Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan sejumlah event dalam menyambut Ulang Tahun (HUT) ke-77 pada 7 Juni 2024 ini. Dari sederet agenda itu, ada satu atraksi menarik yang bisa disaksikan wisatawan dan masyarakat, yakni Pawai Alegoris yang akan dihelat pada Sabtu, 8 Juni 2024, mulai pukul 15.30 hingga selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pawai Alegoris merupakan arak-arakan panjang yang diikuti oleh banyak orang dan dilangsungkan atau dipertunjukkan di muka umum. Untuk tahun ini, pawai ini mengusung tema Harmony in Old Mataram. Event itu akan menempuh rute dan dipusatkan di wilayah Kotagede, bukan di kawasan Jalan Malioboro yang selama ini jadi langganan gelaran atraksi seni budaya.
Alasan Pemilihan Kotagede
Pemilihan Kotagede sebagai lokasi pawai bukan tanpa alasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selain sebagai sentra kerajinan perak dan terdapat kompleks Makam Raja Mataram Islam, Kotagede juga memiliki potensi wisata luas seperti kuliner lokal, ini ingin kami angkat," kata Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Sri Arika Wahyuningsih, Rabu, 5 Juni 2024.
Arika mengatakan, Yogyakarta tak hanya memiliki Malioboro yang sudah terkenal di kalangan pelancong. Menurutnya, Kotagede yang ada di selatan Kota Yogyakarta juga layak disambangi.
“Produk ekonomi kreatif di Kotagede seperti kuliner roti kembang waru, kipo, dan ukel menjadi salah satu daya tarik yang memiliki nilai otentik dan kelokalan khas Mataram,” kata dia.
Rute Pawai di Kotagede
Adapun rute pawai akan melewati wilayah ikonik Kotagede, dimulai dari Jalan Kemasan hingga Jalan Mondorakan. Dalam event gratis ini wisatawan akan disuguhi visualisasi tentang destinasi khas selatan Yogyakarta itu.
Tim Kreatif Pawai Alegoris Yogyakarta, Hedi Setio Yulianto mengatakan akan ada sepuluh situs bersejarah yang dinarasikan dalam atraksi seni pawai itu, merujuk kebesaran Kotagede sebagai ibu kota Kerajaan Mataram di masa lampau.
Situs bersejarah itu antara lain Situs Beteng Cepuri/Bokong Semar, Situs Padas Temanten, Situs Watu Gajah, Situs Nogobondo, dan Situs Beteng Peleman. Kemudian ada juga Situs Watu Gilang, Situs Sumur Retno Dumilah, Situs Sendang Selirang, serta Situs Watu Gatheng.
"Kesepuluh situs itu memiliki daya tarik bagi para wisatawan," kata dia. “Jadi event ini ini tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan kreasi budaya masyarakat. Tetapi juga sebagai sarana promosi objek wisata di Yogyakarta, terutama di selatan kota,” ujarnya.
Pawai Sebelumnya
Pada 2023 lalu, Pawai Alegoris ini juga dipusatkan di Kotagede. Bedanya saat itu menampilkan atraksi seni dari 12 sanggar seni di Kota Yogyakarta. Dan mengusung sejarah nama atau toponimi kampung-kampung yang berada di kawasan Kotagede, berdasarkan tokoh-tokoh kampung tersebut.
Adapun pada 2022, Pawai Alegoris Yogyakarta mengusung keindahan destinasi wisata air di Kota Yogyakarta sehingga digelar di kawasan Sungai Gajah Wong, salah satu sungai terbesar yang membelah Kota Yogyakarta.
Meski baru mulai digelar pada 2021, Pawai Alegoris telah masuk dalam Calender of Event yang terdaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf Republik Indonesia.
PRIBADI WICAKSONO