Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Destinasi Wisata Religi di Uzbekistan yang Dikunjungi Ma'ruf Amin, Rekomendasi untuk Jemaah Umrah

Selain menghadiri sejumlah pertemuan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin sempat mengunjungi sejumlah destinasi di Uzbekistan yang bernilai religi.

19 Juni 2023 | 12.12 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat berziarah ke makam Imam Bukhari, di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 14 Juni 2023. ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga
Perbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat berziarah ke makam Imam Bukhari, di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 14 Juni 2023. ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Uzbekistan pada 12-14 Juni lalu. Selain menghadiri sejumlah pertemuan, Ma'ruf bersama rombongan sempat mengunjungi sejumlah destinasi di Uzbekistan yang bernilai religi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pertama, Ma'ruf mengunjungi Museum Amir Timur di wilayah Tashkent. Di museum itu, ia dan rombongan bisa melihat sejarah kejayaan tokoh penguasa Islam Sunni, yakni Timur Lenk atau Amir Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan Timur Lenk adalah seorang raja yang menjadi kebanggaan masyarakat Uzbekistan. Di masa lalu, Timur Lenk memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas hingga ke Rusia serta pernah menaklukkan Turki Usmani dan India.

"Ini adalah tokoh sejarah yang cukup besar pengaruhnya dalam penaklukan-penaklukan dunia Islam," kata Masduki dalam keterangannya.

Bangunan Museum Amir Timur merupakan salah satu ikon Kota Tashkent dengan kubah berwarna biru terang. Interior Museum Amir Timur tampak megah dengan ragam lukisan yang terpasang cantik pada setiap dinding bangunan.

Tak hanya berhiaskan lukisan, museum itu tampak megah dengan adanya kilauan cahaya lampu gantung yang menambah pesona keindahan museum. Di museum itu juga terdapat mushaf atau salinan Al Qur’an berukuran besar yang diletakkan di dalam sebuah kotak kaca. 

Berbagai lukisan dari para penguasa kerajaan juga terpampang di sepanjang dinding bangunan, termasuk lukisan suasana peperangan dan peta wilayah kekuasaan Amir Timur di beberapa negara Asia dan sebagian wilayah Rusia. Museum ini juga menampilkan koleksi barang persembahan dari kerajaan lain serta perlengkapan baju zirah yang biasa dipakai pada zaman tersebut.

Setelah dari museum itu, Ma'ruf dan rombongan berziarah ke makam Imam Bukhari dan Imam Al Maturidi di kota Samarkand. "Ini kota tua, kalau saya baca Samarkand didirikan 390 Sebelum Masehi oleh Iskandar Zulkarnain," ujar Ma'ruf.

Pada abad kedelapan, Samarkand dikuasai khalifah-khalifah Arab dari Abbasiyah sehingga banyak ulama lahir di kota tersebut. "Tadi salah satu ulama yang kita kunjungi, salah satunya Mansur Al Maturidi. Itu imam yang merumuskan paham ahlul sunah waljamaah, karena pada waktu itu di sini banyak paham mu'tazilah dan qadariyah, kemudian diluruskan oleh beliau," kata Ma'ruf.

Selain berziarah ke makam Al Maturidi, Ma'ruf berziarah ke makam ahli hadis terkemuka Imam Bukhari. "Imam Bukhari seorang yang mengumpulkan hadis-hadis shahih dan paling shahih di samping hadis Muslim, tapi yang utama itu hadis Bukhari," kata dia.

Menurut Ma'ruf, ada yang menghubungkan Indonesia dengan Samarkand, di mana beberapa ulama Samarkand pernah berkunjung ke Indonesia. Salah satunya Syekh Jumadil Kubro yang memiliki anak di Jawa Timur bernama Ibrahim Asamarkandi atau biasa dikenal dengan sebutan Ibrahim Asmorokandi.

Selain itu, makam Imam Bukhari ditemukan berkat jasa Presiden pertama Soekarno. "Dan kita sedang mengusulkan di tempat ini dibangun Soekarno Memorial Library, semacam perpustakaan Bung Karno, untuk mengenang bahwa Bung Karno yang menemukan (mendorong ditemukan) tempat ini," kata Ma'ruf.

Kerja sama wisata religi

Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi sebelumnya menyampaikan kunjungan ziarah Ma'ruf ke sejumlah makam tokoh Islam salah satunya terkait dengan upaya meningkatkan kerja sama wisata religi dengan Uzbekistan. Selama ini, masyarakat Indonesia yang melakukan umrah ke Tanah Suci, biasanya turut melakukan wisata sejarah religi ke Turki, Dubai atau Mesir.

Menurut Masduki, ada harapan dari pelaku usaha perjalanan agar masyarakat Indonesia juga melakukan wisata sejarah peradaban Islam ke Uzbekistan. "Ya kenapa tidak, misalnya dari Indonesia terlebih dulu ke Uzbekistan, ke Kota Samarkand, ke beberapa tempat historis, lantas baru ke Madinah untuk umrah,"kata dia.

Sebaliknya, beberapa wilayah di Indonesia yang sempat menjadi tujuan ulama-ulama asal Samarkand untuk berdakwah bisa menjadi tujuan wisata religi bagi masyarakat Uzbekistan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus