Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan awal November 2024 ini.

4 November 2024 | 18.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan di wilayah tersebut awal November 2024 ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan status Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah pada periode 24 Oktober hingga 24 November sebagai bentuk kewaspadaan dan antisipasi kerawanan bencana di sejumlah titik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Memasuki awal November ini intesitas hujan disertai angin kencang di Yogyakarta mulai meningkat, potensi kerawanan bencana itu mulai terlihat sehingga masyarakat musti berhati-hati," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, Senin 4 Oktober 2024.

Pada Minggu, 3 November 2024, hujan disertai angin kencang merobohkan sebuah rumah kayu di Sewon Kabupaten Bantul dan membuat satu warga lanjut usia (lansia) meninggal ditempat karena tertimpa reruntuhan. Kejadian itu juga membuat satu lansia penghuni rumah dilarikan ke rumah sakit karena terluka.

Noviar menuturkan, tak hanya hujan lebat dan angin kencang yang jadi kewaspadaan. Namun juga bencana turunannya seperti longsor dan banjir yang rawan terjadi di sejumlah titik. Terutama di Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman. Perbukitan Menoreh yang terletak di Kabupaten Kulon Progo disebut memiliki potensi bencana longsor paling tinggi saat terjadi hujan lebat dalam durasi panjang.

Adapun potensi bencana banjir yang perlu diwaspadai, kata Noviar, terutama di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Seperti Sungai Code dan Sungai Boyong, yang alirannya melintasi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul. "Untuk antisipasi longsor dan luapan banjir sungai sungai berhulu di Merapi kami telah meminta petugas dan masyarakat menyiapkan bronjong," kata dia.

Kepala Stasiun BMKG Yogyakarta, Warjono, menuturkan hingga 4 November ini sejumlah wilayah Yogyakarta berpotensi diguyur hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin pada sore hingga malam hari.

Di Kabupaten Kulon Progo potensi itu antara lain ada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih, Kokap, dan Nanggulan. Sedangkan di Kabupaten Bantul tersebar di Kecamatan Srandakan, Sanden, Pandak, Pajangan, Kasihan, dan Sedayu. Lalu di Kabupaten Sleman tersebar di Kecamatan Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Ngemplak, Ngaglik, Sleman, Tempel, dan Pakem.

"Potensi hujan lebat itu dapat meluas ke wilayah lain," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus