Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Roh wartawan dari paris

Percaya atau tidak kaum paranormal merupakan dari masyarakat. Macam-macam tingkah dan keajaiban mereka. beberapa di antaranya.

12 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosrokartono Yang suka mampir dalam meditasi Sabdono Surohadikusumo konon adalah Raden Mas Panji Sosrokartono. Pemikir kebatinan ini lahir 10 April 1887 di Jepara, meningal 8 Februari 1952 dan dimakamkan di Kudus. Ajarannya yang masih berdengung sampai sekarang adalah yang berbunyi perang tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sugih tanpo bondo (berperang tanpa bala-tentara, menang tanpa mengalahkan, kaya tanpa harta benda). Ia merupakan orang Indonesia pertama yang menyandang gelar doktorandus dari sebuah perguruan tinggi di luar negeri. Ketika tinggal di Paris sempat menjadi koresponden surat kabar yang terbit di situ dan meliput Perang Dunia 1. Di kota itu pula dia praktek penyembuhan paranormal melalui telepon. Ketika meninggal, di dalam kopornya ditemukan setumpuk surat-surat dari para pasiennya yang menyatakan terima kasih. Kabarnya surat-surat itu tak pernah dibukanya sampai akhir hayat. Teguh Sadjiko Pangkatnya pembantu letnan satu TNI AU. Ia kabarnya pernah berhasil mengusir hama wereng di daerah Kebumen dan Banyumas hanya dengan air putih. Air itu memperoleh "kekuatan" setelah ditaruh di depan tempat salat hajat 2 rakaat. Salat permohonan itu katanya, kalau diterima Tuhan akan mendapat petunjuk berupa sinar terang yang masuk ke dalam gelas. Gelas tadi lantas buru-buru harus ditutup. Supaya kekuatan gaibnya tidak terbang. Tetapi, katanya, wereng yang kena unsur metafisika saja yang perlu pakai air putih berkekuatan gaib itu. Kalau wereng biasa cukup dicampurkan saja dengan insektisida yang dikeluarkan Departemen Pertanian. "Dicampur dengan air putih mukjizat ini, obat hama itu akan meningkat keampuhannya," katanya. Loogman Pastor yang bernama lengkap H.J. Handoyo Lukman Msc ini berusia 46 tahun. Ia juga meracik jamu. Tapi yang paling populer dari dia adalah kumparan magnetis penolak bala, seperti santet dan guna-guna. Alat itu terbuat dari kabel tembaga yang dimasukkan ke dalam pipa plastik sebesar ibu jari. Katanya, alat itu akan mempengaruhi gelombang-gelombang listrik. Jika ada santet atau guna-guna, maka gelombang listrik yang berputar dari situ akan melemparkan santet dari tubuh. Sekarang dia sibuk membuat penangkal santet model baru - berbentuk burung yang juga dibikin dari kawat tembaga. "Tak heran, saya sering dijuluki dukun kabel," katanya tertawa. Tak banyak yang tahu, tahun 1971 dia hampir mati gara-gara penangkal santetnya itu. Rupanya kumparan magnetis yang dia pakai setelah kecelakaan mobil, aliran listriknya berkumpul di pusat sarafnya. "Sakitnya bukan main," ungkapnya. Rauf Wiranatakusumah Putra ke-17 dari menteri dalam negeri pertama, R. Arya Adipati Wiranatakusumah ini menurut cerita, ketika berusia 2 tahun pernah lumpuh dan kepalanya benjol di bagian kanan. Merasa tersisih dari perhatian ayahnya, Rauf, 41 tahun, gemar menyendiri dan senang mistik. "Kalau ada yang bercerita di suatu tempat, seperti pohon beringin, ada hantunya, saya malah mengambil veldbed dan tidur di situ," ceritanya. Ketika remaja pernah main band sebagai penabuh drum. Malah pernah main di night club. Menjadi pemain figuran dalam film Pendekar Sumur Tujuh dan Pemburu Mayat. Ketika beralih profesi dari pelaut dan crew pesawat terbang ke paranormal pesanan terbesar diperolehnya dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk ikut membuat hujan buatan. Tak jelas bagaimana hasilnya. "Saya tak betah karena gajinya dua belas ribu rupiah sebulan," katanya. Rustamadji Pelukis realis berusia 62 tahun yang tinggal dekat stasiun kereta api Klaten ini menurut pengakuannya pada saat tinarbuka, saat semua rasa dan pikiran dikosongkan dari tubuhnya, ia bisa berbuat hal yang menurut orang awam aneh. "Dalam keadaan seperti itu saya bisa berdialog dengan debu, semut, pohon dan lain-lain ciptaan Tuhan." Ia pun mengaku sudah menulis 40 judul buku yang katanya ditulis berdasarkan tuntunan Tuhan. Dia hanya meletakkan pensil ke atas kertas. Tangannya jalan sendiri. "Apa yang saya tulis semuanya menuruti petunjuk Tuhan. Kalau berdasarkan otak saya, tidak mungkin. Sebab saya hanya tamat SD Muhammadiyah." Tentu masih banyak lagi paranormal yang memillki keunikan-keunikan tertentu - seperti pengakuan mereka. Percaya atau tidak, tapi paling tidak, seperti kata Toeti Herati, doktor Filsafat Metafisika itu, dapat menjadi bahan penelitian para ilmuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus