Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Rambu Sebelum Tuty Adib Boyong Busana Muslim ke Luar Negeri

Tuty Adib punya syarat tersendiri sebelum memboyong koleksi busananya ke negeri seberang.

20 Oktober 2017 | 21.29 WIB

Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani
Perbesar
Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap perancang busana tentu ingin karyanya dinikmati oleh setiap orang, baik di dalam maupun luar negeri. Namun bagi perancang busana Tuty Adib, tak semua pakaian cocok untuk ditunjukkan ke khalayak di luar negeri, khususnya busana muslim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tuty Adib punya syarat tersendiri sebelum memboyong koleksi busananya ke negeri seberang. Biasanya, dia akan meriset seperti apa karakter atau kebudayaan di negara yang dituju. "Kalau mendapat kesempatan pameran di luar negeri, sebaiknya kenali dulu negara tujuan," ujar Tuty Adib yang merupakan desainer langganan keluarga Presiden Joko Widodo ini di Jakarta Convention Center, Kamis 12 Oktober 2017.

Selama 17 tahun berkarier sebagai perancang busana, Tuty Adib sudah berulang kali menyuguhkan karyanya ke Jepang, Cina, Amerika, dan Australia. Menurut Tuty Adib, memperkenalkan busana muslim kepada masyarakat di negara yang penduduk muslimnya minoritas bukan urusan mudah.

Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani

Ketika mengikuti Tokyo Modest Fashion Show yang berlangsung pada Oktober 2016 di acara Halal Expo Japan 2016 misalnya, Tuty Adib sengaja tidak mengetengahkan koleksi busana yang rumit, detail, dan banyak aksesoris. "Sebab masyarakat Jepang itu cenderung menyukai busana yang ringkas, tak suka ribet," ujarnya. Sebab itu, Tuty Adib membawa pakaian dengan garis potong yang bersih dan simpel.

Tuty Adib juga memilih membawa berbagai potong busana, misalnya blus, rok, mantel, kardigan, celana panjang, dan lainnya. Dengan begitu, peminat busana muslim yang ingin memiliki potongan-potongan busana itu dapat memadupadankan dengan pakaian yang mereka miliki. "Jadi kalau dipisah satu per satu juga tetap bisa dipakai oleh semua orang," katanya.

Dengan cara itu, Tuty Adib tetap memperkenalkan busana muslim namun bisa menjangkau pasar yang lebih besar. Tak lupa Tuty Adib membawa berbagai busana dengan karakter budaya Indonesia, semisal batik, tenun, maupun songket.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus