Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Setelah Vietnam Rose, Kini GO Korea

Penyakit kelamin (GO) pada tentara AS di Kor-Sel meningkat. Penyebabnya bakteri gonorrhea jenis baru yang belum ada penangkalnya. Timbul akibat bakteri gonococcus yang semakin kebal obat antibiotik.

19 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI medan perang, para GI (angkatan darat Amerika Serikat) tidak cuma bertempur melawan gerilya komunis. Pasukan yang terkenal sejak Perang Dunia II itu juga harus melawan gerayangan penyakit kelamin. Dahulu, di rimba Vietkong, pernah lahir Vietnam Rose, kini di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, lahir GO Korea gonorrhea dari jenis paling mutakhir. Untung, tanda-tanda kelahiran GO baru segera ketahuan. Dari hasil penelitian reguler, RS militer Walter Reed, Washington, awal tahun ini menemukan penderita GO di kalangan GI di Korea telah meningkat 8%. Kenaikan ini menarik perhatian mengingat usaha mengatasi penyebaran penyakit itu di kalangan GI hampir tak pernah surut. Juga tak ditemukan catatan, ada hambatan dalam pengiriman suplai. Para dokter militer di Walter Reed kemudian merasa perlu membuat penelitian lebih dalam. Hasilnya mengejutkan. Institut Riset Walter Reed belum lama ini akhirnya menemukan, penyebab peningkatan insidensi GO di Korea adalah bakteri gonorrhea dari jenis paling baru yang hingga kini belum mendapat nama. Walaupun masih varian dari bakteri gonococcus -- penyebab GO bakteri baru ini menampilkan sifat baru antara lain, lebih tangguh. Diduga GO Korea ini sebenarnya telah lama lahir. Diam-diam telah lama pula menjalar di kalangan GI. Ada tanda-tanda penyebarannya bahkan sudah mencapai Amenka Serikat. Ini mencemaskan para dokter yang mengetahui persoalan. "Kami khawatir kami tak memiliki penangkalnya bila penyakit baru ini menjalar dengan cepat," kata Dr. John Boslego dari Walter Reed. GO adalah penyakit kelamin yang menuar melulu melalui hubungan seks. Sangat jarang ditemukan penularan melalui kontak luar -- melalui seprai misalnya. Bakteri gonococcus, penyebabnya, tak tahan menghadapi udara. Pada tingkat dini GO menimbulkan peradangan di saluran kencing -- baik pria maupun wanita -- dan penderitanya mengalami kencing nanah kental yang biasanya menetes pada pagi hari. Pada tingkat lanjut, setelah menyerang testikel di buah zakar, GO menimbulkan kemandulan produksi sel-sel sperma terhenti. GO sudah lama memusinkan para dokter dan ahli farmakologi karena penyakit ini mampu melakukan aktualisasi dengan cepat. Mutasi genetik yang terjadl senantiasa merupakan "perbaikan muru", khususnya menghadapi antibiotik. Berbagai jenis antibiotik telah "ditaklukkannya". Penisilin dan tetracyclin sudah lama masuk daftar pecundang -- tingkat kegagalannya rata-rata 5%. Para peneliti di CDC (Pusat Penanggulangan Penyakit Menular AS) di Atlanta menemukan tanda-tanda positif, varian bakteri gonococcus, resistan (muncul kembali karena tak bisa dimusnahkan total) menghadapi kedua antibiotik itu. Di AS saja diperkirakan terdapat 3 juta penderita GO -- 70% tidak diketahui. Di Indonesia, kendati tak ada data pasti, GO dikenal masih merajalela di kalangan pelacur. Bila dibandingkan dengan sifilis, penyakit kelamin yang lebih berbahaya ini sudah bisa ditekan penularannya. Pencegahan penularan penyakit kelamin yang dilakukan petugas-petugas DKK (Dinas Kesehatan Kota), dengan menyuntikkan penisilin pada para pelacur ternyata cuma efektif menghadapi sifilis. Penisilin, yang relatif lebih murah daripada tetracyclin, tidak mempan menghadapi GO. Menurut Dr. Jonathan Zenilman dari CDC, lembaganya bersama Walter Reed kini tertarik meneliti pola mutasi genetik bakteri gonococcus. Zenilman yakin mutasi itu berkaitan langsung dengan penggunaan antibiotik. Bakteri gonococcus makin lama makin kebal menghadapi suatu jenis antibiotik. Menurut data CDC, di Amerika Serikat saja, dalam jangka lima tahun penggunaan antibiotik berlipat 30 kali. Namun, hipotesa ini masih memerlukan pembuktian, dan penghimpunan data itu tidak mudah. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus