Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang terburu-buru memahami arti cinta dan kemudian menyesal setelah tahu pilihannya salah. Usia dewasa sepertinya cukup terlambat untuk memahami arti cinta dan komitmen sesungguhnya sebab di usia itu idealnya telah memasuki dan menjalani cinta dan komitmen itu sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana menghindari masalah tersebut? Dilansir dari Brides, pakar hubungan cinta asal Los Angeles, Amerika Serikat, Mary Kay Cocharo, membagi empat nasihat yang perlu diketahui sejak berusia 20-an.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cinta adalah awal
Cinta itu awal, dalam pernikahan dibutuhkan lebih dari sekadar asmara. Komitmen, kebaikan dan kemurahan hati juga berperan penting, begitu juga komunikasi. Cari pasangan yang cocok, antara lain punya kesukaan, nilai, atau pandangan hidup yang sama.
Tertarik belum tentu cinta
Saat masih muda, kita berpikir harus menikah dan hidup berbahagia selamanya dengan orang yang membuat kita jatuh cinta. Senyawa kimiawi dan hormon yang ada di tubuh terstimulasi ketika jatuh cinta. Sayangnya, senyawa dan hormon itu bisa menghilang seiring waktu. Jadi, saat mengenal dan merasa jatuh cinta pada seseorang, coba rasakan dan pikirkan pelan-pelan.
Jangan terburu-buru. Untuk maju ke jenjang selanjutnya, lebih baik tahu orang tersebut dari luar dan dalam daripada mengklaim kita jatuh cinta. Ketertarikan seksual juga bukan faktor yang baik dalam menentukan hubungan jangka panjang.
Cari bantuan di masa sulit
Setiap hubungan jangka panjang pasti memiliki tantangan tersendiri. Butuh kerja keras untuk bisa hidup bersama pribadi lain setiap hari. Pernikahan berarti bangun pagi dan berkomitmen dengan orang yang sama setiap hari, bahkan ketika kita merasa malas bersamanya dalam seminggu terakhir. Kalau perasaan negatif terhadap pasangan muncul setiap hari, segera cari bantuan. Apalagi kalau sudah berada dalam enam tahun pernikahan dan perasaan negatif itu tak juga hilang.
Jangan lupa perhatikan diri sendiri
Setelah menikah, biasanya wanita akan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan pasangan. Ini baik, tapi jangan sampai kehilangan waktu untuk diri sendiri. Sama seperti petunjuk darurat ketika naik pesawat, “Pakai masker oksigen terlebih dulu, baru tolong orang di sekitar." Jadi, jangan lupa sesekali manjakan diri dengan berolahraga, berdoa, meditasi, membaca, berkumpul dengan teman, atau mengunjungi orang tua.
Pilihan Editor: Hubungan Toxic Sering Berawal dari Percikan, Apa Maksudnya?