Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Berburu Spot Foto di Hutan Mangrove Desa Wisata Ketapang Mauk Tangerang

Warga setempat banyak yang membuka warung makanan dan minuman di pinggir kawasan hutan mangrove yang menyatu dengan rumah di Desa Ketapang itu.

5 Agustus 2023 | 14.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Ayudhia, 19 tahun bersama tiga temannya berlari kecil di atas jembatan bermotif kayu yang mengelilingi kawasan hutan mangrove Ketapang Urban Aquaculture di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Ketika menemukan spot untuk berfoto, keempat remaja ini langsung mengabadikan momen kebersamaan mereka dengan kamera gawai yang masing masing mereka bawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seolah menemukan harta karun, empat remaja ini menjerit kegirangan ketika menemukan tempat foto yang menurut mereka menarik dan unik.  Hampir setiap sudut mereka telusuri dan selalu berfoto dengan latar belakang hijaunya daun pohon mangrove yang tumbuh subur di kawasan wisata itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau ke sini selalu kami berburu spot foto karena hasilnya bagus, unik aja dengan latar belakang pohon hijau dan laut," ucap gadis yang disapa Ayu ini kepada Tempo, Jumat, 4 Agustus 2023. 

Nabilla, teman Ayu menambahkan, ia paling suka berfoto di jembatan melingkar di tengah hutan mangrove dengan latar belakang pohon mangrove yang rimbun dan gedung futuristik yang berdiri kokoh di tengah kawasan hutan." Suasananya alami, kalau sore fotonya lebih indah karena ada tambahan suasana sunset," ucapnya.  

Setelah puas berfoto dengan berbagai gaya, sambil bersendau gurau dan tertawa riang empat gadis muda itu mencicipi jajanan dan minuman yang dijual warga setempat. Warga setempat banyak yang membuka warung makanan dan minuman di pinggir kawasan hutan yang menyatu dengan rumah warga di Desa Ketapang itu.  

Kawasan Wisata Hutan Mangrove Ketapang Aquaculture di Mauk, Kabupaten Tangerang. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

Tempo yang berkunjung ke kawasan hutan bakau itu menikmati deretan pohon mangrove setinggi empat meter yang berdiri kokoh di samping pintu gerbang Desa Wisata Ketapang. Daunnya rimbun memenuhi dahan-dahan yang kuat membentuk pagar alam nan indah dan hijau.  

Hamparan hutan mangrove yang luas terlihat jelas ketika memasuki kawasan Ketapang Urban Aquaculture. Kawasan wisata mangrove seluas 14 hektare itu dipenuhi ratusan jenis pohon mangrove yang tumbuh subur. Kawasan hutan itu dilengkapi jembatan  bermotif kayu yang bentuknya melingkar dan membentuk jalan setapak agar pengunjung bisa menyusuri hutan mangrove dari tengah hingga ke pinggir.

Pengunjung bisa menyusuri hutan dan berswafoto di titik titik yang diinginkan. Banyak spot foto yang indah dan Instagramable disajikan dalam kawasan ini.  Titik favorit berfoto jembatan berbentuk melingkar di tengah hutan.  

Pengunjung juga bisa berfoto dari atas gedung serbaguna yang ada dalam kawasan itu. Gedung berarsitektur  futuristik berbentuk ikan itu terlihat megah di tengah hijaunya hutan mangrove. 

Berasal dari Kampung Nelayan Kumuh

Kawasan wisata Desa Ketapang dan Ketapang Urban Aqua culture merupakan perpaduan desa wisata dan kawasan wisata hutan bakau yang baru resmi beroperasi Januari lalu. Dulunya, kawasan ini merupakan pemukiman nelayan miskin dan kumuh. 

Pada 2018, Pemerintah Kabupaten Tangerang  merevitalisasi Desa Ketapang menjadi eduwisata berkolaborasi dengan berbagai instansi baik pusat dan provinsi Banten sedang menata lingkungan pemukiman padat penduduk." Dan saat ini Desa Ketapang sudah bertransformasi menjadi desa yang indah, bersih dan ekonomi warganya juga bangkit karena adanya sektor wisata ini," kata Camat Mauk Arief Rahman.  

Pintu masuk kawasan wisata hutan Mangrove, Ketapang Urban Aquaculture, Mauk Kabupaten Tangerang. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

Saat ini, wajah Desa Ketapang telah berubah menjadi desa yang tertata rapi dan dilengkapi infrastruktur pendukung seperti jalan dan saluran air, taman, pelabuhan mini, rumah yang telah dibedah serta kawasan wisata hutan mangrove yang kini menjadi magnet kawasan ini." Bukan hanya penataan kawasan kumuh tapi juga penataan ekonomi masyarakat, lingkungan, infrastruktur  dasar dan ekonomi warga  yang merupakan tiga fokus dari program gerbang mapan," kata Arief. 

Jadi Kawasan Percontohan 

Kawasan wisata Desa Ketapang, kata Arief, telah dikunjungi dari berbagai negara seperti Nepal, Bangladesh, Vietnam dan "Bulan depan datang lagi dari Belanda. Jumat pekan lalu, dikunjung 148 Kabupaten se-Indonesia, kawasan ini sudah menjadi percontohan," ujarnya. 

Perekonomian Warga Bangkit 

Arief mengatakan, Desa Ketapang berbeda dengan desa wisata lainnya, terutama pola penataannya. Pengunjung dari berbagai negara yang datang ke Ketapang untuk belajar perubahan dan pola penataanya. "Kalo soal wisata banyak yang lebih bagus dan indah. Tapi bagaimana proses penataannya, bedanya ini dari nol dari kumuh bau tidak sehat non sarana prasarana kini berubah menjadi bersih dan indah," kata Arief.  

Selain penataan kawasannya, kata Arief, pemerintah juga membangkitkan perekonomian masyarakat dengan cara memberika pelatihan ekonomi warga melalui kegiatan UMKM. " Pemberdayaan ekonom di Ketapang sudah berhasil, jika dulu warga hanya mengandalkan pendapatan dari melaut (nelayan)." 

Seiring semakin ramainya pengunjung ke desa wisata itu, kata Arif, warga memanfaatkan potensi di sektor wisata dengan berjualan, mie, minuman, warung kopi hingga warung makan. Warga setempat juga dilatih untuk memanfaatkan teknologi tepat guna dengan  mengubah buah mangrove menjadi minuman dan makanan. "Dengan adanya sumber pendapatan baru, warga Desa Ketapang memiliki penghasilan yang signifikan dan ini telah membangkitkan perekonomian mereka," tutup Arief.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus