Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desainer busana muslim Dian Pelangi baru-baru ini mendapat sorotan setelah Anies Baswedan dan istrinya, Fery Farhati, mengenakan busana couple bermotif tulisan AMIN hasil rancangannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hari ini berkegiatan dengan outfit couple karya Mbak @dianpelangi. Terima kasih sudah dibuatkan khusus untuk keluarga AMIN (emoticon senyum). WE LOVE IT!!!" Tulis caption Fery Farhati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dian Pelangi/Foto: Instagram/Dian Pelangi
Namun, kesuksesan Dian Pelangi tidak diraih dalam semalam. Ia telah melalui perjalanan panjang dan penuh inovasi, membawa busana muslim Indonesia ke kancah internasional.
Dilansir dari berbagai sumber, Dian Pelangi, yang memiliki nama asli Dian Wahyu Utami, lahir di Palembang pada 14 Januari 1991. Sejak kecil, Dian sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia fashion. Ia kerap mendesain pakaiannya sendiri dan bahkan pernah mengikuti lomba desain busana saat masih duduk di bangku sekolah dasar.
Setelah lulus SMK Negeri 1 Pekalongan jurusan tata busana, Dian melanjutkan pendidikannya di École Supérieure des Art et Techniques de la Mode (ESMOD) di Jakarta. Sekembalinya dari ESMOD, Dian dipercaya orang tuanya untuk memegang kendali butik Dian Pelangi yang kala itu masih menjual busana muslim dengan model yang tergolong "tua" dan kurang mengikuti tren terkini.
Dian Pelangi muda melihat ini sebagai peluang untuk berinovasi. Ia mulai merancang busana muslim dengan gaya dan tren terbaru, lebih modern dan berbeda dari yang sudah ada. Sepanjang tahun 2009, ia rajin memperkenalkan rancangannya, mendobrak persepsi bahwa busana muslim tidak bisa tampil stylish dan kekinian.
Kegigihan Dian Pelangi membuahkan hasil. Ia diundang secara khusus oleh Kementerian Pariwisata untuk memamerkan karyanya di pagelaran busana yang diadakan pemerintah Indonesia di Melbourne, Australia, pada 2009.
Tak berhenti sampai di situ, ia juga mengikuti Jakarta Fashion Week 2009 dan mendapat kesempatan memamerkan rancangannya di berbagai acara internasional, seperti Indonesia is Remarkable di London (2010), The International Fair of Muslim World (2011), hingga New York Fashion Week (2014) dan Paris Fashion Week (2017).
Dian Pelangi tidak hanya dikenal sebagai desainer berbakat, tetapi juga sebagai sosok inspiratif bagi banyak muslimah muda. Ia aktif berbagi kisah perjalanan kariernya melalui media sosial dan menjadi founder Hijaber Community, sebuah komunitas yang mewadahi para muslimah untuk saling berbagi pengalaman dan inspirasi.
Selain itu, Dian Pelangi juga aktif menulis buku, di antaranya Hijab Street Style dan Brain, Beauty, and Belief. Prestasinya tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Ia pernah masuk dalam daftar 500 desainer berpengaruh versi Business of Fashion Magazine dan 30 under 30 Asia 2018 kategori "The Arts" dan "Celebrities" versi majalah Forbes.
Kehidupan pribadi Dian Pelangi juga tak luput dari sorotan. Setelah pernikahan pertamanya yang kandas, ia menikah dengan pengusaha Sandy Nasution pada tahun 2019 dan kini hidup bahagia bersama sang suami.
Kisah Dian Pelangi merupakan bukti bahwa kerja keras, kreativitas, dan inovasi dapat mengantarkan seseorang meraih kesuksesan. Ia telah berhasil membawa busana muslim Indonesia ke kancah internasional dan menginspirasi banyak orang, khususnya para muslimah muda, untuk berkarya dan mengejar mimpi mereka.