Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan menjadi salah satu magnet wisatawan di Asia. Budaya pop dan drama membuat wisatawan penasaran traveling ke negara ini. Meski begitu, tak semua turis merasa puas. Mereka juga banyak mengeluh tentang layanan pariwisata di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keluhan terbesar wisatawan asing di Korea Selatan adalah penipuan belanja, menurut sebuah laporan baru. Selain itu, penipuan taksi dan layanan akomodasi yang buruk juga menjadi masalah yang paling banyak dikomplain berikutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari pengunjung internasional pada tahun lalu. Sebanyak 23,8 persen di antaranya terkait dengan masalah belanja seperti perselisihan harga, masalah pengembalian pajak, dan tuntutan pengembalian atau penukaran, menurut 2023 Tourist Complaint Analysis yang dirilis oleh Korea Tourism Organization pada 5 Mei 2024.
Dipaksa belanja
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak wisatawan Cina yang terpikat untuk membeli paket wisata yang sangat murah, namun kemudian mereka merasa ditekan oleh pemandu wisata untuk membeli produk-produk mahal seperti kosmetik, suplemen nutrisi, dan barang-barang bebas bea, The Korea Herald melaporkan.
Komplain mencakup perselisihan harga (27,9 persen), masalah pengembalian pajak (24,7 persen) dan tuntutan pengembalian uang atau penukaran (13 persen).
Modus penipuan taksi
Taksi merupakan kategori kedua yang paling banyak dikeluhkan dengan 170 kasus atau 18,8 persen. Sebanyak 66,5 persen dari keluhan itu terkait dengan tagihan yang berlebihan atau menolak menggunakan meteran. Pengemudi yang kasar sebanyak 14,1 persen keluhan taksi, sementara rute yang sembrono dan putar-balik sebesar 7,1 persen.
Adapun keluhan akomodasi berjumlah 142 kasus atau 15,7 persen. Keluhan ini terutama terkait dengan kondisi fasilitas yang buruk atau masalah kebersihan (31,7 persen). Pelayanan yang buruk (25,4 persen), pembatalan reservasi atau denda (19,7 persen) dan ketentuan pemesanan yang salah atau iklan palsu (5,6 persen) juga merupakan keluhan umum mengenai hotel.
Pemerintah Korea Selatan telah berjanji untuk meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan dan mendorong pariwisata regional. Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata dan KTO bekerja sama dengan pemerintah daerah meningkatkan pemantauan di lokasi wisata dan festival utama di Seoul untuk memerangi kepadatan yang berlebihan. Kementerian juga berencana untuk memobilisasi Tourism Service Win-Win Support Team yang beranggotakan 100 orang untuk melakukan inspeksi menyeluruh terhadap kesiapan sektor perhotelan dari bulan Juni hingga Oktober.
VN EXPRESS | THE KOREA HERALD | THE KOREA BIZWIRE
Pilihan Editor: 9 Destinasi Wisata di Korea Selatan untuk Penggemar K-pop