Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Waspada Resistensi, Pasien Tuberkulosis Harus Tetap Minum Obat Teratur Saat Ramadan

Jangan sampai obat tuberkulosis terputus. Waspada penyakitnya tidak akan sembuh dan mungkin dapat terjadi resistensi antibiotik.

25 Maret 2024 | 00.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pasien tuberkulosis (TB) tetap minum obat saat bulan Ramadan yakni pada malam hari sebelum tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ingat, jangan sampai obat tuberkulosis terputus karena akan ada dua akibatnya yakni penyakitnya tidak akan sembuh dan mungkin dapat terjadi resistensi antibiotik, bahkan bisa saja bakteri kebal terhadap antibiotik," kata dia pada Kamis 21 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, terkait kiat berpuasa bagi pasien tuberkulosis, Tjandra yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi itu mengingatkan pentingnya pasien seperti halnya masyarakat umum untuk menjaga asupan bergizi saat berbuka puasa dan sahur. "Ini bagus untuk TB dan juga untuk kesehatan secara umun, jadi jagalah menu buka puasa dan juga sahur, serta kalau ada makanan lain sesudah Tarawih misalnya," tutur dia.

Selain itu, kata Tjandra, pasien juga perlu menjaga kecukupan asupan minum yakni delapan gelas sejak berbuka puasa sampai sahur karena ini penting bagi kesehatan mereka apalagi bila ada keluhan batuk.

Terakhir, Tjandra menyarankan pasien segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan apabila mengalami keluhan tertentu sehubungan dengan penyakit TB-nya.

Tjandra saat ini menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang menghadiri pertemuan regional tuberkulosis di Manila. Dalam pertemuan yang membahas upaya regional Asia untuk memperkuat pengendalian TB.

Berdasarkan Global TB Report tahun 2021, diperkirakan terdapat ada 824.000 kasus TB di Indonesia, dengan pasien yang ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional sekitar 393.323 (48 persen).

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan TB masih menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia dan global. Penyakit ini menjadi satu dari 10 penyebab utama kematian dunia, dan Indonesia adalah negara dengan beban TB peringkat ke-3 tertinggi setelah India dan China.

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030 dengan target angka insiden 65 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 6 per 100.000 penduduk.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus