Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Penyebab Anak Susah Makan Menurut Dokter

Dokter anak menyebutkan kebiasaan memberikan satu jenis makanan tertentu kepada anak lama kelamaan menyebabkan anak susah makan.

24 Januari 2024 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak I Gusti Ayu Nyoman Partiwi mengungkapkan penyebab anak susah makan atau hanya menginginkan satu jenis makanan tertentu saja untuk dimakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang sering kita lihat pada anak-anak yang susah makan itu dikasihnya itu-itu saja. Jadi itu yang membuat anak jadi jatuh ke rasa makanan yang itu-itu saja," katanya dalam diskusi tentang MPASI dalam memperingati Hari Gizi Nasional, Rabu, 24 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partiwi menyebutkan kebiasaan memberikan satu jenis makanan tertentu kepada anak lama kelamaan menyebabkan anak enggan mencoba jenis makanan baru atau picky eater dan hanya mau makan dengan jumlah yang sedikit atau small eater. Ia pun menyarankan kepada para ibu untuk lebih berani dalam berkreasi menciptakan makanan anak, terutama pada saat berusia 6-23 bulan, atau pada waktu anak sedang mengonsumsi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Menurutnya, anak dalam periode tersebut sedang mengalami periode kritis dalam belajar dan mengeksplorasi beragam jenis makanan.

"Karena sebenarnya bayi itu kalau sudah 6 bulan sebenarnya kasih apa saja bisa. Kasih makanan yang ibunya konsumsi asal memenuhi proporsi yang dibutuhkan bayi, itu bisa. Jadi tidak usah khawatir, apalagi kalau bayi dari awal kita sudah lihat bayinya akan sulit makan, itu kelihatan biasanya," ujar Partiwi.

Pentingnya protein
Selain jenis makanan, ia juga mengatakan pentingnya protein, baik nabati maupun hewani, dalam makanan agar tumbuh kembang anak optimal. Sementara itu, Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (KIA) Kementerian Kesehatan, Mahmud Fauzi, mengatakan kombinasi antara protein hewani dan nabati penting bagi tumbuh kembang anak.

"Dalam komposisi bahan makanan yang dikonsumsi kita harapkan untuk anak-anak balita karena sekarang sedang masa tumbuh kembang, terutama di usia 6-23 bulan itu memang diharapkan proteinnya," kata Fauzi.

Selain kedua jenis protein tersebut, ia juga menyebut buah-buahan boleh diberikan pada anak di usia tersebut demi meningkatkan selera makannya. "Karena seperti yang kita kenal, makanan itu ada yang sebagai sumber zat untuk energi, ada yang sumber zat pembangun yang biasa disebut dengan protein. Kemudian satu lagi adalah zat pengatur yang berasal dari sumber-sumber sayur dan buah," tuturnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus