Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ragam Hal yang Bikin Pernikahan Tak Bahagia Menurut Terapis

Banyak pemicu hubungan dengan pasangan tak bahagia. Berikut pendapat dan saran terapis mengenai hal-hal yang bisa mengancam kebahagiaan pernikahan.

25 Desember 2023 | 15.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan dengan pasangan adalah salah satu ikatan terpenting dalam hidup yang bisa memberikan cinta dan koneksi, seseorang untuk berbagi pengalaman, dan kesempatan untuk membantu kita berkembang lebih baik lagi. Tapi terkadang ada hal lain yang mempengaruhinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut pendapat dan saran terapis mengenai hal-hal yang bisa mengancam kebahagiaan pernikahan, dilansir dari HuffPost.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membandingkan dengan hubungan orang lain
Manusia memang senang membandingkan diri dengan orang lain. Terkadang hal ini memang bisa menjadi motivasi untuk memperbaiki diri. Tapi bila terlalu sering justru akan menghancurkan kebahagiaan.  

"Daripada sibuk melihat ke luar, habiskan waktu untuk merefleksikan diri seberapa baik Anda telah tumbuh sebagai pasangan atau kesulitan yang telah dialami," ujar terapis perkawinan dan keluarga di Los Angeles, Abigail Makepeace.

Punya anak
Kebanyakan pasangan bahagia ketika punya anak tapi tak semua. Ada juga yang merasa stres setelah dikaruniai keturunan. Penyebabnya, pikiran betapa sulitnya membesarkan anak, tanggung jawab, dan biaya yang dibutuhkan.

Berharap pasangan tak berubah
Banyak yang menganggap pasangan akan tetap sama seperti 5-10 tahun lalu, atau saat sebelum menikah. Padahal, hampir setiap orang mengalami perubahan seiring waktu.

Ilustrasi pasangan tak bahagia. Foto: Freepik.com/tirachardz

Jarang menghabiskan waktu bersama
Kesibukan atau lain hal membuat suami istri jarang menghabiskan waktu bersama. Alhasil, semakin lama jarak pun semakin melebar di antara mereka. 

"Ini yang membuat Anda saling terasing dan semakin rentan mengalami konflik dan juga kemungkinan pengkhianatan," kata terapis pasangan di Los Angeles, David Narang. Ia menyarankan meluangkan waktu 15-20 menit setiap malam untuk bercerita soal pengalaman sepanjang hari. 

Menyalahkan pasangan bila tak bahagia
Makepeace mengaku sering melihat kliennya menyalahkan pasangan atas ketidakbahagiaan pernikahan mereka. "Meskitak bermaksud demikian, mereka menyalahkan pasangan atau menjadikan mereka sebagai kambing hitam kegagalan," ungkapnya. Padahal, tanggung jawab untuk hidup bahagia juga tergantung diri kita sendiri.

Enggan meminta bantuan
Banyak suami istri percaya bisa menyelesaikan masalah sendiri. Mereka enggan meminta bantuan orang lain seperti sahabat, terapis, atau psikolog.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus