Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kapasitas baterai dianggap sebagai kelemahan utama sepeda motor listrik.
Di 360info, Andri Setiawan, dosen teknik sipil UI, menuliskan pentingnya pengembangan sistem penukaran baterai, bukan pengisian baterai, untuk sepeda motor listrik.
Model penukaran baterai telah dijalankan operator ojek online dan dirasakan manfaatnya oleh pengojek.
Hari-hari Yulius, 35 tahun, kini berubah. Menjadi tukang ojek online sejak 2016, dia mengandalkan sepeda motor listrik sejak tujuh bulan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan ini tidak populer di kalangan pekerja ojek online. Sebab, kapasitas baterai sepeda motor listrik sangat terbatas. "Paling lama dua jam. Itu pun dengan catatan baterai masih bagus," ujar Yulius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara teori, baterai sepeda motor listrik yang terisi penuh bisa membawa kita melaju hingga 60 kilometer—sama dengan jarak Jakarta-Bogor. Pada kenyataannya, tidak begitu. "Hitungan 60 kilometer itu kan kalau lurus terus, sementara kami banyak berhenti, turunin penumpang, dan sebagainya. Itu bikin boros," kata Yulius.
Lantas bagaimana mereka bisa bekerja seharian dengan kapasitas baterai cuma dua jam? Sebab, untuk mengisi ulang baterai hingga penuh, butuh sekitar empat jam, bahkan lebih.
Solusinya adalah sistem penukaran baterai. Pengojek online seperti Yulius bisa menukarkan baterai mereka yang menjelang tiris dengan baterai yang terisi penuh di minimarket, seperti Alfamart, Circle K, Alfamidi, dan Family Mart. "Tak semua cabang bisa. Hanya yang bekerja sama dengan operator," kata Yulius.
Pengemudi ojek online mengganti baterai sepeda motor listrik di SPBU Kuningan, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Baterai yang tiris dimasukkan ke mesin, lalu keluar baterai lain yang terisi 50 persen. "Kalau mau yang terisi penuh, ya, masukin lagi baterai yang 50 persen itu," ujarnya.
Sistem penukaran baterai seperti ini juga bisa menjadi solusi pengembangan sepeda motor listrik di Indonesia. Demikian dituliskan Andri Setiawan, lektor kepala di Departemen Teknik Industri Universitas Indonesia, di 360info, situs web ilmiah populer yang dikelola Monash University, Australia.
Karena berdampak buruk pada udara, pemerintah mendorong konversi sepeda motor bensin ke sepeda motor listrik yang nol emisi. Targetnya, di jalanan Indonesia terdapat 12 juta sepeda motor listrik pada 2025. Sasaran jangka pendeknya adalah 1,19 juta sepeda motor listrik per akhir tahun ini.
Namun, hingga pertengahan tahun, baru ada 59 ribu sepeda motor listrik yang mengaspal. Hanya seujung kuku jika dibanding 125 juta sepeda motor bensin yang memenuhi jalan-jalan di negeri ini.
Andri Setiawan mengatakan satu penghalang terbesar pertumbuhan sepeda motor listrik adalah kemampuan baterai. "Butuh empat jam untuk mengisi penuh," katanya lewat artikel.
Alternatif jalan keluarnya, Andri melanjutkan, bukan mengisi ulang baterai tersebut, melainkan menukarnya dengan baterai lain yang sudah terisi di stasiun penukaran. Hanya, ide ini belum dapat terlaksana karena baterai setiap sepeda motor listrik berbeda-beda.
Pengunjung mengendarai sepeda motor listrik dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Tangerang, 11 Agustus 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Maka kuncinya adalah standardisasi baterai motor listrik. Dengan baterai yang terstandar, apa pun jenis dan merek sepeda motornya, baterainya bisa ditukar-tukar. "Ini bisa menjadi angin perubahan dalam pengembangan sepeda motor listrik," kata Andri. Meski demikian, dia mengakui penukaran baterai ini membutuhkan sistem kerja yang rumit dan investasi infrastruktur yang besar.
Di Indonesia, penukaran baterai baru berjalan secara terbatas. Misalnya pada operator ojek online mitra Yulius.
Seharian mengaspal, sepeda motor listrik merek Smoot yang ditunggangi Yulius bisa lima kali tukar baterai. Repot? Tentu. Dia juga perlu berhitung benar saat menerima orderan di posisi baterai kurang dari 50 persen. "Paling jauh 20 kilometer karena kita enggak tahu di daerah tujuan ada penukaran baterai atau tidak."
Namun menggunakan teknologi ramah lingkungan ini bermanfaat langsung ke kantongnya. Sebelumnya, dia paling tidak mengeluarkan sekitar Rp 80-an ribu per dua bulan di bengkel untuk ganti oli. Ongkosnya bisa lebih tinggi kalau perlu ganti kampas rem dan sebagainya. "Sekarang jauh lebih irit karena sepeda motor listrik nol biaya perawatan," kata Yulius.
REZA MAULANA | JIHAN RISTIYANTI | 360INFO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo