Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengemudi taksi online di Malaysia diperiksa setelah diduga mencemarkan nama baik pariwisata negara tersebut lewat video viral belum lama ini. Dalam video, ia mengatakan bahwa Malaysia bukanlah tempat yang baik untuk turis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam video yang diunggah pada 4 Juni di akun TikTok "Samisma_News & AATV Rakyat News", pengemudi tersebut terlihat menjemput seorang turis asing dari Inggris di Penang. Sambil mengemudia, dia berbicara dengan turis tersebut tentang Malaysia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski turis tersebut menunjukkan kesukaannya pada Penang, sang pengemudi mengatakan Malaysia secara umum bukanlah tempat yang baik untuk wisatawan. Dia mengatakan bahwa tempat terbaik untuk berwisata adalah Thailand yang benar-benar surga menurut dia.
“Setelah Penang, Anda bisa pergi ke Langkawi, tapi hanya itu. Tidak ada tempat lain yang bisa Anda datangi,” kata sang sopir kepada turis tersebut.
Sang pengemudi juga menyebut Malaysia sebagai tempat yang “tidak adil” bagi penganut agama selain Islam. “Bisa saja kita bersenang-senang, tapi karena ini negara Muslim, mereka ingin kita mengikuti gaya hidup mereka. Ini tidak adil kan?” kata sang pengemudi sambil menambahkan bahwa tinggal di Malaysia hampir setara dengan tinggal di gua atau di dalam hutan.
Video tersebut menjadi viral di beberapa platform media sosial sehingga memicu kritik masyarakat terhadap pengemudi yang menjelek-jelekkan Malaysia kepada turis asing.
Diselidiki Berdasarkan Dua Undang-undang
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain mengatakan penyelidikan bermula dari laporan seorang pedagang berusia 49 tahun yang melihat video TikTok di rumahnya di Kempas Baharu, Johor Bahru kemarin. Pemeriksaan akan dilakukan dengan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia untuk mendapatkan rincian pemilik akun TikTok dan mengidentifikasi pengemudinya, menurut laporan Daily Express Malaysia.
Kasus ini akan diselidiki berdasarkan Undang-Undang Penghasutan tahun 1948 dan Undang-undang Komunikasi dan Multimedia tahun 1998.
Malaysia, yang terkenal dengan kekayaan budaya dan landmark ikoniknya. Tahun lalu, negara ini mencatat hampir 29 juta wisatawan asing sehingga menjadi tujuan wisata paling populer di Asia Tenggara.
Baru-baru ini Malaysia menempati posisi teratas survei tentang destinasi liburan terbaik di Asia oleh lembaga keuangan Amerika Serikat, Insider Monkey.
VN EXPRESS | THE SUN MY | DAILY EXPRESS MALAYSIA