Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Deretan peristiwa kebakaran di Gunung Rinjani Beberapa Tahun Terakhir

Gunung Rinjani kembali kebakaran, lagi-lagi diduga karena kekeringan

19 Juni 2024 | 15.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden kebakaran lahan kembali terjadi di Gunung Rinjani. Kali ini, si jago merah melalap area bagian timur kawasan Gunung Rinjani Lombok Timur. Kebakaran yang terjadi pada Minggu, 16 Juni 2024 tersebut telah berlangsung dua hari lamanya. Masih belum diketahui penyebab dari kebakaran tersebut.

Kebakaran tersebut terindikasi setelah terlihat sebuat titik api yang berasal dari Danau Segara Anak. Menurut Budi Soesmardi selaku Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR, secara spesifik kebakaran tersebut terjadi di Aik Berik Lombok tengah. “Lokasi diperkirakan di jalur pendakian Aik Berik Lombok Tengah,” ujarnya seperti dilansir Antara

Diduga kuat, kemungkinan besar, penyebab kebakaran adalah kekeringan. Seperti diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG sudah memprediksi akan terjadi kekeringan meteorologis berdasarkan monitoring curah hujan dasarian di delapan daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Atas kejadian tersebut, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Anggitya Pratiwi umumkan beberapa daerah yang berpotensi mengalami kekeringan di level siaga. Beberapa daerah tersebut diantaranya adalah Kabupaten Dompu, Kecamatan Kempo, Kilo, Pajo, dan Kabupaten Bima, Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu Palibelo, Wawo, Wera.

Kekeringan juga diperkirakan melanda Kota Bima, Kecamatan Raba, Rasane Timur, lalu Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Lembar; Lombok Timur, Kecamatan Sambelia; Kabupaten Lombok Utara, Kecamatan Bayan; Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas, Lape, Moyohilir, Sumbawa, Unter Iwes; dan Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Jereweh.

Kebakaran Gunung Rinjani

Kebakaran yang terjadi di Gunung Rinjani saat ini bukan menjadi yang pertama bagi Gunung Rinjani. Beberapa hari terakhir, gunung eksotis itu telah mengalami kebakaran wilayah dengan penyebab yang beragam. Mayoritas penyebabnya adalah musim kemarau dan curah hujan yang sangat minim.

Berikut adalah beberapa peristiwa kebakaran Gunung Rinjani dalam beberapa tahun terakhir:

1. Kebakaran tahun 2017

Kebakaran TNGR pada Senin sore, 21 Agustus 2017 hingga Selasa dini hari, 22 Agustus 2017 terjadi akibat aktivitas manusia karena terjadi di jalur pendakian. Kepala TNGR saat itu, Agus Budi Santoso mengatakan cuaca kering bisa menjadi salah faktornya namun setelah diselidiki lebih memungkinkan terjadi karena aktivitas manusia.

"Kebakarannya terjadi di jalur pendakian, jadi sangat memungkinkan itu terjadi karena aktivitas manusia yang menyebabkan munculnya api," kata Agus, Selasa siang, 22 Agustus 2017.

Kebakaran TNGR 2017 tersebut dilahap oleh api sebanyak 60 hektare termasuk salah satu pos pendakian, yaitu Pos 3 menuju Pos Ektra di jalur pendakian Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

2. Kebakaran tahun 2019

Kebakaran TNGR pada 2019 ini terjadi karena faktor alam yang menyebabkan kondisi lingkungan terlalu kering dan sulitnya pemadaman api dengan cepat karena jalurnya yang terjal dan sulit dijangkau, Kebakaran TNGR saat itu tercatat terbakar sebanyak 6.055,3 hektar. Angka ini berdasarkan kompilasi data lapangan dan Satelit Sentinel-2. 

3. Kebakaran tahun 2023

Kebakaran TNGR yang terjadi pada 4 Agustus 2023 tersebut terjadi di tempat yang hampir sama dengan kebakaran TNGR 2024, yaitu  Aik Berik Kabupaten Lombok Tengah atau lebih spesifiknya adalah arah pintu Aik Berik Kabupaten Lombok Tengah dan berdampingan dengan pintu pendakian Joben Titi Batu Kabupaten Lombok Timur. 

Kebakaran ini juga menyebabkan dua jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani ditutup. Puncak ini dapat dicapai melalui enam pintu yakni Senaru, Sembalun, Torean, Timbanuh, Tetebatu, Aik Berik, dengan kuota sehari sebanyak 700 orang.dua jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani ditutup. Puncak ini dapat dicapai melalui enam pintu yakni Senaru, Sembalun, Torean, Timbanuh, Tetebatu, Aik Berik, dengan kuota sehari sebanyak 700 orang.

ADINDA ALYA IZDIHAR | ANTARA | ABDUL LATIEF APRIAMAN | SUPRIYANTO KHAFID

Pilihan Editor: Kebakaran Gunung Bromo Bikin Rugi Rp 5 Miliar Lebih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus