Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Bukan Hanya Copet, Kota di Eropa Ini juga Rawan Penipuan terhadap Turis

Penjual yang agresif atau menu yang tidak mencantumkan harga adalah dua tanda penipuan yang patut diwaspadai saat melancong ke Eropa.

25 Juni 2024 | 16.57 WIB

El Retiro Park, Madrid, Spanyol. Unsplash.com/Sara Riano
Perbesar
El Retiro Park, Madrid, Spanyol. Unsplash.com/Sara Riano

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spanyol dan Prancis menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Eropa. Beberapa tempat di kedua negara ini terkenal dengan copet. Kini bukan hanya copet, tempat-tempat wisata di sana juga menjadi sarang penipuan yang menyasar wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tahun lalu, data yang dikumpulkan oleh Quotezone.co.uk menemukan bahwa Spanyol adalah salah satu tujuan terburuk penipuan turis, bersama dengan Perancis. Penelitian ini menemukan bahwa penipuan ini biasanya terjadi di area dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, seperti landmark dan objek wisata populer. Para penipu dan pencopet itu terorganisasi dengan baik sehingga sulit ditangkap. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, wisatawan tetap bisa menghindari penipuan dengan memperhatikan tanda-tanda yang muncul. 

Menurut salah satu pakar perjalanan, Jason Higgs, Senior Deals Strategist di Bountii, ada beberapa bendera merah yang harus diwaspadai saat berada di tempat-tempat itu. Menurut dia, penipuan turis sering kali terjadi di bar, restoran, kafe, dan toko di area sibuk.

Tanda Bahaya Penipuan di Tempat Wisata Eropa

Salah satu tanda utama penipuan di tempat wisata di Eropa adalah cara tenaga penjualan mendekati pelanggan.

"Salah satu tanda-tanda jebakan turis adalah bertemunya tenaga penjualan agresif yang menerapkan taktik tekanan tinggi untuk membujuk wisatawan agar melakukan pembelian. Baik itu menawarkan suvenir, tur, atau layanan lainnya, para penjual ini sering kali menyasar wisatawan di kawasan ramai dan resor," kata Higgs, seperti dilansir dari Express.co.uk. 

Dia memperingatkan bahwa jebakan turis sering kali menggunakan taktik memaksa untuk melakukan pembelian yang tidak mereka inginkan.

“Dari menciptakan rasa urgensi hingga menggunakan teknik penjualan manipulatif, taktik ini bertujuan untuk mengeksploitasi kerentanan pengunjung dan memaksimalkan keuntungan bagi vendor,” katanya.

Pastikan Harga Tercantum di Daftar Menu

Pakar juga menyarankan untuk memastikan ada harga yang tertera pada menu restoran dan toko. Jika ada barang yang tidak ditetapkan harganya, maka ada risiko membayar jauh lebih mahal daripada nilai barang tersebut.

“Vendor mungkin tidak menampilkan harga secara mencolok atau mungkin memberikan informasi yang menyesatkan tentang harga barang atau jasa,” katanya.

Katie, salah seorang ekspatriat dan travel influencer yang tinggal di Spanyol, mengatakan bahwa penipuan restoran cukup umum terjadi. Dia mengaku paling sering melihat penipuan ini terjadi di Madrid.

"Di Madrid, semua restoran diwajibkan untuk menampilkan semua harga di menu tetapi beberapa restoran akan mencantumkan menu spesial sehari-hari di papan tulis dan tamu tidak akan mengetahui harganya. Lalu, pelanggan akan memesannya dan harganya akan jauh lebih mahal daripada yang lainnya," ujar Katie.

Jika tidak yakin dengan harga atau ada yang tidak beres, percayalah pada naluri. “Jangan takut untuk menjauh dari penjual agresif atau perusahaan yang kurang transparan harga, karena lebih baik berhati-hati daripada menyesali pembelian impulsif di kemudian hari," kata dia. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus