Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Bedanya Kampung Warna-warni Balikpapan Dengan Jodipan Malang

Pengembangan Kampung Warna-warni Balikpapan terilhami dari Kampung Jodipan Malang, tapi tentu ada bedanya.

1 Maret 2017 | 12.36 WIB

Pengecatan rumah di Kampung Warna-warni, Teluk Seribu, Balikpapan.
Perbesar
Pengecatan rumah di Kampung Warna-warni, Teluk Seribu, Balikpapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Balikpapan - Nurmaidah duduk memperhatikan keramaian di jalanan depan rumahnya. Di sana, sejumlah orang sibuk berfoto di tembok panjang yang dilukisi beraneka gambar. "Sekarang, jadi banyak yang datang berfoto-foto di sana," kata Nurmaidah di Kampung Rumah Warna-warni Teluk Seribu, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2017.

Tembok itu memang telah dilukis 16 seniman Balikpapan. Masing-masing menggoreskan cerita dan warna berbeda. Tembok panjang bergambar itu berada di salah satu sudut Kampung Warna-warni, yang baru saja diresmikan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kota Balikpapan.

Baca: Kampung Yang Mewarnai Teluk Seribu Di Balikpapan)

Tentu saja, kampung ini menjadi daya tarik baru di Kota Balikpapan. Sesuai namanya, rumah kayu milik penduduk kampung telah dicat hingga atap dengan aneka warna mentereng. Lokasi kampung ini berjarak 30 menit berkendara dengan mobil dari Bandar Udara Sepinggan.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Oemy Facessly mengatakan ikhtiar itu dilakukan terinsipirasi dari Kampung Wisata Warna-warni Jodipan, Malang, Jawa Timur. Pengecatan Kampung Teluk Seribu menghabiskan 8.000 liter cat. Cat itu disediakan Avian Brands sebagai bentuk penyaluran corporate social responsibility (CSR).

Salah satu sudut Kampung Warna-warni Jodipan, Malang, Jawa Timur (Tempo/Aris Novia Hidayat)

"Yang membedakan dengan Malang, wisatawan di sini bisa menyusuri Teluk Seribu," kata Oemy.

Di ujung kampung, bersandar kapal-kapal untuk disewakan. Harga sewa satu kapal berkapasitas 15-20 orang sekitar Rp 300 ribu. Sedangkan kapal berkapasitas 30 orang seharga Rp 500 ribu. Penumpang perorangan bisa naik kapal kecil dengan tarif sekitar Rp 10-20 ribu.

Selanjutnya: Lebih Menarik Berkunjung Menjelang Petang



Selama menyusuri teluk, penumpang bisa menikmati deretan pohon bakau. Oemy menyarankan pengunjung datang pada sore hari sekitar pukul 16.00. Saat itu, bekantan biasanya keluar mencari makan. Jika beruntung, bekantan bisa tertangkap mata Anda.

Oemy mengatakan nantinya wisatawan bisa melipir ke pasar buah dan sayur serta menikmati ikan bakar di pinggir teluk selama perjalanan. Pengunjung juga bisa memancing ikan di teluk. Salah satu ikan yang hidup di teluk adalah kakap merah bakau atau manggar. Di Australia, ikan tersebut dikenal sebagai mangrove jack, sedangkan di Eropa mangrove red snapper. Selain itu, wisatawan juga bisa menangkap ikan kakap hitam alias black bass.

Wisatawan akan ditawarkan paket-paket wisata jika fasilitas tersebut sudah selesai disiapkan. Oemy menargetkan persiapan rampung paling lama tiga bulan ke depan.

Sebagai tempat wisata baru, penduduk kampung juga dibekali keterampilan. Pemuda kampung dilatih berbahasa Inggris dan menjadi pendamping wisata. Mereka akan lebih dulu ditemani Duta Wisata Balikpapan untuk belajar.

Sedangkan wanita sekitar diminta menjajakan camilan khas di teras rumah mereka. Nurmaidah, misalnya, menjual penganan khas Balikpapan, seperti kerupuk kepiting dan cumi. Ada pula kue ilat sapi yang dibuat menggunakan gula merah. "Lumayan untuk tambah penghasilan," kata dia.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi berharap pembangunan kampung wisata dapat meningkatkan pariwisata Balikpapan. Rizal mulai menggenjot pariwisata karena industri tersebut tidak mengenal resesi. Tahun lalu, sektor migas dan batu bara terpukul. Sedangkan sektor pariwisata tak terlalu terdampak.

Disporapar Balikpapan menargetkan wisatawan domestik tahun ini mencapai 2,5 juta orang dan wisatawan mancanegara 30 ribu orang. Tahun lalu, terdapat 2,3 juta wisatawan domestik dan 27 ribu wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Balikpapan.

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tulus Wijanarko

Tulus Wijanarko

Wartawan senior dan penyair.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus