Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Tips Kesehatan

29 Januari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Waspada Demam Berdarah

Nyamuk Aedes aegypti kembali membetot perhatian di hari-hari hujan ini. Korban gigitan si nyamuk belang pembawa virus dengue ini terus berjatuhan. Hingga pekan lalu, sepanjang Januari, di Jakarta saja tercatat ada 955 pasien demam berdarah—satu di antaranya meninggal. Angka ini belum termasuk ratusan kasus yang tersebar di berbagai daerah. Karena itu, pembaca, inilah saatnya memasang kewaspadaan tinggi.

Periksa Sampel Darah

Trombositopenia, kemerosotan jumlah sel pembeku darah (trombosit), pasti terjadi pada pasien demam berdarah dengue. Jumlah trombosit menurun di bawah angka normal, 150 ribu per milimeter kubik, hingga terjun ke level 5.000 per milimeter kubik darah.

Aksi virus dengue juga akan membikin pasien mengalami kebocoran plasma (cairan di luar sel) dari pembuluh darah. Komposisi sel darah merah (hematokrit) di dalam cairan darah pun meningkat sampai lebih dari 20 persen. Ini terjadi pada hari ketiga pasien mengalami demam. Pada hari pertama dan kedua, kemerosotan jumlah trombosit mungkin belum signifikan.

Nah, bagaimana kemerosotan jumlah trombosit bisa diketahui? ”Lakukan tes darah di laboratorium,” kata dr Rita. Tes darah sangat dianjurkan bila pasien demam tinggi tak kunjung membaik setelah diberi obat. Uji sampel darah ini bertujuan memastikan apakah benar virus dengue telah bersemayam di tubuh pasien.

Pengecekan darah pada hari pertama demam sebe-narnya tidak kelewat diperlukan. Soalnya, indikator pada darah masih tampak normal-normal saja. Tapi, kata dr Rita, kalau mau dilakukan, ya, silakan saja. Minimal, hasilnya bisa digunakan sebagai data dasar untuk memantau tren penurunan jumlah trombosit pada hari ketiga. Langkah ini akan semakin mengukuhkan diagnosis demam berdarah.

Jangan Tunggu Bintik Merah

Bintik merah di kulit adalah salah satu gejala se-rangan demam berdarah dengue. Ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat tak kuat menahan gempuran virus. Cuma, jangan salah, sebagian besar pasien demam berdarah tak menunjukkan gejala fisik seperti itu. ”Pasien yang mengalami bintik merah cuma 40 persen,” kata dokter Rita Kusriastuti, Kepala Sub-Direktorat Arbovirosis—penyakit yang disebabkan virus—Departemen Kesehatan.

Karena itu, jangan tunggu bintik merah tampak dengan mata telanjang. Jika Anda sudah 2-7 hari terserang demam tinggi (38-40 derajat Celsius atau lebih), tubuh terasa lemah lesu, dan kadang ada perdarahan di hidung atau mimisan, segera datangi dokter atau puskesmas setempat. Petugas kesehatan akan melakukan tes tourniquet, yakni membebat lengan untuk memastikan adanya bintik merah yang masih tersembunyi jauh di bawah kulit.

Biasanya demam berdarah juga disertai bintik merah di bagian putih mata, berak dan muntah darah, serta nyeri di ulu hati. Pada tahap lanjut, pasien mengalami syok, pembuluh darah pecah, dan terjadi perdarahan internal di sekujur tubuh. Tahap inilah yang sangat mematikan.

Dengan pengobatan yang tepat, pasien bisa melewati fase syok hingga menuju kesembuhan. Data menyebut, 98 persen pasien demam berdarah bisa sembuh. Syaratnya, ”Jangan terlambat berobat,” kata Rita.

Jangan Pakai Suplemen

Kebocoran plasma darah akibat gebrakan virus dengue berakibat dehidrasi. Pasien kekurangan cairan tubuh dan bakal berbuntut pada keadaan syok. Banyak minum cairan, dengan demikian, adalah langkah mutlak demi mengembalikan cairan tubuh. Minuman apa saja boleh. Air putih, kaldu sop, jus jambu, minuman isotonik, monggo silakan pilih mana suka. ”Banyak minum sangat menolong mengurangi risiko kematian pasien,” kata Rita.

Tapi, menurut Rita, pasien seyogianya menghindari mengonsumsi minuman yang berwarna merah gelap atau cokelat. Takutnya, jika terjadi perdarahan lambung, ”Petugas medis akan kerepotan untuk menentukan apakah warna merah-cokelat itu berasal dari perdarahan atau minuman yang dikonsumsi pasien,” katanya.

Rita juga menegaskan, suplemen kimiawi pendongkrak daya tahan tubuh, seperti vitamin C, tidak kelewat diperlukan. Suplemen seperti ini justru berisiko menambah luka lambung yang dihajar sel-sel virus. Jika hendak menambah asupan vitamin, sebaiknya minum saja jus buah segar.

Tentu saja, jangan lupa tindakan pencegahan di seluruh permukiman. Kunci utamanya: 3M (menguras, menutup, dan mengubur barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk). Selain itu, bisa juga dengan pengasapan dan abatisasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus