Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

20 Maret 2024 | 08.36 WIB

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Perbesar
Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta melansir, selama tiga hari ke depan, pada tanggal 20 hingga 22 Maret 2024, potensi gelombang tinggi nyaris tak terjadi di wilayah perairan selatan Yogyakarta alias berada di zona kuning.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tinggi gelombang perairan selatan dan Samudera Hindia Yogyakarta berkisar 1 sampai 2,5 meter atau masuk kategori gelombang sedang," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono Selasa 19 Maret 2024.

Adapun sejak awal pekan ini atau mulai 18 hingga 19 Maret 2024, awan hujan juga nyaris tak tampak di langit Yogyakarta. Citra satelit yang dibagikan BMKG Yogyakarta awan hujan ringan hanya tampak di beberapa titik wilayah saja. Nyaris tak ada dominasi awan hujan yang menunjukkan adanya hujan sedang, lebat maupun ekstrem.

Kondisi cuaca pekan ini di Yogyakarta jauh berbeda dibanding pekan lalu. Di mana hujan disertai angin kencang nyaris terjadi setiap hari terutama siang menjelang sore. Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah dampak kerusakan rumah hingga fasilitas umum di kabupaten/kota Yogyakarta.

Adapun Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso menuturkan selama sepekan ini cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau fluktuatif antara berawan dan mendung silih berganti.

Namun, untuk aktivitas erupsi yang diikuti awan panas sudah tampak melandai atau belum muncul kembali pasca kejadian rentetan intens pada awal Maret lalu.

Yunia Pratiwi

Yunia Pratiwi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus