Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Tips Mengasah Keterampilan Sosial Anak dari Psikolog

Kepedulian perlu ditanam sejak dini agar anak bisa memiliki keterampilan sosial yang baik di berbagai kondisi sosial.

8 Juni 2023 | 16.59 WIB

Anak-anak kurang mampu mengikuti kegiatan belajar yang diselenggarakan oleh Qahal Ceria di bawah tol Becakayu, Kebon Nanas, Jakarta, Senin 26 September 2022. Qahal Seria terus menjadi inspirasi bagi banyak orang agar semakin banyak yang membantu generasi muda dalam hal pendidikan. TEMPO/Subekti
Perbesar
Anak-anak kurang mampu mengikuti kegiatan belajar yang diselenggarakan oleh Qahal Ceria di bawah tol Becakayu, Kebon Nanas, Jakarta, Senin 26 September 2022. Qahal Seria terus menjadi inspirasi bagi banyak orang agar semakin banyak yang membantu generasi muda dalam hal pendidikan. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menumbuhkan kepedulian sejak dini sangat penting agar anak bisa memiliki keterampilan sosial yang baik di berbagai kondisi sosial. Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener pun mengimbau orang tua mengajak anak terlibat dalam kegiatan sosial untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar sejak dini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Beri contoh yang tepat, ajak anak untuk selalu terlibat dalam kegiatan atau aksi sosial, mendorong anak ikut serta dalam kegiatan volunteer di komunitas, pergi ke panti asuhan dan memberikan kontribusi seperti menyumbangkan barang atau bikin kegiatan bersama untuk anak di sana," kata anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ajak dia selalu terlibat dalam acara kumpul keluarga seperti memilih makanan dan menjamu tamu. Ikutkan kegiatan keagamaan seperti sahur on the road atau buka puasa bersama, memberi perhatian pada orang lain di sekelilingnya, menjenguk orang sakit, dan lain-lain," lanjutnya.

Tanpa arahan pendidikan karakter tersebut, anak akan menjadi acuh dan memiliki ego yang sangat tinggi. Akibatnya, ia akan kesulitan menempatkan diri di kehidupan sosial. Samanta mengatakan penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik. Pasalnya, anak tumbuh dan berkembang sesuai arahan orang tua. 

Contoh dari orang tua
Hanya saja, kadang kala contoh dari orang tua saja tidak cukup sehingga perlu ada diskusi yang hidup antara orang tua dan anak. Orang tua bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif agar anak bisa merefleksikan evaluasi diri dan melihat sejauh mana rasa peduli berkembang di dalam diri mereka.

"Dari diskusi yang hidup ini anak akan memiliki pandangan dan pemahaman yang lebih baik lagi," ujar Samanta.

Kemudian, karakter anak juga akan semakin kuat dan dapat membedakan antara peduli dengan orang lain dengan menjadi people pleaser atau orang yang selalu merasa tidak enak jika tidak menyenangkan orang lain.

"Saat orang tua fokus di self esteem anak, insya Allah anak meminimalisir kemungkinan memaknai dirinya sebagai people pleaser dan justru merasa berdaya karena memiliki karakter peduli pada orang lain," tegasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus