Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika berusaha meningkatkan literasi masyarakat tentang keamanan digital dengan menjalankan program-program edukasi, termasuk program edukasi bagi guru dan siswa di sekolah. Staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana, mengatakan keluarga juga mesti berperan dalam upaya pencegahan kejahatan siber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau kita bicara kejahatan digital, ini yang bisa memproteksi awal dari pihak keluarga, orang tua, kemudian teman-teman yang masih remaja karena mereka lah yang bisa mulai menggerakkan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menekankan pentingnya peningkatan literasi keluarga mengenai perlindungan data pribadi yang dapat dimanfaatkan para pelaku kejahatan siber. Menurutnya, setiap orang harus sadar mereka memiliki data umum maupun spesifik yang harus dilindungi.
Kurangi penggunaan gawai
Tindakan-tindakan yang memungkinkan orang lain mengakses data pribadi dalam dokumen seperti akta kelahiran dan ijazah akan memudahkan pelaku kejahatan siber menjalankan aksinya.
"Kita harus hati-hati, memahami dulu apa yang menjadi data kita agar tidak mudah melakukan kesalahan. Itu bukan karena kesalahan pihak peretasnya tapi kita sendiri sudah membuka diri," jelasnya.
Selain itu, dia menyarankan orang tua berupaya mengurangi penggunaan gawai dalam keluarga dan memperbanyak komunikasi tatap muka antaranggota keluarga.
"Sebagai orang tua harus memberi contoh bahwa ada waktu-waktu untuk tetap berkomunikasi secara tatap muka. Apalagi kita punya keluarga karena itulah awal kita melindungi diri sendiri dari kejahatan siber," tuturnya.
Pilihan Editor: 4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital