Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

5 Tips Terhindar dari Jebakan Turis saat Memilih Restoran

Para chef mengingatkan untuk waspada dari restoran yang menjebak turis.

3 September 2024 | 15.25 WIB

Ilustrasi pelayan membersihkan meja restoran. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pelayan membersihkan meja restoran. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya saat bepergian wisatawan akan mencari makanan yang berbeda dengan makanan di rumah. Tak sedikit yang tergoda mencicipi makanan di restoran yang berjajar di tempat wisata. Namun para chef mengingatkan untuk waspada dari restoran yang menjebak turis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut koki Hector Santiago, tempat wisata yang menjebak turis, biasanya menyajikan apa yang mereka anggap diinginkan wisatawan. "Seperti pizza yang mereka kira diinginkan orang Amerika, alih-alih membuat pizza lezat yang dibuat dengan sentuhan mereka sendiri," katanya, seperti dilansir dari laman Huffington Post.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Santiago menambahkan salah satu bagian terbaik dari bepergian adalah membenamkan diri di suatu tempat untuk hidup seperti penduduk setempat. "Saya ingin orang-orang mencoba kuliner asli suatu daerah," kata kontestan Top Chef tersebut. 

Sementara menurut koki Claudia Martinez, koki yang bukan milik warga setempat tidak mencerminkan ciri khas kuliner kota secara keseluruhan. Tapi fokus untuk mencari keuntungan, bukan pada pengalaman terbaik bagi pengunjung restoran.

Jadi kalau tidak ingin pengalaman perjalanan rusak karena restoran yang kurang memuaskan, perhatikan tanda-tanda berikut ini.

1. Banyak sekali kata 'Datanglah ke Sini'

Waspadalah terhadap sambutan yang terlalu meriah, dimulai dari dekorasi hingga sambutan yang berlebihan. Okan Kizibayir, koki dapur di The Ritz-Calrton, mengatakan alih-alih pintu masuk yang gemerlap dan ramai, ada tuan rumah yang membawa menu di tangan mereka dan akan terus berbicara sambil mempersilakan masuk ke restoran. "Dan memberi tahu bahwa mereka akan memberi Anda diskon besar," ujarnya. 

Hal sedana juga diungkapkan Jared Hucks, koki berpengalaman di Atalanta. Selain itu dia menambahkan waspadai juga restoran yang memiliki menu dalam berbagai bahasa dan dipanjang di depan. Bahkan lebih buruk lagi jika menu multibahasa tersebut dilapisi plastik dan memiliki gambar makanan, menurut Piero Premoli, koki asli Italia.

2. Lokasi

Koki Claudia Martinze lebih senang mencari restoran di luar jalur utama yang ramai. Biasnaya restoran di pusat kota memiliki pemasaran dan anggaran untuk merancang perangkap turis.

"Saya ingin memastikan uang saya digunakan untuk orang-orang yang bekerja keras untuk menyajikan kuliner lokal — bukan untuk perusahaan pasar massal atau tempat wisata yang membeli makanan yang sudah jadi," katanya.

3. Ukuran besar tak menjamin

Contoh lain tentang bagaimana ukuran menu yang lebih besar tidak selalu lebih baik adalah dalam hal ukuran menu. Menu yang besar juga meningkatkan kemungkinan bahwa menu tersebut akan menjadi sangat tidak inovatif. Chef Piero Premoli mengingatkan hati-hati dengan makanan pembuka yang digoreng berlebihan. Menu yang kaya dengan pilihan makanan yang digoreng berarti restoran tersebut memprioritaskan makanan yang beku, murah, cepat, dan mudah disiapkan.

4. Makanan penutup dan minuman

Sbagai koki pastry, Martinez tahu cara mengenali tempat-tempat yang menjadi incaran wisatawan lewat sajian manis setelah makan. "Jika ada makanan penutup yang dipajang atau di menu dengan gambar, atau papan nama makanan penutup di luar, terutama di restoran yang menampung lebih dari 200 orang, biasanya itu berarti makanan tersebut disediakan oleh pembuat roti komersial," ungkapnya.

Dan jika makanan penutup tidak memiliki deskripsi dan dihias dengan cara yang sama, kecil kemungkinan mereka memiliki koki pastry yang bertugas memanggang makanan mereka.

5. Aspek hiburan

Apa pun yang terlalu berkilau dianggap mencurigakan, menurut Santiago dan Kizilbayir, yang dengan cepat menandai tempat-tempat ketikaorang-orang punya waktu untuk mengambil foto. Restoran juga memamerkan lebih banyak barang dagangan daripada yang seharusnya mereka jual, yaitu makanan enak.

"Siapa pun dapat mengklaim memiliki yang terbaik jika mereka mau, jadi pastikan Anda meneliti pencapaian itu sebelum mempercayainya begitu saja,” katanya

6. Calon tamu restoran

Kizilbayir menyarankan untuk  menjaga jarak dari restoran yang mengkhususkan diri dalam melayani tur grup. “Anda tidak dapat menyediakan makanan berkualitas baik untuk banyak orang pada saat yang sama, jadi sebagai pemilik restoran, Anda harus mengambil jalan pintas," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus