Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

17 Mei 2024 | 13.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Overtourism istilah yang merujuk pada destinasi wisata yang dibanjiri wisatawan melebihi daya dukungnya. Jumlah wisatawan yang banyak membawa keuntungan bagi perekonomian hingga pertukaran budaya. Tapi kalau melebihi kapasitasnya dapat menyebabkan keramaian, kemacetan, kriminalitas hingga degradasi lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya bahkan menerapkan pajak atau jam kunjungan tertentu untuk membatasi wisatawan. Berikut ini beberapa lokasi ikonik di seluruh dunia yang bergulat dengan dampak buruk overtourism, seperti dilansir dari laman Times of India

1. Great Barrier Rief

Great Barrier Rief yang termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, merupakan sistem terumbu karang terbesar di dunia. Kawasan ini surganya penyelam dan penggemar snorkeling. Aktivitas pariwisata seperti jangkar kapal, polusi ditambah peningkatan suhu laut menyebabkan pemutihan karang semakin meluas dan penurunan ekosistem. 

2. Venesia 

Venesia dikenal dengan kanal-kanal yang indah. Wisatawan memadati kawasan ini untuk merasakan suasana romantis menyusuri kanal dan wisata sejarah. Namun semakin banyaknya wisatawan menyebabkan polusi, erosi bangunan bersejarah, dan meningkatnya kebenciandi kalangan penduduk setempat yang merasa tidak dihargai oleh lingkungan mereka karena banyaknya sewa liburan.

3. Dubrovnik

Dubrovnik dikenal sebagai Mutiara Adriatik. Kota yang menjadi Situas Warisan Dunia oleh UNESCO ini mengalami lonjakan wisatawan setelah menjadi lokasi syuting serial Game of Thrones. Selai kemacetan bus wisata yang parkir di luar tembok Kota Tua, overtoruism juga menyebabkan kerusakan infrastruktur.

4. Machu Picchu

Salah satu situs arkeologi ikonik di dunia, Machu Pichu, bertengger tinggi di Pegunungan Andes. Semakin banyaknya wisatawan menimbulkan kekhawatiran tentang erosi struktur batu kuno, kerusakan ekosistem yang rentan, dan kepadatan yang berlebihan di sepanjang Inca Trail. Pemerintah setempat diminta untuk membatasi pengunjung lebih ketat dan menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan.

5. Barcelona

Wisatawan yang memadati Barcelona terpikat dengan Sagrada Familia karya Gaudi dan kawasan pejalan kaki La Rambla yang ramai. Namun imbasnya, penduduk setempat kewalahan dengan harga sewa, kepadatan jalan, dan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari. Pihak berwenang mulai membatasi jumlah wisatawan dan mengatur sewa tempat berlibur.

6. Bali

Pantai di Bali, pemandangan alam yang subur, dan budaya yang dinamis menjadi daya tarik Bali sebagai destinasi favorit bagi wisatawan di seluruh dunia. Namun, Bali mengalami kesulitan mengatasi masuknya pengunjung, yang menyebabkan degradasi lingkungan dan kemacetan lalu lintas.

7. Praha

Praha memikat wisatawan dengan arsitektur dan kekayaan sejarahnya. Kota yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ini juga dipadati wisatawan. Jalanan pun penuh sesak, infrastruktur menjadi padat dan biaya perumahan penduduk lokal pun meningkat. Bahkan memicu perdebatan tentang pelestarian warisan budaya dan perlunya pengelolaan pariwisata berkelanjutan.

8. Angkor Wat

Kompleks candi Angkor Wat yang luas adalah salah satu landmark paling ikonik di Asia Tenggara. Beberapa tahun terakhir, wisawatan semakin banyak yang mengunjungi situs itu. Hal ini menyebabkan kerusakan pada ukiran halus, erosi pada bangunan kuno, dan kekhawatiran mengenai dampak pariwisata massal terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus