Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Psikolog Nilai Childfree Itu PIlihan, Ini Alasannya

Psikolog menyebut pasangan atau orang yang memutuskan tidak punya anak atau childfree adalah pilihan dan setiap orang punya beragam alasan.

10 Februari 2023 | 21.05 WIB

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Perbesar
Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan keluarga Rosdiana Setyaningrum menyebut pasangan atau orang yang memutuskan tidak punya anak atau childfree adalah pilihan dan setiap orang punya beragam alasan yang melatarbelakangi. Ia menilai ada berbagai alasan yang melatarbelakangi orang untuk tak punya anak. Alasan itu pun bisa berbeda antara satu dengan yang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Orang suka bilang, ‘Mungkin dia masa kecilnya trauma.' Kalau menurut saya, belum tentu. Banyak juga orang yang trauma terus malah punya anak," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mencontohkan orang yang berjiwa bebas dan senang bepergian mungkin akan menimbang berkali-kali sebab jika memiliki anak tidak akan leluasa dan harus mengemban tanggung jawab untuk mengurus anak. Contoh lain orang mungkin memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan ketika masih kecil dan merasa lebih baik untuk tidak punya anak setelah menikah. Ada juga yang menyadari belum siap punya anak, baik dari segi materi, fisik, maupun mental.

Diskusikan sejak awal
Jika orang memang belum siap memiliki anak, Rosdiana menilai alangkah baik ketika dia mengaku tidak siap dan memutuskan untuk sementara waktu tidak punya anak. Sebelum masuk ke jenjang pernikahan, ia mengingatkan pentingnya mendiskusikan berbagai perencanaan di masa depan dengan calon pasangan hidup, termasuk keputusan apakah ingin memiliki anak atau tidak.

Terlepas memilih punya atau tidak punya anak, ia menambahkan penting juga untuk tetap membicarakan rencana jangka panjang lain dengan pasangan dan keluarga, termasuk rencana keuangan, asuransi, hingga persiapan jika pensiun.

"Baik mau menikah dengan anak ataupun tidak dengan anak, kita sudah harus memikirkan kalau tua mau bagaimana," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus