Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama hampir dua abad, kematian komposer besar Ludwig van Beethoven pada usia muda terus menjadi misteri. Namun penelitian lewat rambut sang komposer mengungkap banyak hal tentang kesehatannya, yang juga dianggap ikut memicu kematiannya. Rambut didapat dari koleksi pribadi dan publik dari enam tahun terakhir hidupnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari Foxnews, antropolog biologi dari Universitas Cambridge, Tristan Begg, memimpin penelitian yang disebut "Analisa genomik pada rambut Ludwig van Beethoven" dan diterbitkan di Current Biology serta menyebut delapan helai rambut musisi Jerman itu diteliti untuk menjelaskan potensi genetik dan infeksi yang menyebabkannya sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Potongan rambut Ludwig van Beethoven disimpan dengan benang sutra dalam bingkai abad ke-19.[Sotheby/CNN]
Sebelum wafat di usia 56 tahun pada 26 Maret 1827, Beethoven sudah kehilangan pendengaran pada umur 20-an dan menjadi tuli di pertengahan 40-an. Ia juga mengalami banyak macam sakit perut dan diare akut sejak berumur 22 tahun. Meski tak menemukan kaitan antara kehilangan pendengaran dan masalah pencernaan, penelitian mengungkap banyak masalah kesehatan sang musisi sepanjang hidupnya.
Lima helai rambut mengungkap Beethoven pernah menderita penyakit liver, yang mungkin juga memicu kematiannya. Hasil tes juga menunjukkan ia menderita hepatitis B pada bulan-bulan menjelang ajal. Dugaannya, ia peminum alkohol berat yang membuatnya terserang penyakit hati parah. Pada 2007, invetigasi forensik menyebut keracunan ikut mempercepat kematian sang komposer, bila bukan penyebab utamanya.
Pilihan Editor: Ini Berbagai Sebab Komposer Ludwig van Beethoven Menjadi Tuli