Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Lika-liku Umrah Mandiri ala Backpacker

Umrah mandiri dengan model backpacker kian diminati. Bisa menekan bujet dan waktu ibadah lebih fleksibel.

7 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YANTI Herawati berpose tersenyum dengan sepeda lipat hitamnya di depan Masjid Bilal bin Rabah di Madinah, Arab Saudi. Dalam foto yang diambil pada November 2023 itu, perempuan 53 tahun ini memakai setelan dan perlengkapan bersepeda sambil menggendong ransel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bersama sang suami, Mursid Wijanarko, 53 tahun, Yanti mengunjungi obyek-obyek wisata di Madinah dengan mengayuh sepeda. Pasangan suami-istri yang gemar menggowes dan sudah menikah selama 25 tahun itu tak hanya melancong, tapi juga melakukan ibadah umrah di Mekah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum ke Tanah Suci, keduanya berlibur ke Wales dan London, Inggris, selama sepuluh hari. Mereka lanjut melancong ke Istanbul, Turki, pada 28 Oktober 2023. Barulah setelah itu mereka terbang ke Madinah pada 1 November 2023 dan melaksanakan umrah hingga 28 November 2023. “Lama perjalanan 43 hari. Kalau ditotal habis Rp 35 juta per orang,” kata Yanti kepada Tempo, 26 Maret 2024.

Biaya perjalanan itu seperti mustahil. Sebab, harga oranget umrah reguler yang ditawarkan agen travel rata-rata di atas Rp 25 juta per orang. Itu pun dengan durasi sembilan hari dan belum mencakup wisata ke negara lain. 

Tapi Yanti dan Mursid bisa melakukannya karena menerapkan umrah mandiri model backpacker. Ini adalah umrah yang dilaksanakan secara mandiri tanpa melibatkan agen travel. Dari pengurusan visa dan tiket penerbangan hingga pemesanan hotel di Arab Saudi dilakukan sendiri.

Maya bersama anaknya di Mesjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia, Februari 2024. Dokumentasi Pribadi

Sejak jauh-jauh hari, Yanti sudah berburu tiket pesawat. Ia mendapatkan harga promo tiket penerbangan ke Inggris dengan tarif Rp 5,4 juta per orang. Tiket London ke Istanbul Rp 1,5 juta per orang. Lalu, dari Istanbul ke Madinah, mereka mendapatkan tiket Rp 3 juta per orang. Untuk kepulangannya, Yanti mengambil penerbangan dari Jeddah ke Jakarta dengan tarif Rp 5,6 juta per orang. Jadi total biaya perjalanan udara mencapai Rp 15,5 juta per orang.

Untuk visa, mereka memanfaatkan layanan visa on arrival. Berdasarkan kebijakan pemerintah Saudi, warga Indonesia pemegang visa turis atau bisnis dari Amerika Serikat, Inggris, atau Schengen dapat memperoleh visa jenis ini. Mereka membayar Rp 2 juta untuk mendapat multiple entry visa Arab Saudi yang berlaku selama satu tahun dengan masa tinggal 90 hari.

Selama di Saudi, mereka mencari penginapan dengan harga terjangkau. Pasangan suami-istri dengan dua anak ini menginap di sebuah dar atau apartemen dengan harga 60 SAR atau sekitar Rp 250 ribu per malam.

Setelah beberapa hari di Madinah, Yanti dan Mursid melaksanakan umrah pertama. Mereka mengambil miqat dan berangkat ke Mekah dengan mobil travel. Tarifnya sekitar 70 SAR untuk sekali jalan, tapi Yanti berhasil menawarnya menjadi 50 SAR atau sekitar Rp 220 ribu. “Langsung turun di Masjid Al-Haram. Terus kami umrah enggak pakai mutawif (pendamping umrah). Modal buku saja,” ujarnya.

Setelah menunaikan umrah, mereka kembali ke Madinah dengan bus. Tarifnya 50 SAR untuk bus berpenyejuk udara. Karena membawa sepeda, mereka harus membayar biaya bagasi tambahan sebesar 30 SAR. 

Saat umrah selanjutnya, mereka menginap di sebuah hotel di kawasan Al Hajoun. Tarif per malam hotel yang berjarak 1,8 kilometer dari Masjid Al-Haram itu 55 SAR atau sekitar Rp 230 ribu. Biasanya Yanti dan Mursid menggunakan sepeda atau berjalan kaki bila ingin mengunjungi Baitullah.

Mereka juga mengandalkan sepeda lipat untuk transportasi sehari-hari. “Bahkan kami sampai keliling Gunung Uhud, ke puncaknya, ke gua persembunyian Nabi,” tutur perempuan yang berprofesi perencana kota ini.

Ali Sobry (kiri) saat beribadah di Mesjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia, Februari 2024. Dokumentasi Pribadi

Untuk menekan bujet, mereka membawa perbekalan dari Indonesia, seperti beras porang. Saat membeli makanan, mereka juga bisa berhemat karena satu porsi bisa dimakan berdua dan dua kali makan.

Umrah mandiri juga menjadi pilihan Maya Ayu yang berangkat bersama orang tua, suami, dan anaknya. Maya mengungkapkan, umrah mandiri membuat perjalanannya lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Terlebih ia berangkat bersama anaknya yang baru berusia satu setengah tahun.

Awalnya Maya hendak pergi ke Mekah bersama kedua orang tuanya pada 2019 dengan agen penyelenggara umrah. Namun niat itu tertunda karena pandemi. 

Setelah menikah dan punya anak, rencana perempuan 31 tahun itu berubah. Tabungannya ternyata hanya cukup untuk keberangkatan tiga orang bila menggunakan agen travel. “Aku hitung-hitung, kok, kayaknya cukup untuk berlima kalau berangkat mandiri,” ucapnya.

Karena mendadak memutuskan menunaikan umrah pada 6-13 Februari 2024, Maya tidak memperoleh tiket pesawat promo. Biaya penerbangan Surabaya-Jeddah pergi-pulang seharga Rp 49 juta untuk lima orang dengan maskapai full-service carrier.

Selama di Arab Saudi, Maya berbagi biaya dengan temannya dari Jakarta yang ikut berumrah bersamanya, dari hotel hingga transportasi. Dua malam pertama di Madinah, mereka menginap di Dallah Taibah. Ia memesan family room dengan dua kamar tidur. Tarifnya Rp 12 juta untuk tiga hari dua malam. Hari berikutnya, mereka pindah ke apartemen dengan tarif yang lebih murah, yakni Rp 2,7 juta untuk dua malam.

Saat di Mekah, Maya bersama keluarga dan temannya bermalam di Elaf Kinda, hotel bintang lima yang lokasinya hanya tiga menit berjalan kaki ke Masjid Al-Haram. Biaya menginap di sana mencapai Rp 18 juta untuk empat hari tiga malam. Total ongkos penginapan sebesar Rp 32,7 juta. Namun, karena berbagi biaya dengan temannya, ia cukup membayar Rp 26,16 juta.

Untuk transportasi, Maya memilih jasa mobil travel. Biayanya Rp 8 juta sudah termasuk antar-jemput dari bandar udara Jeddah ke Madinah, city tour Madinah dan Mekah, serta perjalanan dari Madinah ke Mekah dan dari Mekah ke Jeddah. Biaya transportasi yang Maya keluarkan setelah berbagi biaya adalah Rp 6,4 juta.

Adapun ihwal visa umrah, Maya mendapat kenalan dari saudara suaminya yang memiliki usaha agen travel. Per orang dikenai Rp 2,9 juta sudah termasuk asuransi, pendaftaran Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus atau Siskopatuh, dan tasreh (surat izin untuk mengunjungi Raudhah). Ia juga menggunakan jasa pendamping umrah dengan tarif Rp 1 juta.

Untuk menghemat pengeluaran, Maya membawa penanak nasi, beras, bakso, dimsum, makanan beku, serta mi instan. Bila menghitung biaya makan dan oleh-oleh, total pengeluarannya bersama empat anggota keluarga adalah Rp 106,06 juta. “Jadi per orang rata-rata Rp 21,2 juta,” tutur ibu satu anak ini.

Maya mengatakan umrah mandiri sebaiknya tidak dilihat sebagai cara menuju Tanah Suci yang lebih murah dibanding lewat agen travel. Bagi dia, esensi umrah mandiri adalah kebebasan untuk memilih. “Bebas memilih maskapai, hotel, dan akomodasi selama di sana,” ucapnya.


•••

PENGALAMAN sebagai pemandu wisata di Asia dan Eropa memacu keberanian Ali Sobry untuk melakukan umrah mandiri. Pria 35 tahun itu berangkat bersama ibunya pada 15 Februari 2024, sehari setelah pencoblosan pemilihan umum. 

Sobry memang mempertimbangkan bujet ketika memutuskan berangkat umrah mandiri. “Namun bukan itu utamanya. Niat awal adalah anak ingin mengumrahkan ibunya,” kata Sobry. 

Sobry kemudian mengikuti pelatihan tour leader umrah dengan materi yang mencakup umrah mandiri ala backpacker. Di situ ia merasa pengalaman mengikuti lokakarya ini menjadi “jalan ninja” untuk beribadah bersama ibunya. Sobry lantas menghitung kembali tabungannya. Ternyata jumlahnya cukup untuk memberangkatkan dia bersama sang ibu.

Menjelang keberangkatan, kakak, kakak iparnya, dan temannya yang sudah berniat umrah bergabung dengan Sobry dan ibunya menggunakan jalur mandiri. Rute keberangkatan mereka dari Jakarta ke Singapura, lalu Singapura-Jeddah, dan Jeddah-Jakarta. Total biaya pesawat Rp 10,8 juta per orang. Adapun visa umrah ia dapatkan melalui agen travel dengan harga US$ 155 atau sekitar Rp 2,4 juta.

Sesampai di Jeddah, Sobry bersama rombongan menuju Madinah. Tadinya ia ingin naik kereta cepat Haramain. Tapi, setelah dia kalkulasi, memakai mobil travel ternyata lebih hemat. Rute Jeddah-Madinah tarifnya 650 SAR atau Rp 2,7 juta untuk enam orang atau Rp 450 ribu per orang. Sedangkan kereta cepat, tarif sekali jalan dari Jeddah-Madinah sekitar Rp 600 ribu per orang.

Ali Sobry (kanan) saat menjalankan ibadah umrah mandiri di Mekah, Saudi Arabia, Februari 2024. Dokumentasi Pribadi

Untuk rute Madinah ke Mekah, Sobry juga menyewa mobil travel dengan harga 550 SAR atau sekitar Rp 2,3 juta. Berikutnya, dari Mekah ke Jeddah, mereka membayar 300 SAR atau sekitar Rp 1,3 juta. 

Mereka menginap di Al Andalus Golden Palace, sekitar 750 meter dari Masjid Nabawi. Tarif per malamnya Rp 1,8 juta. “Kami di sana empat hari tiga malam,” tutur Sobry. Tak hanya beribadah, Sobry melakukan city tour Madinah dengan mobil travel. Tarifnya 120 SAR atau sekitar Rp 500 ribu.

Setelah mengambil miqat, Sobry dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Mekah. Di hari pertama, mereka menginap di Hotel Anjum, penginapan bintang lima yang dekat dengan Masjid Al-Haram. Per malamnya mereka dikenai Rp 2,8 juta. Namun Sobry membayar biaya tambahan menjadi Rp 3,7 juta agar mendapatkan kamar dengan pemandangan Masjid Al-Haram.

Keesokan harinya, mereka pindah ke hotel bintang tiga, Nour Al Thuria. Tarifnya per malam untuk kamar tipe tiga kasur Rp 1,8-2,4 juta. Khusus bujet makanan, Sobry menyiapkan perbekalan untuk tiga hari pertama di Arab Saudi dan sisanya membeli makanan di sana. Adapun untuk oleh-oleh, ia hanya membeli kurma di area wisata kebun kurma di Madinah dan air zamzam 5 liter di bandara.

Sobry memperkirakan total biaya umrah mandiri per orang sekitar Rp 21 juta untuk sepuluh hari. Menurut dia, kelebihan umrah mandiri adalah biayanya bisa disesuaikan dengan bujet. Waktu ibadah juga bisa lebih fleksibel. “Minusnya, enggak ada layanan dari siapa pun. Handling bagasi, dari berangkat sampai pulang, semua urus sendiri,” ujarnya.

Umrah mandiri tanpa agen travel menjadi populer beberapa tahun terakhir. Selain biaya yang lebih hemat, keleluasaan waktu selama di Tanah Suci menjadi alasan gaya perjalanan ala backpacker ini kian diminati. Apalagi pemerintah Arab Saudi juga mempermudah akses ibadah umrah dengan visa turis yang bisa diajukan permohonannya secara online, yaitu melalui aplikasi Nusuk, serta memakai visa transit bila menggunakan maskapai Arab Saudi.

Namun umrah mandiri ala backpacker sebetulnya dilarang pemerintah Indonesia. Kementerian Agama berdalih perjalanan umrah berbeda dengan perjalanan wisata lain karena melibatkan aturan-aturan peribadatan yang harus dipatuhi.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief menjelaskan, ibadah umrah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019. Dalam Pasal 86 disebutkan perjalanan umrah dapat dilakukan secara perseorangan ataupun berkelompok melalui penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU). 

Lewat aturan tersebut, Hilman menerangkan, pemerintah bermaksud melindungi jemaah dengan mengawasi PPIU dan memastikan jemaah mendapatkan haknya, dari layanan ibadah, kesehatan, kepastian tiket, hotel, hingga kepulangan. “Kemudian kami hanya menetapkan biaya referensi. Referensi itu ya standarnya, lah,” ucap Hilman.

Hilman menyebutkan larangan umrah backpacker ini ditekankan kepada pihak yang tak memiliki izin sebagai PPIU tapi mengkoordinasi keberangkatan jemaah. Ia banyak menemukan kasus iming-iming umrah murah yang merugikan jemaah. Misalnya ada anggota jemaah yang tidak mendapat kepastian hotel atau tidak bisa kembali ke Indonesia. Masalah-masalah itu, Hilman menambahkan, akan cepat terlacak apabila anggota jemaah menggunakan PPIU. 

Peneliti di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi, mengatakan pelaku umrah backpacker mulai bergeliat dalam tiga-empat tahun terakhir. Peminatnya kian banyak dua tahun belakangan terutama setelah pemerintah Arab Saudi mengenalkan Nusuk, aplikasi untuk memfasilitasi jemaah dalam mendapatkan izin melakukan umrah, tawaf, dan salat di Raudhah.

Menurut Dadi, dengan kemudahan yang diberikan Arab Saudi, akan sulit bagi pemerintah Indonesia melarang jemaah melakukan umrah mandiri. Jadi, meskipun tidak dibolehkan, masih ada cara lain yang bisa ditempuh dalam mendapatkan visa umrah. Misalnya mengajukan permohonan visa transit. “Ada yang berangkat ke Istanbul, transit di Mekah. Itu bisa semingguan,” katanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Umrah Mandiri ala Backpacker"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus