Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Peneliti Sebut Film Horor Bisa Bantu Atasi Masalah Mental

Peneliti menggunakan adegan film horor untuk mempelajari rasa takut dan mengembangkan cara penyembuhan gangguan mental.

10 September 2023 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua orang suka atau berani menonton film horor. Tapi sebagian lain menjadikannya hobi atau setidaknya kegemaran tersendiri. Asal tahu saja, para ilmuwan justru menggunakan adegan film horor untuk mencari tahu soal jalinan kunci neural pada manusia yang menjelaskan bagaimana otak memproses perasaan takut dan cemas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti berharap hasil penemuan bisa membantu mencari cara baru untuk menyembuhkan penderita gangguan mental. Banyak orang yang cenderung terus mengingat pengalaman buruk karena dianggap berguna untuk mempertahankan hidup sehari-hari. Akan tetapi, interpretasi yang berlebihan terhadap ketakutan justru hanya menimbulkan kecemasan dan berbagai masalah mental lain, kata para peneliti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka tak perlu mengira-ngira lagi soal sirkuit di otak yang memunculkan ketakutan. Para peneliti dari Universitas California Irvine (UCI) di Amerika Serikat telah merekam aktivitas neuron dengan menggunakan elektroda yang diselipkan di amigdala dan hippokampus yang merupakan dua bagian di otak pada sembilan orang saat mereka menonton film horor untuk merangsang munculnya rasa takut.

“Elektroda dalam otak menangkap gerakan neuron yang melesat setiap milidetik dan mengungkapkan dalam waktu yang sesungguhnya bagaimana otak mempengaruhi stimuli ketakutan,” jelas Zheng Jie, lulusan UCI.

Kenali stimuli emosional
Para peneliti mendapatkan amigdala dan hippokampus berperan penting dalam mengenali stimuli emosional dan melekatkannya di memori. Dengan memahami aktivasi jaringan otak dalam memproses stimuli rasa takut sangat penting dalam mengembangkan cara penyembuhan baru gangguan mental. Hasil penelitian itu diterbitkan di jurnal Nature Communications.

“Kenyataannya, neuron di amigdala dilepaskan 120 milidetik lebih awal dari yang di hippocampus. Kami bisa menghitung dinamika otak dengan presisi seperti itu,” kata Zheng, dikutip dari India Times.

Penelitian terhadap manusia dan hewan telah menegaskan peran amigdala dalam memproses rasa takut dan peran setara hippokampus dalam meningkatkan proses memori dari peristiwa-peristiwa emosional. Sebelumnya tak pernah diketahui bagaimana dua bagian otak yang saling berdekatan tersebut berinteraksi dalam mengenali stimuli rasa takut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus