Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

Pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru, merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Apa saja resikonya?

8 September 2024 | 06.38 WIB

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Perbesar
Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Paru-paru merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang berungsi sebagai organ respirasi atau pernapasan untuk proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dari darah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meskipun idealnya manusia memiliki dua organ paru-paru, namun beberapa orang mungkin saja hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun penyebab manusia hanya memiliki satu paru-paru bisa karena kanker atau masalah kesehatan lainnya yang menyebabkan dokter harus melakukan pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru.

Lebih lanjut, merujuk studi di Jurnal Kanker yang menyebutkan bahwa pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian.

Kemungkinan komplikasi yang terkait dengan pneumonektomi, yaitu:

  • Kegagalan pernapasan
  • Pendarahan dan syok yang berlebihan
  • Irama jantung yang tidak normal, atau aritmia
  • Aliran darah berkurang
  • Gumpalan darah di paru-paru, atau emboli paru
  • Radang paru-paru
  • Anestesi dari operasi juga membawa risikonya sendiri.

Pasca proses operasi pengangkatan paru-paru dilakukan, pemulihan penuh tanpa komplikasi bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan agar dapat menjalani kehidupan yang relatif normal dengan satu paru-paru.

Dalam beberapa kasus, sebagian orang yang hidup dengan satu paru berisiko mengalami penurunan aliran darah atau pingsan serta pada kondisi tertentu akan merasa seperti kehabisan napas atau sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari.

Terlebih bagi orang dengan riwayat merokok atau kondisi paru-paru lain, maka harus membatasi fungsi paru-parunya dengan ekstra hati-hati. Mereka mungkin memerlukan bantuan tambahan selama pemulihan dan harus bekerja sama dengan dokter untuk memahami risiko buruknya.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | RIZKI DEWI AYU
Pilihan editor: Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru, Ini Riwayatnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus