Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Govind Sandhu, Pimpinan TikTok Australia Divonis Kanker di Usia 38 Tahun

Govind Sandhu, Kepala Kemitraan Musik Global TikTok Australia, didiagnosis menderita limfoma non-Hodgkin stadium 4 di usia 38 tahun.

6 Juli 2024 | 20.10 WIB

Govind Sandhu. Foto: Instagram.
Perbesar
Govind Sandhu. Foto: Instagram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Govind Sandhu, Kepala Kemitraan Musik Global di TikTok Australia, berbagi kabar mengejutkan melalui akun Instagram pribadinya, @govindsandhu. Dia mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis menderita limfoma non-Hodgkin stadium 4, sebuah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik tubuh. Padahal, usianya baru 38 tahun dan selalu menerapkan pola hidup sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perjalanan Govind menuju diagnosis ini dimulai setelah dia menyelesaikan Sydney Half Marathon. Dalam unggahan Instagramnya, Govind mengisahkan bahwa awalnya ia merasa dalam kondisi terbaik sepanjang hidupnya.

Govind Sandhu Tak Percaya Kanker Singgah di Tubuhnya

“Aku pikir, aku berada dalam kondisi terbaik dalam hidupku, paling sehat yang pernah aku alami. Seorang Crossfitter yang menjalankan ultra-maraton dan maraton menjalani pelatihan hidup dan bernapas, mengoptimalkan tidur dan pemulihan, suplemen, nutrisi,” kata dia, dikutip pada Sabtu, 6 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah kembali ke Sydney pada April lalu, usai menjalani pelatihan di Bali, Govind mulai mengalami gejala-gejala aneh sehari setelah mengikuti setengah maraton pada Mei. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika lututnya bengkak, yang awalnya dia mengira hanya cedera akibat jogging di Hobart. “Lututku bengkak dan mengira itu karena cedera saat berlari di Hobart,” ujar Govind.

Namun, gejala-gejala lain yang menyerupai flu seperti badan pegal-pegal dan keringat berlebihan mulai muncul. Govind mengalami nyeri tubuh yang sangat parah, terutama di bagian belakang leher hingga ke bahu. “Malam itu, tubuhku berkeringat deras, yang membuatku terbangun sepanjang malam, dan aku benar-benar basah kuyup,” ungkapnya.

Dalam empat minggu berikutnya, kondisi Govind semakin memburuk. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, termasuk tes darah, USG, PET scan, CT scan, dan biopsi jaringan, akhirnya dokter memberikan diagnosis yang pasti: limfoma non-Hodgkin stadium 4. Govind juga mengungkapkan bahwa dokter menemukan beberapa kelainan di pankreasnya.

Kabar ini tentu saja sangat mengejutkan bagi Govind dan orang-orang terdekatnya. “Aku sangat terkejut dan terpukul. Aku bertanya-tanya mengapa saya terkena kanker,” kata Govind di Instagram. 

Govind dijadwalkan untuk segera memulai kemoterapi, yang akan mencakup enam putaran setiap 21 hari. Namun, jika ditemukan kanker di atas pankreas, dia akan menerima pengobatan yang berbeda. “Proses pengobatannya akan sangat sulit karena ini adalah kanker yang agresif,” ucapnya.

Berbagi Kisah Inspiratif ke Pengikutnya

Selain menghadapi pengobatan fisik, Govind juga harus mengatasi dampak emosional dari diagnosisnya. Menurut dia, kanker sangat rumit, membingungkan, dan berbeda-beda.“Saat kamu pertama kali didiagnosis, sangat sulit untuk memahami apa arti sebenarnya penyakit ini bagimu, dan ini adalah perjalanan yang sangat personal,” kata Govind.

Govind terus memberikan kabar terbaru kepada para penggemarnya melalui media sosial. Dia berharap, dengan berbagi kisahnya, dapat memberikan inspirasi dan dukungan kepada mereka yang mungkin juga sedang berjuang melawan penyakit serupa. 

“Bagiku, ini tentang menjalani hari demi hari dan langkah demi langkah. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kendalikan apa yang aku bisa dalam hal pergerakan, nutrisi, pola makan, dan lakukan apa yang aku bisa,” ujarnya menambahkan. 

Kanker limfoma juga pernah diderita musisi, Ari Lasso. Ia sempat menepi dari segala aktivitas bermusiknya untuk pengobatan dan melakukan serangkaian kemoterapi. Kini ia dinyatakan sudah sembuh dari kanker. 

ENEWS | TIMES NOW | INSTAGRAM

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus