Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penumpang maskapai penerbangan bisa menghadapi denda $120,000 atau sekitar Rp1,9 miliar setelah bercanda tentang meledakkan pesawat. Akibat candaannya, Angkatan Udara Spanyol mengerahkan jet tempur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aditya Verma yang berusia 18 tahun yang dituduh melakukan kekacauan publik membela diri di Pengadilan Nasional Spanyol pada Senin, 22 Januari 2024, dengan mengatakan bahwa itu hanya lelucon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada musim panas 2022, Aditya hendak menaiki penerbangan ke pulau Menorca di Spanyol dari Bandara Gatwick London. Sesaat sebelum menaiki pesawat, pemuda asal Inggris tersebut memutuskan untuk mengirimkan foto area check-in kepada tujuh temannya melalui jejaring sosial Snapchat. Gambar-gambar itu memuat kalimat yang dia tulis sendiri, "Dalam perjalanan saya untuk meledakkan pesawat, saya adalah anggota Taliban".
Intelijen Inggris menemukan pesan tersebut ketika pesawat sudah berada di atas Perancis dan memutuskan untuk memperingatkan Spanyol, karena penerbangan tersebut akan mendarat di pulau Spanyol.
Kementerian Pertahanan Spanyol kemudian mengirim Eurofighter untuk mengawal pesawat tersebut, karena meyakini penumpang tersebut adalah teroris.
Saat di pengadilan, Aditya mengatakan bahwa niatnya tidak pernah menimbulkan kesusahan publik atau menimbulkan kerugian publik.
Tapi dia harus menghadapi tuduhan gangguan publik, yang dapat mengakibatkan dia diperintahkan untuk membayar lebih dari $120.000 atau Rp1,9 miliar jika terbukti bersalah. Sekitar $103.000 atau sekitar Rp1,6 miliar di antaranya berasal dari Kementerian Pertahanan Spanyol untuk biaya pengiriman jet tempur.
Verma mengatakan kepada pengadilan bahwa dia awalnya mengira jet-jet itu mengapit pesawat sebagai bagian dari latihan militer terkait perang Rusia-Ukraina.
Pengacara Verma mengatakan kepada pengadilan bahwa itu adalah lelucon yang buruk, namun menekankan bahwa itu dibuat secara pribadi dengan teman-temannya.
Masalahnya adalah salah satu temannya terhubung ke Wi-Fi umum bandara, sehingga foto tersebut dapat dilacak intelijen Inggris.
KUHP Spanyol menyatakan bahwa seseorang yang melakukan simulasi situasi bahaya bagi masyarakat meski hanya bercanda, yang memerlukan bantuan dari polisi atau layanan darurat, akan dihukum. Setelah kesaksian hari Senin, sidang dijadwalkan untuk menjatuhkan hukuman.
BUSINESS INSIDER | EURONEWS