyak hal saat pemeriksaan. Pertama, dokter akan melihat lewat ekokardiografi. Dokter juga akan melihat bagaimana kondisi struktur jantung pada saat pasien datang berkonsultasi.
Lakukan serangkaian tes
Kedua, dokter akan melakukan serangkaian tes, misalnya yang paling sederhana adalah melakukan uji latih jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai seberapa besar kapasitas fungsional pasien tersebut walau sudah dipasangi ring di pembuluh jantungnya.
“Sehingga dari data-data ini bisa disimpulkan bolehnya beraktivitas sejauh dan seboleh apa. Meski merasa tak ada keluhan dan sudah pasang stent, ini adalah aktivitas yang berisiko. Jadi, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dulu,” imbau Hendry.
Apabila sudah berkonsultasi maka pasien akan lebih siap dan mengetahui batas kemampuan fisiknya sehingga saat melakukan aktivitas fisik yang berat ia dengan sendirinya akan mengetahui batasan-batasan untuk dirinya. Hendry juga menjelaskan penanganan penyakit jantung tak hanya soal obat dan stent saja namun penanganannya pun ada yang disebut preventif dan rehabilitatif.
Karena itu, meski penderita penyakit jantung merasa sehat, tak ada keluhan, sudah tak minum obat, serta sudah pasang ring jantung, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan aktivitas berat.
Pilihan Editor: Penyebab Kematian Tertinggi di AS, Penyakit Jantung Nomor 1