Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang di Asia Tenggara mencukur habis rambut bayinya pada usia tertentu. Ini merupakan bagian dari budaya atau agama yang banyak dianut. Tapi di luar alasan budaya atau agama, para orang tua membotaki bayinya dengan tujuan agar rambutnya tumbuh lebih lebat. Benarkah?
Baca juga: Jangan Salah, 3 Kebiasaan Perawatan Ini Bisa Merusak Rambut
Untuk diketahui, bayi terlahir dengan rambut vellus atau rambut bawaan. Rambut ini tidak hanya tumbuh di kepala, tapi juga hampir seluruh bagian tubuh kecuali bibir, telapak tangan dan kaki, area kelamin, dan belakang telinga. Di bagian kepala, rambut vellus memang tampak lebih tebal dan panjang, tapi di bagian tubuh lainnya cenderung pendek, tipis, berwarna pucat, dan hampir tidak terlihat.
Sebagian besar bayi kehilangan lapisan rambut lembut ini sekitar bulan keempat. Sebagai gantinya, di bagian kepala akan tumbuh rambut terminal atau rambut dewasa.
Lalu, apakah mencukur rambutnya akan membuat rambut dewasa anak lebih lebat? Tekstur dan volume rambut anak Anda sebenarnya ditentukan oleh genetika dan tidak ada hubungannya dengan pencukuran kepalanya. Rambut tumbuh dari folikel dan semua orang dilahirkan dengan jumlah folikel rambut yang tetap di kepala kita.
Jadi, apakah Anda mau mencukur habis rambut anak atau tidak, itu tidak mempengaruhi kelebatan rambutnya. Rambut memang tampak tampak lebih tebal setelah dibotaki karena tumbuhnya merata dan ujungnya tumpul, tak lagi halus seperti ketika baru dilahirkan.
Baca juga: Sebab Rambut Tak Boleh Sering Dicreambath
Lebat atau tidaknya rambut anak Anda ketika dewasa kelak akan terlihat ketika usianya di atas satu tahun. Itu karena seluruh rambut di kepala bayi Anda sudah berganti dengan rambut dewasa. Sekali lagi, mencukur atau menyisir rambut Anda sesering mungkin tidak berpengaruh pada kelebatan rambutnya.
TIMES OF INDIA | BABY CENTER
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini