Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Kunjungi Destinasi Populer? Ketahui Tips Keamanan Saat Berada di Keramaian

Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang sulit terhindarkan.

14 November 2022 | 07.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan banyak terjadi musibah di sejumlah tempat yang diakibatkan oleh situasi keramaian yang tak terkendali. Misalnya Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan di mana ada sekitar 150 orang yang menjadi korban jiwa akibat berdesak-desakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa yang mirip juga terjadi di jembatan gantung di Gujarat, India yang ambruk setelah dinaiki oleh banyak turis yang melebihi kapasitas. Hampir 200 turis menjadi korban dan 100an diantaranya tewas terjatuh ke sungai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di salah satu konser K-pop pun terjadi hal serupa. Tak sampai menyebabkan korban jiwa, tapi menyebabkan korban luka. Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang sulit terhindarkan. Apabila kepadatan menjadi tak terkendali, maka situasi bisa berubah dalam sekejap menjadi bencana.

Karena itu, simak 8 kiat menjaga keselamatan ketika berada di tempat wisata yang ramai menurut Pegipegi:

Jadilah pengamat

Saat mulai masuk kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, biasakan sejenak mengambil momen untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan menjadi jalan keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri. Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang dikunjungi.

Pengamatan yang penting dan kepekaan juga dibutuhkan untuk mengevaluasi situasi keramaian. Apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian.

Ukur tingkat keramaian

Langkah ini penting untuk memutuskan kapan harus menyingkir dari keramaian. Jika tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman. Kemudian jika bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat. Pada titik ini, sudah diperlukan kewaspadaan. Jika sudah tidak bisa menggerakkan tangan dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, patut waspada karena ini menandakan keramaian sudah melebihi batas wajar.

Hindari titik berisiko

Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong dan jembatan. Titik ini bisa menjadi titik petaka karena biasanya merupakan akses keluar bagi orang-orang saat terjadi situasi darurat. Karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat dan pagar.

Cari tempat berlindung

Jika akses keluar tak memungkinkan, menyingkirlah perlahan dari keramaian dan gapai titik tertentu untuk berlindung. Jika Anda di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk dipanjat atau naiki apabila keramaian semakin tak terkendali. Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.

Terus bergerak

Saat berada dalam keramaian, orang biasanya akan sulit bergerak dan terbawa arus. Di sini, yang harus dilakukan adalah ikut bergerak sambil memperhatikan keseimbangan diri saat berjalan. Biasanya, ketika berjalan kaki di keramaian, akan terasa ada jeda setelah ikut terdorong ke depan mengikuti arus kerumunan. Dalam situasi ini, bergeraklah secara diagonal dengan memanfaatkan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda tersebut.

Perhatikan juga bahwa pada umumnya manusia ada yang refleks menahan diri agar tidak terdesak atau bahkan berusaha melawan arus. Dua hal itu sebaiknya tak dilakukan karena dapat membuat kelelahan dan energi terlanjur habis.

Tangan ala petinju

Nyatanya berdesak-desakan bisa menyebabkan kematian. Hal itu karena badan ikut terhimpit akibat tekanan dari berbagai sisi yang akhirnya menyebabkan sesak nafas. Karena itu, angkatlah kedua tangan seperti seorang petinju dan pastikan ada jarak yang cukup antara tangan dan dada. Ini membantu menahan tekanan yang bisa menghambat saluran pernapasan dengan kedua tangan.

Jaga pola pernapasan

Saat berada di kerumunan, orang bisa mengalami asfiksia atau kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen akibat cara bernapas yang abnormal, seperti akibat tersedak, paparan zat kimia atau asap, kepanikan hingga mengidap penyakit tertentu. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak hingga kematian. Karena itu, kendalikan diri dan atur pernapasan sebaik mungkin serta hindari berteriak jika tidak perlu.

Jika terjatuh, lindungi kepala

Situasi keramaian yang tak terkendali bisa menyebabkan seseorang terjatuh kemudian terinjak-injak. Jika sampai itu terjadi dan tak bisa segera bangkit, ambillah posisi meringkuk sedikit ke samping, seperti bayi dalam rahim. Lindungi kepala dengan kedua tangan untuk menekan risiko trauma pada kepala akibat terinjak-injak. Posisi meringkuk juga melindungi organ penting, seperti paru-paru dan jantung.

Itu tadi sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari bencana di tengah situasi keramaian. Demi menjaga keselamatan, ada baiknya sebelum bepergian, terutama ke tempat populer yang cenderung didatangi banyak orang, pertimbangkan dulu faktor risiko dan persiapkan dengan baik perjalanan Anda.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus