Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Burkina Faso salah satu negara di Afrika Barat yang memiliki daya pikat alami. Industri pariwisata belum benar-benar berkembang di negara Burkina Faso. Tapi, sisi lainnya, minimnya turis yang berkunjung membuat tempat wisata masih terjaga dan alami.
Tempat Wisata Burkina Faso
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Bobo Dioulassou
Dikutip dari Responsible Travel, ciri khas Bobo Dioulassou masjid yang tidak seperti umumnya. Masjid satu ini terbuat dari lumpur bercat putih dengan kayu-kayu yang menjorok keluar. Daya pikat masjid ini, karena keunikan bangunannya. Di kawasan ini terdapat pasar yang besar.
2. Loropeni Ruins
Loropeni Ruins situs reruntuhan yang ada di Burkina Faso. Tembok setinggi enam meter ini diperkirakan sudah ada sejak seribu tahun silam. Seiring waktu reruntuhan ini tertutup oleh hutan di sekitarnya. Dulunya, benteng batu yang mengesankan dan penting saat periode perdagangan emas di Sahara. Kompleks besar ini situs UNESCO pertama Burkina Faso. Masih sangat sedikit yang diketahui tentang asal-usul reruntuhan Loropeni.
3. Festival Menari Topeng
Setiap dua tahun sekali, International Festival of Masks and the Arts diadakan sebagai acara yang bersumber dari tradisi kuno. Para penari memakai topeng untuk memerankan berbagai karakter hewan dan roh. Ada juga banyak acara yang lebih kecil sepanjang tahun. Beberapa penyedia layanan tur telah berkoordinasi dengan dengan penduduk desa, jika ada pelancong akan disambut sebagai tamu.
4. Ouagadougou
Dikutip dari The Travel, Ouagadougou ibu kota yang menjadi pusat kerajinan yang ramai. Kota ini cocok bagi penyuka cinderamata sambil menjelajahi pasar dan toko-toko kerajinannya. Di kota ini juga terdapat Museum Nasional.
5. Desa Niansogoni
Desa Niansogoni bukan tempat wisata, tapi termasuk kawasan perdesaan yang memiliki daya pikat untuk dikunjungi. Letak desa ini tak jauh dari tebing dan sudah ada sejak abad ke-14. Sekarang tempat ini dianggap oleh penduduk setempat untuk upacara adat. Desa ini boleh dijelajahi oleh wisatawan, biasanya pemandu membawa tamunya ke bekas lumbung padi dan tempat tinggal yang terlihat seperti sarang lebah.