Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG wanita, sesudah melahirkan, dalam keadaan segar bugar
dioperasi sterilisasi. Ia meninggal dunia sebelum sempat pulang
ke rumahnya dari Rumah Sakit Umum Samarinda. Kasus lain terjadi
di Inggeris. Seorang dokter dituntut ke pengadilan oleh seorang
suami karena isterinya hamil. Padahal si suami sudah menjalani
vasektomi.
Hal seperti itu memang bisa terjadi, "tetapi frekwensinya
sedikit sekali, kurang dari 1 persen," tutur dr. Does Sampoerno,
ketua PUSSI (Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia)
kepada TEMPO. Apalagi metoda yang dipakai kini sudah semakin
sempurna.
Berbicara soal sterilisasi, memang banyak yang pro di samping
yang kontra. Keberatan terutama datang dari para pemuka agama.
Haji Bambang Soedarto, dosen agama pada Sekolah Tinggi
Kedokteran Yarsi dengan tegas menggeleng. "Ada hadisnya, bahwa
kita tidak boleh merobah organ tubuh manusia, kecuali dalam
keadaan darurat," tuturnya.
Keputusan Musyawarah Ulama Terbatas yang diadakan tahun 1972 di
Jakarta menyebutkan bahwa melakukan pemandulan yang berarti
mencegah sama sekali pembuahan, baik untuk sementara apalagi
selama-lamanya, dengan operasi atau pengobatan adalah
diharamkan, kecuali dalam keadaan darurat. Tapi sterilisasi
tidak sama dengan pemandulan, sedang "60% dapat dipulihkan
kembali dengan operasi dan dapat mempunyai keturunan lagi,"
demikian Nani Suwondo SH, ketua Dewan Hukum PUSSI Pusat. Juga
dengan metoda mutakhir, operasi sterilisasi sudah tidak lagi
memotong/mengikat, tetapi hanya memasang cincin saja. "Apakah
ini masih dianggap merobah organ tubuh?" tanya tokoh PUSSI itu.
Kenyataannya peminat sterilisasi ini di Indonesia bertambah dari
tahun ke tahun. Peminat wanita 4 x lebih banyak daripada kaum
prianya.
Penyelidikan baru-baru ini dilakukan di Pakistan. Ternyata 90%
dari mereka yang dengan vasektomi telah tidak mengalami gangguan
dalam hubungan seksuilnya. Bahkan 8% libido (nafsu sex) mereka
meningkat, dan hanya 2% yang berkurang. Golongan yang terakhir
ini adalah mereka yang memang sudah mempunyai problema psikis di
dalam fungsi seksuilnya.
Kenaikan jumlah akseptor sterilisasi di 16 propinsi di
Indonesia: Tahun 1974/1975 pria 1.959 dan wanita 7.724, tahun
1976/1977 pria 3.487 dan wanita 19.020, dan tahun 1978/1979 pria
7.444 dan wanita 32.425. Sterilisasi pada pria disebut vasektomi
atau pengikatan saluran benih (spermatozoa) pria sedang pada
wanita disebut tubektomi atau pengikatan saluran telur wanita.
Operasi vasektomi hanya berlangsung selama 15 menit dan
penderita tidak perlu diopname di rumah sakit. Sedang tubektomi
kira-kira berlangsung setengah jam. Di Rumah Sakit Umum yang
merupakan training centre PUSSI sterilisasi dilakukan secara
cuma-cuma, antara lain di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung,
Manado dan Yogyakarta.
Imbalan Radio
Tidak semua orang boleh disterilisasi. Indikasi yang tepat
adalah pancawarga -- ibu, bapak dengan 3 orang anak.
Sterilisasi memang belum termasuk dalam program KB pemerintah.
Namun ditinjau dari segi hukum tidak ada hambatan. "Tidak
ditemukan satu pasalpun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) yang melarang dilaksanakannya sterilisasi sukarela
tersebut," tutur dr. Sampoerno.
Perkumpulan yang dipimpinnya itu didirikan tahun 1974. Tujuannya
meningkatkan dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan keluarga
melalui sterilisasi sukarela, dengan jalan mengadakan pendidikan
dan latihan tehnik sterilisasi pada para dokter. Juga PUSSI
memberikan pelayanan sterilisasi secara sukarela.
Para akseptor yang tinggalnya jauh dari rumah sakit bahkan sudah
dapat memanggil unit mobil vasektomi. Ini dijumpai di Magetan,
Jawa Timur. Bila dihubungi saja rumah sakit kota itu, mobil
tersebut datang menjemput sang akseptor. Atau dokter dan
peralatannya datang ke desa. Vasektomi bisa dilakukannya
setempat.
Namun pemerintah cenderung untuk tidak menggalakkan kampanye
sterilisasi ini dalam program KB. Bahkan cara seperti di Magetan
itu pun pernah mendapat kecaman dari kalangan DPR.
Ketika ibunya masih menjadi perdana menteri, Sanjay Gandhi
pernah terlalu bersemangat mendorong sterilisasi untuk India
yang kini berpenduduk 650 juta. Pria India ketika itu dibujuk,
antara lain dengan imbalan radio transistor asalkan mau
dioperasi vasektomi. Kemudian bukan hanya dibujuk, malah
dirazzia dan dipaksa di sana.
Di sini, bujukan pun jangan. Tapi PUSSI sudah menetapkan
sasaran: minimal tiap kabupaten sudah akan mempunyai satu dokter
yang mahir melakukan sterilisasi pada tahun 1981.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo