Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Ikke Nurjanah Pernah BAB Sembarangan

Kenapa Ikke Nurjanah melakukan itu, BAB sembarangan?

12 Mei 2016 | 16.13 WIB

Penyanyi Dangdut Ikke Nurjanah tampil dalam pagelaran musik 100 Tahun Ismail Marzuki di Gedung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (24/5). Ikke Nurjanah membawakan lagu Di Ambang Sore dan Kampung Halaman. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Penyanyi Dangdut Ikke Nurjanah tampil dalam pagelaran musik 100 Tahun Ismail Marzuki di Gedung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (24/5). Ikke Nurjanah membawakan lagu Di Ambang Sore dan Kampung Halaman. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut Ikke Nurjanah mengaku pernah buang air besar (BAB) sembarangan saat masih anak-anak.

"Sampai tahun 1980-an sekian, saya adalah pelaku BAB sembarangan, saya akui itu. Karena dulu saat masih kecil saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana di Kampung Pademangan Timur, Jakarta Utara," kata diva dangdut itu.

Ikke melanjutkan, dia pernah mengalami buang BAB dengan berbagai cara. "Saya mengalami momen menggunakan WC helikopter, dulu saat masih kecil. Saya seru-seru saja, tapi setelah remaja saya merasa khawatir dan malu," kata Ikke dalam acara penutupan program IUWASH dengan tema Mewujudkan Mimpi untuk Meningkatkan Pelayanan Akses Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia di Jakarta Pusat.

Ikke mengisahkan, buruknya sanitasi di lingkungan rumahnya saat dirinya kecil dulu membuatnya harus diantar ibu-nya setiap kali ingin buang air besar.

"Jadi dulu toiletnya itu ada di jembatan, namanya WC helikopter. Untuk BAB, saya harus melalui lorong di belakang rumah, saya harus ke belakang dan saya harus ketemu kali, dan ibu saya selalu bawain payung dan juga ember, kenapa? Karena tempat saya BAB itu pakai jembatan dan harus menggantung dan juga mengantri. Kalau ada yang di dalam jadi saya harus menunggu, dan saya melihatlah prosesi orang lain BAB. Lalu payung itu saya pakai untuk melindungi dari panas, hujan dan juga orang melihat dari pesawat karena rumah saya di belakang Kemayoran," kenang Ikke.

Setelah dewasa, Ikke kembali ke perkampungan tempat lahirnya dan menjumpai penduduk di daerah tersebut baru memiliki toilet dan sanitasi yang layak beberapa tahun belakangan.

"Kemarin saya kembali ke Pademangan Timur dan saya menemui Tante saya dan Alhamdulillah tante saya sudah punya toilet sekarang. Tapi saat saya tanya, ibu RW di sekitar situ, katanya kondisi itu baru sekitar tiga tahunan lalu membaik. Makanya, kita harus menjadikan air dan sanitasi ini sebagai dream come true kita, mari lebih peduli lagi dengan sanitasi," kata ibu satu anak itu.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aliya Fathiyah

Aliya Fathiyah

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus