Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Selamat tinggal, kaca mata

Para dokter mata as kini bisa melakukan pemolesan kornea mata hingga menjadi lensa pengganti kaca mata. dengan laser dingin, yang dikenal dengan excimer. biaya sekitar rp 6 juta.

31 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan pisau laser excimer, para dokter mata kini dapat mengasah kornea jadi lensa. Biayanya mahal. KALAU ramalan Daniel Durrie bisa dipercaya, sepuluh tahun lagi kaca mata jadi barang langka. Ada sebabnya ahli mata di Klinik Hunkeler, Kansas City, Amerika Serikat ini berkata begitu. Ia telah melakukan operasi pada 20 pasien berkaca mata minus dan 18 orang di antaranya keluar ruang operasi dengan mata normal. Dengan menggunakan sinar laser "dingin" yang dikenal dengan nama excimer, ia memoles kornea mata pasiennya hingga menjadi lensa pengganti kaca mata. Durrie bukanlah satu-satunya pemakai jurus baru ini. Banyak dokter mata di kota besar di AS seperti Boston, New York, Los Angeles, dan New Orleans, menerapkannya pada sekitar 1.200 pasien. Ini adalah sebagai bagian akhir dari penelitian di bawah pengawasan Food and Drugs Administration (FDA). Bila berjalan baik, teknik operasi yang berkembang sejak 1987 itu akan resmi diakui pemerintah AS. Itu harapan bagi sekitar 143 juta pemakai kaca mata di AS. Hasil studi perdana terhadap 250 pasien yang telah mengikuti operasi ini masih menyisakan 15-20% pasien yang belum dapat meninggalkan kaca matanya, kendati mengurangi ukuran minus atau plusnya. Mengapa kegagalan masih ada? Mungkin "pemolesan" kornea belum pas ukurannya. Adapun ukuran pemolesan ini didapat seperti ahli kaca mata mengukur minus atau plusnya mata pasien. Bedanya, yang dipoles bukan lagi sebingkai lensa, melainkan kornea mata pasien yang "dipoles" seperti lensa yang diinginkan. Pemolesan, dimungkinkan karena sinar laser excimer. Berbeda dengan sinar laser yang umum, yang menggunakan atom sebuah elemen kimia sebagai sumber energinya, excimer menggunakan dua jenis atom: argon dan fluorine. Elemen ini membentuk molekul yang disebut dimmers, kemudian dirangsang dengan elektron hingga menghasilkan energi excimer. Kelebihan excimer yang dipancarkan pada spektrum ultraviolet yang kasat mata ini adalah kemampuannya memutuskan ikatan molekul dan melumatkan sel tanpa menimbulkan panas yang dapat membakar sel-sel jaringan. Makanya, itu sangat tepat menyayat organ tubuh yang peka seperti mata. Penyayatan tentu harus akurat. Itulah sebabnya, tangan dokter tak dipercaya untuk memakainya, melainkan dilakukan dengan robot berotak komputer. Selain arahnya harus tepat dan penyinaran yang cuma beberapa detik, juga ditentukan dalam dangkalnya pemolesan. Bila penyayatan tipis, minusnya mata penderita rabun jauh tak bisa sempurna disembuhkan. Sebaliknya, bila sayatannya banyak, mungkin malah menghasilkan rabun jauh. Selain risiko sayatan yang tak tepat, keluhan dari pasien adalah pengembunan alias mengelabunya sekeliling kornea, usai operasi dilakukan. Dan itu baru hilang setelah enam bulan. Dokter menduga, ini upaya mata menyembuhkan luka akibat sayatan laser. Yang penting, kebanyakan pasien mengaku penglihatannya tidak lagi terganggu awan kelabu itu. Operasi dengan laser itu juga bisa menyembuhkan mereka yang menggunakan kaca mata bifocal dan yang menderita astigmatisme (lengkung permukaan bias mata yang tidak teratur). Selain itu, laser dingin sedang dicoba untuk menyembuhkan kerak di kornea yang muncul akibat penyakit atau kecelakaan. "Proses ini lebih murah dan aman daripada transplantasi kornea," kata Walter Stark, profesor bidang opthalmology di Universitas John Hopkins, AS. Bersama dengan sekitar selusin institusi lainnya, universitas tersohor ini sedang menyempurnakan teknik penggunaan laser excimer. Menurut para pengritik proses ini, pemotongan beberapa bagian kornea ini dianggap melemahkan kornea. Selain itu, sekitar 25% pasien yang telah menjalani operasi ini -- jumlah totalnya di AS mencapai 750.000 -- terpaksa kembali memakai kaca mata setelah lima tahun. Yang belum jelas, adakah pemanfaatan teknik laser excimer bisa menghilangkan dampak jangka panjang ini. Seandainya FDA meloloskan teknik baru ini, bukan berarti semua pemakai kaca mata bisa segera bergembira. Karena, biaya operasi cukup mahal dibandingkan dengan harga kaca mata biasa. Ada ahli yang memperkirakan biaya itu sampai Rp 6 juta. Selain mahal, operasinya juga nyeri. "Wah, hidung, telinga, dan gigi saya sakit," tutur Debra Reynold, yang baru menjalani operasi, kepada Rebecca Peri, wartawati The Washington Post. "Rasanya seperti seseorang menusukkan beling di mata saya," katanya. Kendati demikian, Reynold tak menyesal. "Seumur hidup saya mendambakan bebas dari ketergantungan kaca mata," kata pasien yang kini penglihatannya normal itu. Padahal, dokternya tak menganggap operasi itu berhasil seratus persen. Penglihatan malam Reynolds, misalnya, menurun setelah operasi. Ini diduga akibat pemolesan mata tak tepat betul ukurannya. Toh Reynolds tak memusingkannya. "Kini saya masih terbiasa mencari kaca mata ketika bangun pagi, lalu terkejut karena saya bisa melihat ujung meja." Di Indonesia, selama ini sudah diterapkan dua jenis laser untuk memperbaiki mata. Yaitu laser argon dan laser yag. Laser argon digunakan untuk mengobati penyakit mata retina dan glaukoma. Sedang laser yag untuk memperbaiki penderita katarak. Lahirnya laser excimer, menurut Dokter Mata Darwan M. Purba, jelas menggembirakan. Sebab, kata Ketua Ikatan Kedokteran Laser Indonesia yang menetap di Jakarta itu, pemakai kaca mata punya harapan baru untuk melepasnya. "Hanya, perangkat laser itu mahal. Dan ini kan masih dalam penelitian di AS. Jadi kita tunggu saja hasil akhirnya," katanya kepada Gatot Triyanto dari TEMPO. Bambang Harymurti (Washington)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus