Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sosrokartono
Yang suka mampir dalam meditasi Sabdono Surohadikusumo konon
adalah Raden Mas Panji Sosrokartono. Pemikir kebatinan ini lahir
10 April 1887 di Jepara, meningal 8 Februari 1952 dan dimakamkan
di Kudus.
Ajarannya yang masih berdengung sampai sekarang adalah yang
berbunyi perang tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sugih tanpo
bondo (berperang tanpa bala-tentara, menang tanpa mengalahkan,
kaya tanpa harta benda).
Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menyandang gelar
doktorandus dari sebuah perguruan tinggi di luar negeri. Ketika
tinggal di Paris sempat menjadi koresponden surat kabar yang
terbit di situ dan meliput Perang Dunia 1. Di kota itu pula dia
praktek penyembuhan paranormal melalui telepon. Ketika
meninggal, di dalam kopornya ditemukan setumpuk surat-surat dari
para pasiennya yang menyatakan terima kasih. Kabarnya
surat-surat itu tak pernah dibukanya sampai akhir hayat.
Teguh Sadjiko
Pangkatnya pembantu letnan satu TNI AU. Ia kabarnya pernah
berhasil mengusir hama wereng di daerah Kebumen dan Banyumas
hanya dengan air putih. Air itu memperoleh "kekuatan" setelah
ditaruh di depan tempat salat hajat 2 rakaat. Salat permohonan
itu katanya, kalau diterima Tuhan akan mendapat petunjuk berupa
sinar terang yang masuk ke dalam gelas. Gelas tadi lantas
buru-buru harus ditutup. Supaya kekuatan gaibnya tidak terbang.
Tetapi, katanya, wereng yang kena unsur metafisika saja yang
perlu pakai air putih berkekuatan gaib itu. Kalau wereng biasa
cukup dicampurkan saja dengan insektisida yang dikeluarkan
Departemen Pertanian. "Dicampur dengan air putih mukjizat ini,
obat hama itu akan meningkat keampuhannya," katanya.
Loogman
Pastor yang bernama lengkap H.J. Handoyo Lukman Msc ini berusia
46 tahun. Ia juga meracik jamu. Tapi yang paling populer dari
dia adalah kumparan magnetis penolak bala, seperti santet dan
guna-guna. Alat itu terbuat dari kabel tembaga yang dimasukkan
ke dalam pipa plastik sebesar ibu jari.
Katanya, alat itu akan mempengaruhi gelombang-gelombang listrik.
Jika ada santet atau guna-guna, maka gelombang listrik yang
berputar dari situ akan melemparkan santet dari tubuh. Sekarang
dia sibuk membuat penangkal santet model baru - berbentuk burung
yang juga dibikin dari kawat tembaga. "Tak heran, saya sering
dijuluki dukun kabel," katanya tertawa.
Tak banyak yang tahu, tahun 1971 dia hampir mati gara-gara
penangkal santetnya itu. Rupanya kumparan magnetis yang dia
pakai setelah kecelakaan mobil, aliran listriknya berkumpul di
pusat sarafnya. "Sakitnya bukan main," ungkapnya.
Rauf Wiranatakusumah
Putra ke-17 dari menteri dalam negeri pertama, R. Arya Adipati
Wiranatakusumah ini menurut cerita, ketika berusia 2 tahun
pernah lumpuh dan kepalanya benjol di bagian kanan. Merasa
tersisih dari perhatian ayahnya, Rauf, 41 tahun, gemar
menyendiri dan senang mistik. "Kalau ada yang bercerita di suatu
tempat, seperti pohon beringin, ada hantunya, saya malah
mengambil veldbed dan tidur di situ," ceritanya.
Ketika remaja pernah main band sebagai penabuh drum. Malah
pernah main di night club. Menjadi pemain figuran dalam film
Pendekar Sumur Tujuh dan Pemburu Mayat. Ketika beralih profesi
dari pelaut dan crew pesawat terbang ke paranormal pesanan
terbesar diperolehnya dari Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi untuk ikut membuat hujan buatan. Tak jelas bagaimana
hasilnya. "Saya tak betah karena gajinya dua belas ribu rupiah
sebulan," katanya.
Rustamadji
Pelukis realis berusia 62 tahun yang tinggal dekat stasiun
kereta api Klaten ini menurut pengakuannya pada saat tinarbuka,
saat semua rasa dan pikiran dikosongkan dari tubuhnya, ia bisa
berbuat hal yang menurut orang awam aneh. "Dalam keadaan seperti
itu saya bisa berdialog dengan debu, semut, pohon dan lain-lain
ciptaan Tuhan."
Ia pun mengaku sudah menulis 40 judul buku yang katanya ditulis
berdasarkan tuntunan Tuhan. Dia hanya meletakkan pensil ke atas
kertas. Tangannya jalan sendiri. "Apa yang saya tulis semuanya
menuruti petunjuk Tuhan. Kalau berdasarkan otak saya, tidak
mungkin. Sebab saya hanya tamat SD Muhammadiyah."
Tentu masih banyak lagi paranormal yang memillki
keunikan-keunikan tertentu - seperti pengakuan mereka. Percaya
atau tidak, tapi paling tidak, seperti kata Toeti Herati, doktor
Filsafat Metafisika itu, dapat menjadi bahan penelitian para
ilmuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo